Palestina Kembali Diserang Saatnya Islam Memimpin Dunia



Oleh: Yani Riyani (Ibu Rumah Tangga)
    Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mengutuk keras Israel yang kembali melakukan serangan terhadap jalur Gaza dan membiarkan ribuan ekstrimis zionis menyerbu Al-Aqsha, ia menegaskan teror yang kembali dilakukan Israel merupakan pelanggaran berkelanjutan yang nyata terhadap HAM dan hukum Internasional.
Serangan udara Israel yang terakhir mengakibatkan tewasnya 6 anak-anak, 32 warga sipil termasuk salah satu pimpinan kelompok perlawanan Palestina dan 215 warga dewasa dan anak-anak Palestina yang terluka. Serangan Israel yang berlangsung sejak Jum'at (5-8-2022), Israel mengklaim serangan tersebut merupakan operasi pre-emphtive. Banyak pakar menilai serangan ini berkaitan dengan agenda politik di Israel karena jadwal pemilu semakin dekat (dikutip dari Detik News).
   Agresi ini merupakan manipestasi dari arogansi kekuatan militer Israel dan perpanjangan pola pikir kolonialis yang menganggap wilayah Palestina yang diduduki sebagai lapangan pelatihan dan warga Palestina sebagai target. Serangan Israel yang terjadi di jalur Gaza menimbulkan berbagai respon dari banyak pihak dan  menanggapi kasus ini. Negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) berusaha mengupayakan tindakan-tindakan untuk menghentikan kasus tersebut. Pada pertemuan tingkat menteri Komite Eksekutif Organisasi Kerja Sama Islam. Beberapa langkah yang perlu dipertimbangkan untuk menghentikan konflik Israel dan Palestina yang sudah dikomunikasikan secara intens kepada negara-negara lain di Asia tenggara dan Uni Eropa yaitu:
Pertama: Memastikan adanya persatuan di antara negara anggota OKI dan negara yang memangku kepentingan Palestina dengan adanya persatuan yang terjalin, diharapkan menjadi penggerak dalam menggalang dukungan Internasional pada Palestina untuk mencapai kemerdekaannya.
Kedua: OKI harus mengupayakan adanya gencatan senjata, gencatan senjata dilakukan bertujuan untuk menghentikan tindakan kekerasan yang akan terus terjadi.
Ketiga: OKI harus fokus untuk membantu kemerdekaan Palestina. Dalam hal ini negara anggota OKI lebih keras memulai kembali negosiasi multilateral yang kredibel dan berpedoman pada parameter yang telah disetujui secara Internasional dengan tujuan mencapai perdamaian yang lestari berdasarkan solusi dua negara. (Dilansir CNN Indonesia)
   Langkah lain yang dilakukan OKI yaitu dengan mengajukan proposal resolusi untuk memulai penyelidikan permanen kekerasan HAM yang terjadi di Gaza pada PBB. Proposal ini berisi seruan penyelidikan seluruh akar persoalan yang menyebabkan ketegangan terus menerus dan berulang juga berlarutnya konflik. Namun setelah dilakukan investigasi dalam sidang khusus dewan HAM PBB hasil yang didapatkan sembilan perwakilan negara menyatakan menolak proposal tersebut dan empat belas negara menyatakan abstain. Padahal diketahui dalam serangan tersebut Israel melanggar hukum karena telah melakukan pemboman tanpa pandang bulu. Dalam penyelesaian masalah ini, PBB masih belum mampu menunjukkan eksistensinya sebagai salah sebuah institusi perdamaian Internasional yang kuat. Mengingat beberapa resolusi atau kebijakan yang dibuat masih belum mampu menyelesaikan konflik secara efisien (dikutip dari BBC News). 
   Sejarah Palestina sangatlah panjang dan telah melewati berbagai zaman mulai dari masa kanaan, kenabian hingga kedatangan zeonis Israel. Nama asli Palestina diberikan pada keturunan bangsa kanaan, kanaan sendiri adalah nenek moyang bangsa Palestina. Tanah Palestina adalah tanah umat muslim, orang Yahudi atau orang-orang yang tidak beriman kepada Allah SWT tidak memiliki hak untuk memerintah di tanah Palestina.
Allah berfirman : "(Nabi Musa AS berkata) Hai kaumku masuklah ketanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari ke belakang (karena takut kepada musuh) sehingga kamu menjadi orang-orang yang merugi (TQS Al- Maidah : 21).
Dalam ayat tersebut Allah SWT telah mengatur dan menetapkan bahwa pengikut Nabi Musa AS yang beriman kepada Allah SWT akan melakukan pertemuan dengan musuh-musuh Allah yang mengambil alih tanah Palestina dan apa yang ada di sekitarnya. Allah SWT memerintahkan umat Nabi Musa AS yang beriman kepada Allah SWT untuk mengusir Yahudi di tanah Palestina karena itu adalah tanah umat Islam dan tidak dibolehkan bagi orang-orang kafir memerintah disana.
   Dalam sejarah  konflik Israel dan Palestina telah terjadi selama 31 tahun. Konflik antara Israel dan Palestina seperti tidak dapat berakhir begitu saja, mengingat banyak sekali sumber pertikaian dari kedua negara tersebut. Untuk itu dalam menanggapi serangan Israel di jalur Gaza diperlukan adanya kerjasama antar berbagai pihak dan juga negara-negara muslim untuk bersatu agar dapat menyelesaikan konflik antar Israel dan Palestina dan semua ini hanya akan terwujud  dengan tegaknya kembali Khilafah dan seorang Khalifah yang akan meriayah umat yang berada diseluruh penjuru dunia yang akan menerapkan sistem syariat Islam secara Kaffah untuk menyelesaikan dan memusnahkan kaum zionis yang menjajah wilayah muslim.
Wallahu a'lam bishawab

Post a Comment

Previous Post Next Post