Stop Penghinaan Terhadap Nabi


Oleh: Rahmawati Ayu Kartini 
(Pemerhati Sosial)

Para penghina Nabi Muhammad selalu SAW berakhir tragis. Contoh terkini adalah nasib buruk yang dialami Salman Rushdie, Sastrawan kontroversial penulis The Satanic Verses atau Ayat-ayat Setan, Salman Rushdie, dilaporkan ditikam berulang kali di leher dan daerah torso oleh pria tak dikenal pada Jumat (12/8/2022).

The Satanic Verses adalah novel keempat karya Rushdie. Pertama kali diterbitkan pada September 1988, buku ini terinspirasi oleh kehidupan Nabi Muhammad tapi dengan plot cerita dan gambaran yang negatif, cenderung menghina.

Sementara itu, Lars Vilks, kartunis Swedia yang menggambar Nabi Muhammad SAW secara terhina pun tewas dalam tabrakan mobil pada Ahad (3/10/2021).

Sebelumnya deretan para kartunis penghina Nabi juga mengalami nasib tragis di akhir hayatnya. Mereka yang kini masih bertahan, hidup di tengah keresahan yang mencekam. Tinggal menunggu waktu...

Nasib Tragis Abdullah bin Ubay

Penghina Nabi Muhammad SAW selalu lahir dalam setiap zaman. Dan deretan penghina Nabi yang bernasib buruk kian panjang. Di sisi lain,syiar Islam bukannya surut melainkan malah terus bersinar ke seluruh penjuru dunia.

Pada era Nabi ada tokoh munafik bernama Abdullah bin Ubay bin Salul . Prof Dr M Quraish Shihab dalam bukunya berjudul "Membaca Sirah Nabi Muhammad Dalam Sorotan Al-Qur’an dan Hadis-hadis Shahih" memaparkan Abdullah bin Ubay menyebarkan propaganda dan api kebencian terhadap kaum Muhajirin di hadapan kelompoknya. Kata Abdullah bin Ubay, kaum Muhajirin telah membenci penduduk Madinah dan banyak dari mereka yang bermukim di Kota Madinah.

“Demi Allah, kita dengan mereka tidak lain kecuali seperti ungkapan, ‘Engkau menggemukkan anjingmu, lalu dia menerkammu.’ Demi Allah, kalau kita kembali ke Madinah, pastilah orang-orang mulia akan mengusir orang-orang hina,” kata Abdullah bin Ubai bin Salul kepada kelompoknya.

Perkataan Abdullah bin Ubay itu didengar Zaid bin Arqam. Zaid kemudian menyampaikan informasi itu kepada pamannya, dan pamannya melanjutkannya kepada Nabi Muhammad.

Tak berapa lama Abdullah bin Ubay menemui Rasulullah dan membantah bahwa ia berkata demikian. Inilah bukti nyata bahwa dirinya adalah seorang munafik, sebagaimana disebutkan dalam Al Qur'an.

Kemudian tidaklah Abdullah bin Ubay, Si Munafik itu, hidup beberapa hari sampai akhirnya sakit perut lalu mati.

Demikianlah sunatullah (ketetapan Allah) terhadap orang yang mencela Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Bumi Menolak

Imam Muslim meriwayatkan dalam Shahih dari hadis Anas tentang kisah penghina Nabi Muhammad SAW lainnya.

Anas berkata: Dahulu ada di antara kami seorang laki-laki dari Bani Najjar yang menyusul Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu duduk kepadanya, untuk menghafal surat al Baqarah dan Ali Imran, dan dia menulis untuk Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian dia bergabung dengan orang-orang Romawi, -yaitu menjadi kafir- dan mulai membuat-buat kebohongan atas Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Dia mengatakan: “Muhammad tidak mengetahui apa-apa dari al Qur’an, sesungguhnya akulah yang menuliskan untuknya”. Namun tidaklah dia hidup, kecuali sehari atau dua hari saja, dia mati, Allah Azza wa Jalla membunuhnya.

Orang-orang Romawi menghendaki untuk menguburnya, di dalam bumi. Mereka menggali lubang kubur baginya. Kemudian bumi memuntahkannya dari dalam tanah.

Mereka mengatakan: “Mungkin kawan-kawan Muhammad mengeluarkannya”. Mereka menggali lubang kubur lagi baginya dengan dalam. Namun bumi memuntahkannya lagi. Mereka lalu mengatakan: “Mungkin kawan-kawan Muhammad mengeluarkannya”.

Mereka membuat lubang kubur yang ketiga baginya dengan sangat dalam. Namun bumi memuntahkannya lagi. Maka mereka mengetahui bahwa perkara ini bukanlah dari para sahabat Nabi Radhiyallahu ‘anhum. Mereka meninggalkannya terlantar.

Karena dia mencela Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, menuduh beliau berdusta, menuduh Rasulullah membuat-buat al Qur’an ini, dan bahwa tidak ada sesuatu pada Muhammad kecuali yang dia tulis untuknya. Maka lihatlah, apa yang Allah Azza wa Jalla lakukan terhadapnya? Inilah bukti bahwa Allah _boten sare._ Para penghina Nabi pasti akan mendapat balasan kontan, dunia dan akhirat.

Menghentikan penghinaan terhadap Nabi 

Mencermati kasus Rushdie dll di era liberalisasi saat ini, telah begitu nyata impunitas Barat terhadapnya sehingga membuat Rushdie dalam kondisi keadaan tidak dapat dipidana (nirpidana). Padahal, pemikiran dan tindakan Rushdie jelas menista Islam dan mendukung penghinaan kepada Rasulullah saw.. Namun, atas nama kebebasan berbicara dan berekspresi, Rushdie dan para penghina Islam lainnya justru diberi perlindungan. Ini tidak ubahnya fasilitas yang Barat berikan untuk menista Islam.

Sungguh miris, menurut Barat, semua kejadian ini adalah bagian dari hak asasi karena dianggap bagian kebebasan bertingkah laku. Sayangnya, hak asasi versi Barat itu telah sengaja bergaung demi mengamputasi kehormatan umat Islam. 

Kondisi ini sekaligus menegaskan hipokrisi (kemunafikan) Barat bahwa hak asasi itu hanya memihak mereka, sedangkan Islam berada di posisi terhina dan direndahkan. Lebih parahnya lagi, fenomena semacam ini makin meluas dengan arus deras islamofobia akut global, yang bahkan sudah menjangkiti negeri-negeri muslim.

Sungguh, agama Islam tak akan dapat terlindungi jika umat tak memiliki pelindung yang kuat. Dulu Khilafah Utsmaniyah sanggup menghentikan rencana pementasan drama karya Voltaire yang akan menista kemuliaan Nabi saw. Saat itu Sultan Abdul Hamid II sebagai Khalifah (pemimpin kaum muslimin) langsung mengultimatum Kerajaan Inggris yang bersikukuh tetap akan mengizinkan pementasan drama murahan tersebut. 

Sultan berkata, “Kalau begitu, saya akan mengeluarkan perintah kepada umat Islam dengan mengatakan bahwa Inggris sedang menyerang dan menghina Rasul kita! Saya akan mengobarkan jihad akbar!” 

Kerajaan Inggris pun ketakutan. Pementasan itu dibatalkan. 

Sungguh, saat ini pun umat membutuhkan pelindung yang agung itu. Yakni seorang Khalifah kaum muslimin. Niscaya musuh-musuh Islam tidak akan pernah berani untuk menistakan Nabi Muhammad Saw.
Wallahu a'lam bishowab.

Post a Comment

Previous Post Next Post