Arahkan kreatifitas Para Remaja


Fenomena Citayam Fashion Week menuai banyak pro dan kontra. Dengan  masifnya keberadaan sosial media mempengaruhi cara para remaja untuk berkreasi dan Citayam Fashion Week menjadi wadah baru untuk mereka. Kreatifitas para remaja sebagai content creator di media sosial juga semakian menggeliat, kegiatan ajang peragaan busana mampu menggerakkan ekonomi local, penghasilan para Pedangan Kali Lima (PKL) juga ikut berdamak. Tetapi dampak negatif tidak alpa, seperti budaya buang sampah sembarangan, memperparah kemacetan di jalan. Sebab  zebra Cross dibuat Fashion Show,  inilah yang membuat event ini dikecam banyak pihak. 

Kreativitas muda-mudi ini tentu saja patut diapresiasi, sebagai bentuk ekspresi diri para remaja hoby berpakaian  di tengah dinamika perkembangan teknologi informasi yang begitu hebatnya, generasi ini berhasil menaklukkan teknologi bukan hanya sebagai penggunanya saja. Tapi tampil aktif dan ambil peran .  fenomena lenggak-lenggok dengan outfit baju kekinian ala remaja Citayam mulai menjamur dan dicopy di berbagai daerah lainnya, tidak ada yang salah dengan hoby mereka, cuma salah tempat dan kurang sopan dinegeri yang berketuhanan. Fenomena tersebut seharusnya mendorong pemerintah kota dan kabupaten untuk menyediakan ruang-ruang publik atau taman kota yang menarik, terbuka untuk berbagai kegiatan anak muda, gratis, dan strategis. Bukan fungsi trotoar untuk jalan dibuat acara catwalk. 

Kebebasan berekspresi memang tidak seharusnya kita caci apalagi benci, sebaiknya diarahkan pada kebebasan yang bertanggung jawab dan bermoral. Apalagi jika wadah itu dipegang semacam komunitas yang bisa membuat mereka lebih baik. Men judge mereka buka solusi yang tepat, apalagi dengan  penghakiman yang tak enak didengar telinga, kata-kata tajam, atau sampai hakim atas masa depan mereka. Kita harus melihat manusia dengan pandangan optimistis sebagai mana Allah saja memandang hamba-Nya dengan pandangan itu, masa kita melihat manusia dengan nyinyir dan pandangan negatif terus-terusan. 

Rangkulah  mereka jika mereka tidak tahu, ajak mereka jika mereka belum paham, arahkan mereka jika memang belum sadar. Penguatan moral dan akhlak harus hadir, tidak hanya di institusi pendidikan sebagai mata pelajaran atau mata kuliah, ia harus hadir dan disajikan dengan konten kekinian dan dapat diakses oleh semua kalangan.

Mia Fitriah Elkarimah

Post a Comment

Previous Post Next Post