SOLUSI IISLAM ATAS PENGHINAAN PADA RASULULLAH


Oleh : Ima Amalia

"Allahumma Sholli Ala Sayyidina Muhammad "
"Allahumma sholli 'alaih"

Shalawat yang selalu terdengar di berbagai mimbar pengajian dan dalam acara apapun yang didalamnya dihadiri umat islam. Shalawat adalah salah satu bukti cinta pada Rasulullah Muhammad SAW yang selalu diperdengarkan oleh kaum muslimin sedunia. 

Sebagaimana cinta seorang Umar bin Khattab ra yang begitu besarnya pada Rasulullah melebihi cintanya pada dirinya sendiri,  begitu pula cinta seluruh muslim sedunia pada Rasulullah Muhammad SAW. 

Nah.. Bagaimana jika junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW yang kita cintai dihina kemuliaannya? Marahkah kita? Sangatlah wajar ketika seseorang menyaksikan orang yang paling dicintai dihina. Meskipun dia bukan seorang muslim yang taat, pasti akan membela beliau. Ini menunjukkan ketegasan bersikap agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

Baru-baru ini dikabarkan, dua politikus India dari Partai Bharatiya Janata (BJP), Nupur Sharma dan Naveen Kumar Jindal telah begitu lancang menghina kemuliaan Rasulullah Muhammad SAW, Ummul Mukminin Siti A’isyah RA dan Kitab Suci Al – Qur’an. Sharma menjabat sebagai juru bicara, sementara Jidal adalah kepala operasi media BJP (Bharatiya Janata Party).

Bukan hanya kali ini India menampakkan kebenciannya pada islam. Beberapa tindakan dan kebijakan pemerintahan India makin memperlihatkan sikap anti-Islam mereka :
1. Tahun 2019, pemerintah India mengesahkan UU kependudukan yang dikenal dengan Citizenship Amendment Act (CAA). Aturan ini membahas tentang percepatan proses kewarganegaraan penduduk yang teraniaya dan berada di India sebelum 14 Desember 2014. Sayangnya, UU ini tidak berlaku bagi warga yang beragama Islam.
2. Seruan pembunuhan terhadap kaum muslim menggema di jagat India. Desember 2021, di Uttarakhand, pemimpin agama menyerukan genosida kepada agama minoritas itu.
3. Maret 2022, muslim India kembali mendapatkan diskriminasi. Para muslimah dilarang memakai hijab dalam pendidikan formal (sekolah dan universitas). Menurut pemegang kebijakan, hijab bukanlah sesuatu yang penting bagi muslimah.
4. Pernyataan Juru Bicara partai BJP, Nupur Sharma yang menyama1kan Al-Qur’an sama dengan “bumi itu datar”, dan menghina Nabi Muhammad SAW. yang menikahi gadis belia (Aisyah). Selain itu, twit Juru Bicara partai BJP lainnya, Naveen Jindal, juga menghina Islam (CNBC Indonesia, 7/6/2022)

Islamophobia. Penyakit inilah yang menyebabkan kebencian dan menyulut penghinaan pada Rasulullah Muhammad SAW dan ajarannya. Penyakit akut yang tak kan pernah sembuh dan sengaja disebarkan. Penyakit yang melanda India dan juga vnegeri-negeri lain yang menganut sistem demokrasi. Dalam sistem demokrasi, kebebasan berpendapat merupakan hak pribadi yang dijamin oleh undang-undang.

Meskipun,  para pemimpin negeri muslim telah menyatakan sikapnya, negeri-negeri Arab telah mengeluarkan kecaman, menuntut permintaan maaf dan menyerukan pemboikotan terhadap produk India, hasilnya tetap sama saja, kejadian yang sama terus berulang tanpa pernah ada penyelesaiannya dan i tidak pernah memberi efek jera. 

Kebencian mereka pada iislam ini diabadikan dalam Al-Qur’an,

ما يود الذين كفروا من أهل الكتاب و المشرقين أن ينزل عليكم من خير من ربكم و الله يختض برحمته من يشاء و الله ذو الفضل العظيم

“Orang-orang kafir dari kalangan ahli kitab serta orang-orang musyrik itu tidak senang apabila kalian mendapatkan kebaikan dari Tuhan kalian; dan Allah mengkhususkan rahmat-Nya bagi siapa yang di kehendaki dan Allah memiliki keutamaan yang agung.”
(QS Al-Baqarah: 105)

Dalam hal penghinaan terhadap Nabi, para ulama telah bersepakat bahwa hukuman yang pantas bagi seseorang yang menghina Rasulullah Muhammad SAW adalah dibunuh. 

Imam Ahmad ibn Hanbal rohimahullah berkata :
"Semua yang mencela Nabi SAW atau menistakannya, baik ia seorang Muslim atau Kafir, maka wajib dibunuh."

Hal ini juga disampaikan oleh Ibnu Taimiyyah rahimahullah dalam Sharimul Maslul,
“Orang yang mencela Nabi saw., baik muslim atau kafir, ia wajib dibunuh" 

Mayoritas ulama. Ibnu Munzir mengatakan [bahwa] mayoritas ulama sepakat hukuman bagi pencela Nabi saw. adalah dibunuh. Di antara yang berpendapat demikian adalah Malik, Al Laits, Ishaq, dan juga Syafi'i. 

Dalam ayat Al-Qur’an Allah Swt. berfirman,

اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ

“Sungguh, orang-orang yang membencimu ialah yang terputus (dari rahmat Allah).” (QS Al-Kautsar: 3)

Maknanya, para pembenci Islam, salah satunya yang mencela dan menghina Rasulullah Saw, tidak akan mendapat kebaikan sedikit pun. Bahkan Allah Swt. telah menutup rahmat Nya terhadap orang tersebut.

Dari dua dasar ini maka kaum muslim seharusnya jelas dalam memberikan sikapnya. Hukuman bagi pencela Rasulullah SAW  ini akan memberikan efek jera dan pelajaran bagi para pembenci Islam. Mereka tidak akan berani melakukan penghinaan lagi.

Namun, kesepakatan para ulama tersebut tidak bisa dilaksanakan. Karena untuk melaksanakannya harus ada institusi yang haq, institusi yang berlandaskan syariat islam. 
Imam An-Nawawi dalam Al-Majmu‘ berkata,

أما الأحكام: فإنه متى وجب حد الزنا، أو السرقة، أو الشرب، لم يجز استيفاؤه إلا بأمر الإمام، أو بأمر من فوض إليه الإمام النظر في الأمر بإقامة الحد، لأن الحدود في زمن النبي صلى الله عليه وسلم وفي زمن الخلفاء الراشدين ـ رضي الله عنهم ـ لم تستوف إلا بإذنهم، ولأن استيفاءها للإمام

“Adapun mengenai masalah hukum, ketika seseorang sudah layak dijatuhi had (hukuman) zina, atau mencuri atau minum khamar, maka tidak boleh mengeksekusinya kecuali atas perintah imam (penguasa) atau atas perintah dari orang yang mewakili imam dalam menegakkan had. Karena hukuman-hukuman pada masa Nabi saw. dan juga pada zaman Khulafaurasyidin ra. tidak dieksekusi kecuali atas izin mereka, dan karena hak untuk menunaikannya ada di tangan imam (penguasa).”

Penguasa yang dimaksud adalah pemimpin yang menegakkan Kalamullah, pemimpin yang selalu mencintai Allah dan Rasul-Nya di atas kecintaan terhadap apa pun. Pemimpin itu adalah Khalifah yang siap membela Islam. Sebagaimana Sultan Abdul Hamid ll saat Prancis dikabarkan menggelar teater yang menyangkut Rasulullah Muhammad SAW. Saat itu beliau sangat marah dan memberikan peringatan keras kepada Prancis untuk membatalkan pertunjukan. Saat itu juga pagelaran teater dibatalkan.

Melihat begitu pentingnya satu kepemimpinan bagi kaum muslim, seharusnya pemimpin negeri-negeri muslim ini sadar bahwa jalan satu-satunya menghentikan islamofobia adalah dengan menyatukan  seluruh negeri muslim di bawah satu kepemimpinan, yaitu khilafah. 

Selain itu, sebagai bukti kecintaan kaum muslim kepada Nabi saw., pemimpin negeri muslim harus berani menyatakan sikap memerangi para pembenci Islam hingga mereka bertobat atau diam, agar Islam tidak mudah dihina lagi. 

Sebagai tambahan untuk pembaca yang belum dan tak pernah mengenal Rasulullah, sebaiknya kita mengenal pribadi beliau lebih dalam lagi. 
Setidaknya ada dua alasan yang menjadikan Rasulullah Muhammad SAW begitu istimewa dibanding nabi dan rasul yang lain sehingga Allah begitu mencintainya. 

Pertama, akhlak. Setelah Rasulullah Muhammad SAW wafat, seketika itu pula Kota Madinah bising dengan tangisan umat Islam: antara percaya dan tidak percaya. Beberapa waktu kemudian, seorang Arab Badui menemui Umar bin Khaththab dan Bilal bin Rabah untuk bertanya mengenai akhlak Rasulullah, keduanya hanya terisak, tak bisa menjawab. Kemudian orang Badui ini menemui Ali bin Abi Thalib untuk menanyakan hal serupa. Ali dengan linangan air mata berkata, “Ceritakan kepadaku keindahan dunia ini!” Badui ini menjawab, “Bagaimana mungkin aku dapat menceritakan segala keindahan dunia ini?” Jawab Ali, “Engkau tak sanggup menceritakan keindahan dunia padahal Allah telah berfirman bahwa sungguh dunia ini kecil dan hanyalah senda gurau belaka, lalu bagaimana aku dapat melukiskan akhlak Nabi Muhammad SAW, sedangkan Allah telah berfirman, “Bahwa sungguh Nabi Muhammad SAW. memiliki budi pekerti yang agung”? (QS Al-Qalam [68]: 4)

Badui ini lantas menemui Aisyah r.a. istri Nabi SAW. Aisyah hanya menjawab, “Khuluquhu Al-Quran [Akhlaknya itu Al-Quran].” Seakan-akan Aisyah ingin mengatakan bahwa Nabi itu bagaikan Al-Quran berjalan. Badui ini tidak puas, bagaimana bisa dia segera menangkap akhlak Nabi kalau dia harus melihat ke seluruh kandungan Al-Quran? Aisyah akhirnya menyarankan Badui ini untuk membaca dan menyimak QS Al-Mukminun [23]: 1—11. Masing-masing sahabat memiliki kesan tersendiri dari pergaulannya dengan Nabi SAW. Kalau mereka diminta menjelaskan seluruh akhlak Nabi, linangan air matalah jawabannya karena mereka terkenang akan junjungan mereka.

Kedua, Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir. Dalam Shahih Al-Bukhari (hadis nomor 3271), diriwayatkan bahwa Nabi bersabda, 
“Perumpamaanku dan para nabi sebelumku seperti seseorang yang membangun suatu rumah, lalu dia membaguskannya dan memperindahnya kecuali ada satu labinah (tempat lubang batu bata yang tertinggal belum diselesaikan) yang berada di dinding samping rumah tersebut, lalu manusia mengelilinginya dan mereka terkagum-kagum sambil berkata, ‘Duh, seandainya ada orang yang meletakkan labinah (batu bata) di tempatnya ini.’” Beliau melanjutkan, “Maka, akulah labinah itu dan aku adalah penutup para nabi.”

(Catatan: Dalam redaksi Shahih Muslim, hadis nomor 4240 “Maka, akulah yang meletakkan atau memasang bata itu, aku datang sebagai nabi terakhir.”)

Begitu istimewa Rasulullah Muhammad SAW, sampai tidak ada satupun orang terdekatnya yang dapat melukiskan beliau. 
_Wallahualam bishshowab_.

Post a Comment

Previous Post Next Post