Mau Dibawa Kemana Arah Pendidikan Kita?




  Oleh Sri Purwanti
(Analis Mutiara Umat )

Masalah yang terjadi dalam dunia pendidikan seolah tidak ada habisnya.  Mulai dari kurikulum pendidikan, gaji guru honorer yang belum memadai, kurangnya tenaga pendidik karena banyak yang purna tugas sampai masalah fasilitas sekolah yang kurang mendukung khususnya sekolah yang berada di daerah terpencil. Padahal semua factor tersebut merupakan sistem pendukung dalam dunia pendidikan.

Guru merupakan sosok yang memiliki kontribusi besar bagi kemajuan sebuah peradaban. Jika jumlahnya tidak memadai lantas bagaimana kualitas pendidikan anak-anak di negeri ini?
 
Seperti yang terjadi di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur yang, saat ini kekurangan tenaga pendidik karena banyak guru yang purna tugas. Kepala Dinas Pendidikan KAbuopaten Pacitan Budiyanto menyatakan  kekurangan guru di Kabupaten Pacitan terjadi karena jumlah perekrutan tidak sebanding dengan jumlah guru yang purna tugas. (Timesindonesia, 25/5/2022)

Masalah pemerataan guru ini akan semakin berat karena juga berkaitan erat dengan masalah kesejahteran guru (gaji honorer yang tidak sama antara daerah satu dengan yang lain). Hal yang sering kali memicu kecemburuan sehingga kontraproduktif dengan program pemerataan guru di daerah.

Jika kita cermati semua persoalan tersebut   terjadi bukan semata-mata kesalahan teknis di daerah  tetapi karena faktor yang terjadi secara sistemis. Untuk memenuhi kekurangan guru tidak serta merta dengan mengangkat guru baru tetapi diperlukan kajian yang mendalam. Perlu dipetakan berapa rasio guru dan murid pada masing-masing sekolah, sehingga memiliki gambaran jelas berapa jumlah guru yang diperlukan serta distribusi pada tiap sekolah. 

Jumlah honor bagi guru honorer pun seharusnya mendapatkan perhatian, sehingga mampu untuk memenuhi kebutuhan mereka sehati-hari. Dengan begitu para guru khususnya yang honorer bisa fokus mengajar karena kebutuhan hidupnya terpenuhi.

Namun dalan sistem kapitalis yang berlaku saat ini nyatanya jauh panggang dari api. Keberadaan guru tidak dianggap memiliki posisi strategis sehingga tidak mendapatkan prioritas layaknya pemilik modal. Sehingga seringkali keberadaan mereka terabaikan, apalagi guru yang berada di daerah.

Peranan Guru dalam Pandangan Islam 

Dalam Islam guru merupakan sosok yang Allah berikan kenikmatan untuk menyampaikan ilmu kepada orang lain. Seorang guru bukan hanya mendidik siswa-siswinya supaya menguasai ilmu akademik tetapi juga mengajarkan budi pekerti luhur serta membimbing siswanya supaya  bersyakhsiyah Islam. Sehingga para siswa bisa menjadi generasi yang cerdas dan berkualitas.

Sejarah telah mencatat bahwa guru begitu dimuliakan di bawah naungan sistem Islam. Selain terjamin kesejahteraannya para guru juga diberikan kemudahan untuk mengakses sarana prasarana penunjang pendidikan. Hal ini tentu akan memudahkan guru dalam membimbing para siswanya bukan sekadar menjelaskan teori tetapi mempraktikan secara langsung.

Pendidikan dalam Islam berfungsi untuk membentuk tsaqafah Islam di tengah masyarakat, membangun kepribadian Islam serta penguasaan ilmu sains sebagai bekal  mengarungi kehidupan di dunia.

Islam mewajibkan kepada para pemeluknya untuk belajar (menuntut ilmu) oleh karena itu pendidikan memiliki posisi yang vital dalam masyarakat. Pendidikan merupakan kebutuhan primer yang harus disediakan oleh negara. Setiap warga negara berhak mendapatkan akses pendidikan yang terbaik. Termasuk jumlah guru yang sebanding dengan jumlah siswa.

Terkait pemerataan guru pada masing-masing daerah, memang memerlukan biaya yang tidak sedikit mengingat kondisi geografis tiap daerah tidak sama. Ada yang aksesnya mudah namun ada juga yang sebaliknya.  Namun karena pendidikan dalam sistem Islam didukung dengan kas dari baitul maal sehingga mampu menunjang proses pendidikan warganya. Termasuk memberikan gaji yang besar kepada para pendidik, sehingga kesejahteraannya terjamin. Dengan begitu mereka akan fokus denga tugasnya untuk mencerdaskan generasi muda serta siap di tempatkan di wilayah manapun karena aksesnya terjamin.

Melihat realita yang ada sebenarnya mau dibawa kemana arah pendidikan kita? Jika arahnya untuk mewujudkan generasi emas tentu kita tidak bisa berharap banyak pada sistem yang ada saat ini. Lalu apakah kita akan diam saja tanpa melakukan perubahan untuk mewujudkan harapan tersebut?

Wallahu a’lam bishawab

Post a Comment

Previous Post Next Post