Filsafat itu Sesat


Tugas UAS Pengantar Filsafat
Mutia Khairanisa
Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama Agama Universitas Islam Negeri Iman 
Bonjol Padang
mutiakhairanisa12@gmail.com

 Sesat, itulah doktrin yang acap kali kita dengar tentang filsafat. Apa benar filsafat itu sesat? Pemikiran iu tentu harus diluruskan. Maka untuk menjawab pertanyaan itu kita harus mengetahui dulu apa itu filsafat.
 
Seperti yang sering kali kita dengar dont jugde a book by its cover, janganlah kita menilai sesuatu itu dari luarnya saja atau dari apa yang kita dengar saja, kita harus mengenal sesuatu sebelum melabelinya dengan kata-kata seperti sesat ,haram ,harus ditinggalkan bahkan ada yang beranggapan bahwa belajar filsafat akan membuat kita tidak percaya pada Tuhan.

Alkindi berkata“jika para penentang filsafat menyatakan Filsafat adalah Sesat, maka mereka harus mempelajarinya, sebaliknya jika mereka menyatakan tidak perlu, mereka harus memberikan argumentasi dan penjelasan, dan harus diketahui bahwa penjelasan adalah bagian dari proses berfikir Filosofis”,dari perkataan alKindi diatas kita tahu bahwa untuk membuktikan filsafat itu sesat tentu kita harus berpikir dan berargumen, ketika suatu argumen sudah tersusun, suka atau tidak, sadar atau tidak proses berpikir untuk menyesatkan filsafat itu sendiri sudah bisa dikatakan berfilsafat.

Sebenarnya bukan tanpa alasan jika sebagian orang mengatakan bahwa filsafat itu sesat, filsafat itu rumit dan sulit, bahasa yang digunakan dalam filsafat bisa kita katakan melangit ,kata-kata dan teori yang diutarakan sulit untuk dimengerti kebanyakan orang serta cara penyampaian seorang filsuf yang sering kali memperumit hal hal yang mudah, itu karena seorang filsuf itu sudah terbiasa dengan hal hal yang rumit,sehingga bagi orang yang tidak mengenal filsafat akan mengelami kesulitan dalam memahaminya. Filsafat itu memang rumit tetapi apabila kita sudah terbiasa dengan kerumitan dalam berfilsafat maka filsafat itu akan menjadi menarik untuk dipelajari lebih lanjut serta membantu kita menyelesaikan masalah kehidupan yang kadang tak kalah rumitnya. Kesulitan dan kerumitan dalam filsafat akan membantu mematangkan cara berpikir kita ,membuat kita mempunyai pandangan yang berbeda dengan orang-orang biasa dan memang harus kita akui bahwa memang terdapat beberapa filsuf yang tersesat setelah mereka mempelajari filsafat, salah satunya Ibnu Rawandi yang menolak konsep kenabian karena menurutnya dengan akal sudah mampu membedakan baik dan buruk sehingga tidak lagi membutuhkan Nabi dalam menyikapi benar atau salah, ia beranggapan akal yang dianugrahkan oleh tuhan sudah mampu untuk menjelajahi segala sesuatu yang ada di alam semesta ini, kalau akal yang dianugrahkan oleh tuhan sudah cukup untuk menjadi penunjuk jalan bagi manusia untuk apa lagi Nabi menjadi sebuah penunjuk jalan, akal sebagai penerang, pembuka jalan kegelapan maka manusia pasti akan sanggup menjadi Khalifah di muka bumi, dengan menunggu dan mengandalkan nabi untuk menjelaskan perkara-perkara dan menunjukkan jalan hanya akan menumpulkan keagungan dari akal yang sudah dianugrahkan untuk kita. Ia menganggap kita tak mensyukuri anugrah akal yang sudah diberikan kepada kita oleh Tuhan. 

Dalam buku Freethinkers of Medieval Islam karya Sarah Stroumsa ia pernah menyatakan bahwa Alquran adalah “kumpulan pidato dari (seorang) makhluk yang tak bijak” ia juga tak percaya pada mukjizat Nabi Muhammad Saw, Musa a.s ,Isa a.s ,Yunus a.s dan yang lainnya,ia mengatakan bahwa itu adalah tipu daya belaka dan menyebut para nabi termasuk nabi Muhammad Saw dalah penyihir.Kita tahu bahwa pemikiran itu tentu tidak benar, maka jangan terburu buru mengdoktrin haram filsafat ,karena yang sesat bukanlah filsafat itu sendiri, tetapi produk dari proses pemikiranRawandi sehingga yang seharusnya dikritisi adalah pemikirannya bukan filsafatnya.
 
Banyak hal yang harus dipahami mengenai filsafat itu sendiri, ketitaktelitian, kekeliruan dalam mencermati,memahami dan memilah sering menyebabkan kita salah mengambil tindakan yang berujung pada pengkambinghitaman filsafat sebagai perusak iman dan sebagainya. Padahal 
sebenarnya filsafat itu adalah induk dari ilmu-ilmu pengetahuan,ilmu yang kita temui sekarang ini tentu didapatkan dari suatu proses berpikir,jadi bagaimana mungkin filsafat itu dikatakan sesat jika berfilsafat menghasilkan sesuatu yang tentu sangat bermanfaat.

Apa sebenarnya Filsafat itu,oleh karena itu marilah kita mencari tahu apa itu filsafat. Filsafat berasal dari kata falsafah (bahasa Arab) dan piloshsophy (bahasa Inggris) dari bahasa Yunani :Φιλοσοφία philosophia. Dalam bahasa Yunani kata itu adalah kata majemuk kata Philia berarti cinta dan sophia berarti kebijaksanaan, kearifan,yang artinya ialah cinta akan kebijaksanaan,cinta akan ilmu pengetahuan atau cinta pada kebenaran.
 
Menurut para ahli diantaranya seperti Aristoteles, menurut Aristoteles pengertian filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang kebenaran yang meliputi logika, fisika, metafisika dan pengetahuan praktis, lalu menurut W.J.S Poerwadarminta filsafat ialah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal 
budi mengenai sebab-sebab, asas-asas hukum dan sebagainya daripada segala yang ada dalam alam semesta ataupun mengetahui kebenaran dan arti “adanya” sesuatu. Sementara itu menurutImmanuel Kant merumuskan filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang menjadi pokok pangkal dan puncak segala pengetahuan Yang tercakup di dalamnya empat persoalan yaitu: Apa yang dapat kita ketahui? dijawab oleh metafisika Apa yang seharusnya dilakukan? Dijawab oleh Etika Sampai dimanakah harapan kita? Dijawab oleh Agama Apa hakikat manusia? Dijawab oleh Antropologi
 
Jadi fillsafat adalah suatu ilmu yang berusaha mencapai kebenaran yang haqiqi,suatu cara berpikir yang radikal, menyeluruh dan menyelidiki hakikat segala sesuatu sedalam dalamnya untuk mencapai 
suatu kebenaran.ilmu yang membahas mendalam mengenai Tuhan, alam semesta serta manusia sejauh yang dapat dicapai oleh manusia ran didalamnya terkandung ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, sosial budaya dan estetika.Filsafat adalah proses pencarian makna, yang menjawab pertanyaan-pertanyaan dari hal mendasar secara mendalam dan menyeluruh.

Maka bagaimana mungkin proses mencari kebenaran dikatakan sesat.Dapat kita simpulkan bahwa filsafat itu adalah sebuah alat,suatu proses berpikir secara mendalam dan menyeluruh sehingga yercapai sebuah kebenaran. Jadi bukan Filsafat nya yang sesat melainkan pemikirannya,jadi
kembali kepada kita sendiri hendak membawa filsafat ke arah yang benar atau membawa Filsafat ke arah yang sesat yang bahkan bisa mengingkari keberadaan Tuhan.

Post a Comment

Previous Post Next Post