SPIRITUAL BULAN RAJAB


Oleh: Dwi Utami Ningsih

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

"Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya'ban, dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadan"

Demikianlah doa yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. untuk dibaca ketika memasuki bulan Rajab. Bulan Rajab merupakan bulan ke tujuh pada penanggalan hijrah yang merupakan salah satu bulan haram yang dimuliakan Allah. Sebagaimana dalam sebuah hadist, "Sesungguhnya zaman ini telah berjalan (berputar), sebagaimana perjalanan awalnya ketika Allah menciptakan langit dan bumi, yang mana satu tahun ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram, tiga bulan yang (letaknya) berurutan, yaitu Dzulkaidah, Dzulhijah, dan Muharam. Kemudian Rajab yang berada di antara Jumadil (Akhir) dan Syaban." (HR Bukhari dan Muslim).

Setiap memasuki bulan Rajab ini, tentu tidak sedikit dari kita yang teringat dengan peristiwa Nabi Muhammad SAW, isra' mikraj. Isra' adalah peristiwa dimana beliau melakukan perjalanan dari masjidil haram di Mekkah ke masjidil Aqsa di Palestina. Sedangkan mikraj adalah peristiwa perjalanan beliau diangkat ke Sidratul Muntaha dalam waktu satu malam serta mendapat wahyu yakni perintah diwajibkannya sholat 5 waktu. 

Jika kita menengok lebih dalam catatan sejarah, ternyata ada beberapa peristiwa penting dalam sejarah umat islam yang terjadi pada bulan Rajab ini. Beberapa peristiwa itu adalah pembebasan Baitul Maqdis oleh Salahuddin Al Ayyubi. Peristiwa ini terjadi pada 2 oktober 1186 M atau bertepatan dengan 27 Rajab tahun 528 H. Salahuddin berhasil mengalahkan Pasukan Salib yang menduduki tanah suci Yerusalem dan merebutnya kembali dalam naungan Islam selama berabad-abad lamanya setelah sebelumnya ditaklukkan oleh Khalifah Umar RA.

Peristiwa selanjutnya yang menjadi duka bagi kaum muslimin hingga saat ini, yakni penghapusan sistem pemerintahan Islam (Khilafah) oleh agen Inggris Mustafa Kemal Attaturk. Peristiwa ini terjadi pada 28 Rajab tahun 1342 M, atau 3 Maret 1924 M. Mustafa menghapus semua aturan Islam dan menggantinya dengan hukum-hukum barat buatan manusia, serta menetapkan paham sekuler (memisahkan agama dari kehidupan dunia) pada negara Turki yang menjadi ibukota pemerintahan Islam saat itu.

Sehingga sejak saat itulah berbagai malapetaka, bencana dan keburukan lainnya menimpa kaum muslimin diseluruh dunia. Umat Islam yang dulunya berada pada satu komando, satu kekuasaan yang adidaya, kini telah terpecah-becah menjadi negeri-negeri kecil yang tak berdaya, yang disekat dengan batas wilayah atas nama nasionalisme.

Tantangan umat Islam saat ini adalah  melakukan perubahan dunia dari kepemimpinan ideologi Kapitalisme yang merusak ke kepemimpinan Islam. Serangan pemikiran Barat melalui feminisme,HAM, sekulerisme, program moderasi beragama yang sekuler,  perang melawan terorisme yang ditujukan kepada Islam, munculnya sikap Islamophobia dan kebijakan rezim yang mengkriminalisasikan Islam. Semua hambatan itu harus dihadapi umat Islam dengan mensolidkan diri dalam gerakan umat Islam, serta terus mendalami dalam mempelajari Islam Kaffah.

Oleh karenanya, di bulan Rajab yang mulia ini, kita kembali mengingat sejarah umat Islam yang telah dihapuskan, saatnya untuk dikembalikan lagi kemuliaan Islam dan kaum muslimin. Hendaknya kita semakin bersemangat untuk menuju perubahan yang lebih baik, dan perubahan yang lebih baik itu hanya akan terjadi jika datangnya dari sistem kehidupan yang baik. Dan tentu sistem kehidupan yang baik adalah yang berasal dari Zat Yang Maha Baik, Dia-lah Allah SWT, yang telah memberikan janji akan memberikan kekuasaan kepada kaum Muslimin. Sebagaimana janjinNya dalam QS. An Nur : 55, "Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh, akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh, Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apa pun. Tetapi barangsiapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik."

Wallahua'lam bisshowab.

Post a Comment

Previous Post Next Post