Penista Agama akan Terus Melenggang, Jika Islam Tidak Ditegakkan



   
Oleh Khusnawaroh
 ( Pemerhati Umat )

Indonesia mengecam India atas pernyataan pejabatnya karena "Islamofobia". Pernyataan tegas disampaikan Kementerian Luar Negeri Indonesia.
"Indonesia mengutuk keras pernyataan yang merendahkan Nabi Muhammad saw. oleh dua politisi India. Pesan ini telah disampaikan kepada Duta Besar India di Jakarta," (CNBCIndonesia, 7/6/2022).

Tak hanya Indonesia, kecaman juga datang dari  negara-negara Arab. Bahkan hingga muncul aksi boikot produksi negeri Bollywood tersebut. Sejumlah media setempat melaporkan boikot produk-produk India. "Pusat perbelanjaan besar di Arab Saudi, Kuwait, Bahrain menghapus produk India," cuit South Asia Index, Minggu (5/6/2022).

Hal yang sama juga dilakukan Qatar. Bahkan negara itu juga menuntut India meminta maaf atas komentar "Islamofobia" ketika Wakil Presiden India Venkaiah Naidu datang mengunjungi negara itu untuk meningkatkan perdagangan. Kuwait pun bereaksi. Di media sosial bahkan aksi boikot produk India juga telah disuarakan.

Jika ikutan memboikot, Indonesia akan kehilangan beberapa komoditas impor dari India. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang periode Januari-Maret 2022 nilai impor Indonesia dari India mencapai US$ 2,66 miliar atau Rp 38,58 triliun (kurs=Rp14.500/US$)  (CNBCIndonesia, 7/ 6/2022 ).

Terus berulang, penghinaan terhadap kehormatan Islam dan kaum muslim. Penistaan terhadap Kekasih Allah Swt. manusia termulia Rasulullah Muhammad saw. tidak hanya dalam negeri, namun di luar negeri pun penistaan  selalu terjadi. Tanpa ada rasa takut kesombongan manusia meradang bak menjadi penguasa alam raya ini. 

Umat Muslim kembali tersakiti. Bgaimana tidak, manusia yang telah mengorbankan segala daya upaya, bahkan hidupnya untuk kebahagiaan umatnya, Beliau berdakwah dengan segenap kemampuannya untuk mengajak manusia agar masuk surga dan terhindar dari api neraka. Hingga diakhir nafasnya pun, Beliau masih mengingat umatnya. 

Namun, kecintaan Nabi saat ini seakan tak berbangding dengan apa yang dilakukan oleh penguasa-penguasa muslim saat ini. Ya, lihat saja ketika Rasulullah dan ajarannya dilecehkan, dunia tak berdaya untuk membela selain dengan boikot dan kecaman.  Mirisnya penduduk bumi ini yang begitu banyaknya penguasa-penguasa muslim, namun tak mampu membuat lumpuh musuh- musuh Islam. 

Umat Muslim yang terpecah belah menjadi beberapa negara menjadikan umat ini lemah, sebab tak adanya persatuan dan kekuatan. Sehingga musuh-musuh Islam terus mengumbar ucapan-ucapan kebencian, menyebarluaskan stegment islamofobia, hingga supaya dapat merasuk kedalam pikiran umat Muslim itu sendiri. 

Maka tak heran, jika ada umat Islam anti terhadap syariat agamanya sendiri. Kita ketahui bersama bahwa saat sekarang ini kehidupan manusia diatur oleh sistem kapitalis sekuler. Sistem inilah yang diagung agungkan oleh sebagian besar penduduk dunia. 

Seakan membawa pada kebahagian, namun pada faktanya sistem ini hanya membawa kepada jalan keburukan. Sangat nampak kerusakan di muka bumi. Kemaksiatan, ketidakadilan, pembunuhan, kezaliman, hingga penistaan terhadap Allah Swt, Rasulullah, umat dan ajarannya pun  dikriminalisasikan. Ide khilafah selalu dipandang buruk bahkan seperti yang ramai diperbincangkan tentang konvoi khilafatul muslimin. Khilafah selalu dipermasalahkan. Kejamnya sistem kapitalis LGBT, perzinahan  dilegalkan.

Padahal, khilafah adalah ajaran Islam, yang harus diterapkan. Ketika tidak diterapkan, yang terjadi kaum Muslim akan selamanya terpecah belah rapuh dan hanya menjadi bahan lecehan musuh- musuh Islam. Ketiadaan Khilafah semua umat baik Muslim dan nonmuslim hidup dalam keterpurukan.
Sangat disayangkan penguasa negeri Indonesia yang mayoritas penduduknya Muslim pun tak berdaya menghadapi para penista. 

Jangankan di luar negeri, penistaan serupa yang sering terjadi dalam negeri ini saja pelakunya dapat melenggang bebas cukup hanya dengan kata maaf.  Bahkan apa yang terjadi di India, negeri-negeri Muslim tak mampu melalukan pemboikotan. 
 
Hal ini jelas membuat para pembenci Islam akan semakin tertawa terbahak bahak jika hanya sebatas kecaman saja yang bisa dilontarkan. Hanya persoalan ekonomi ketidakberdayaan memboikotpun tak dapat dilakukan, padahal bukankah Allah Swt. yang telah memberikan limpahan rezeki segala nikmat sumber daya alam  bagi negeri ini. 

Namun sayang, melimpah ruahnya sumber daya alam yang ada tak mampu mencukupi kebutuhan rakyatnya sebab pengelolaannya tidak sesuai dengan syariatnya Allah. Melainkan dalam menjalankan perekonomian negeri berdasar atas aturan kapitalis sekuler yang hanya dinikmati  oleh segelintir orang saja. Masihkah kita pertahankan sistem kapitalis sekuler dan sombong untuk tidak menerapkan sistem Islam ?

Jawabnya adalah kita harus campakkan sistem kapitalis sekuler yang terbukti tidak mampu melindungi umat manusia.  Kaum muslim wajib berjuang untuk tegaknya syariatnya Allah Swt. Sistem Islam dalam bingkai Khilafah pelindung dan perisai bagi seluruh umat. Agar semua bentuk kemaksiatan ketidakadilan penistaan antar umat beragama dapat teratasi dengan tuntas.

Islam dengan seperangkat aturannya yang terangkai dalam sistem Islam dalam naungan khilafah. Berdasar atas Alquran dan As sunnah adalah pemersatu dan pelindung umat. Allah Swt berfirman : 

"Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang Neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk." (TQS.Ali Imran : 103) 

Kesempurnaan Islam yang diterapkan secara menyeluruh dalam semua aspek kehidupan mampu memberikan perlindungan dan penjagaan bagi seluruh umat manusia. Baik Muslim maupun nonmuslim tak ada yang akan menyakiti atau tersakiti antar umat beragama. Sebab jika terjadi penistaan, maka penguasa dalam sistem Islam akan memberikan hukuman secara tegas memberikan efek jera dengan peraturan berlandaskan Al-Qur'an dan sunah.  

Tidak seperti sistem saat ini yang menjamin berbagai kebebasan. Sehingga masalah penistaan agama  kasusnya seakan diremehkan karena dianggap hal yang biasa walaupun diberi hukuman tetapi tak mampu membuat jera. 

Dalam Islam ada tindakan tegas bagi penista agama, yakni ketika seorang muslim berarti dia telah keluar dari islam sedangkan orang diluar Islam mendapatkan sanksi hukum mati. Hukuman di atas adalah salah satu aturan dari Allah Swt. yang harus diterapkan agar menjadi rahmat bagi alam semesta.

Adapun dalil larangan tentang penistaan terhadap agama Islam adalah firman Allah Azza wajalla: “Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab:”Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja”. Katakanlah:”Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasûl-Nya kamu selalu berolok-olok?”. Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami mema’afkan segolongan dari kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengadzab golongan (yang lain) di sebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa. (TQS At-Taubah[9]:66)

Rasulullah saw. bersabda "Siapakah yang mau “membereskan” Ka’ab bin Asyraf? Sesungguhnya ia telah menyakiti Allah dan rasul-Nya.” Muhammad bin Maslamah bertanya, “Apakah Anda senang jika aku membunuhnya, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Ya”…” (HR. Bukhari)

Oleh karena itu para Ulama memasukkan perbuatan menghina Allâh Azza wa Jalla,ayat suci dan Rasûl-Nya dalam pembatal keimanan. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan bahwa menghina Allâh Azza wa Jalla, ayat suci dan Rasul-Nya adalah perbuatan kekafiran yang membuat pelakunya kafir setelah iman.

Dalam pandangan Islam, pun jika penghina agama Islam adalah oleh orang yang sejak awal kafir asli, maka ia adalah gembongnya kafir atau pemimpinnya kafir. Tapi jika kafirnya disebabkan murtad, maka ia melebihi kafir asli seperti Yahudi, Nasrani dan orang -orang musyrik. 

Sedangkan jika orang Islam sendiri yang menghina Islam, maka berdasarkan ijma ulama hukumannya adalah dibunuh karena ia telah menjadi murtad dan lebih buruk dari orang kafir asli(Dalamislam.com)

Hanya sistem Islam dalam bingkai khilafah yang dapat menghentikan penghinaan ini. Rasulullah saw. pernah menerapkan sanksi tegas (bunuh) terhadap penista agama. Di masa Kekhilafahan Utsmani, daulah bersikap tegas dengan menyiapkan pasukan perang untuk menyerang Prancis, ketika Prancis akan menggelar opera yang isinya menghina Nabi Muhammad saw., hingga pertunjukan opera batal. 

Walhasil kita sangat membutuhkan sistem Islam dalam bingkai khilafah yang dapat diterapkan dalam  semua lini kehidupan. Tidak ada pilihan lain, sebab beragam tindakan protes dan boikot tidak akan mampu hentikan kecuali oleh negara yang berbasis syariat dan memiliki kekuatan menggetarkan rezim Hindu radikal di India. 

Kepemimpinan dalam sistem Islam dalam naungan khilafah mendekap semua bentuk ketaatan kepada Allah Swt. menggenggam erat syariatnya kerukunan antar umat beragama senantiasa terjaga dan tindak tegas terhadap pelaku penista agama tanpa pandang bulu dan tanpa adanya kompromi dari pihak manapun apalagi karena alasan ekonomi. Sehingga kasus penistaan takkan selalu berulang dan masyarakat merasakan ketentraman.

Wallahu a'lam bisshawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post