Aparat Keamanan Itu Pengayomi, Bukan Malah Berkelahi


Khadijah Nelly, M.Pd.
Akademisi dan Penulis

Miris! Untuk kesekian kalinya baku hantam antara polisi dan tentara terjadi di negeri ini. Baru-baru ini beredar sebuah video yang memperlihatkan dua oknum anggota Polisi Lalu Lintas (Polantas) di Ambon berduel dengan seorang anggota TNI, yang viral di media sosial.
Dalam video amatir yang beredar, tampak dua anggota Polantas terjatuh usai dipukul oleh anggota TNI berpakaian loreng. Tampak pula, polisi itu berupaya memukul balik anggota TNI tersebut (27/11).

Dalam video berdurasi 24 detik yang viral di media sosial, terlihat sejumlah warga mencoba melerai dua anggota polisi dan seorang anggota TNI yang terlibat baku hantam. Seorang warga yang memakai baju merah juga berusaha melerai perkelahian.
Setelah itu beberapa warga juga berdatangan untuk memisahkan mereka, termasuk seorang warga yang menggunakan jaket loreng TNI.

Atas kejadian tersebut terang saja banyak warga menyayangkan mengapa perkelahian antara sesama aparat bisa terjadi. Begitu seringnya terjadi pertikaian antara TNI dan Polri seharusnya sudah dapat diredam oleh kedua pemimpin insitusi, agar kasus tak terulang kembali.

Menurut pengamat militer, Wawan Hadi, ketegangan yang kerap terpercik diantara tentara dan polisi disebabkan buruknya komunikasi kedua kubu. Sebagai anggota korps yang berbeda, mereka jarang komunikasi dan interaksi satu sama lain, padahal itu penting selaku sesama aparat hukum. Wawan menambahkan, bahwa komunikasi yang kurang terjalin harus segera diperbaiki oleh Polri dan TNI. Ia mengatakan, meski di kalangan pejabat teras TNI-Polri berkawan akrab, namun di level bawah, hubungan polisi dengan tentara masih buruk.

Menurutnya, formula paling ampuh untuk meleburkan dua korps ini dalam satu semangat korsa ialah dengan memberi tugas bersama. "Libatkan keduanya dalam kegiatan yang sama. Biarkan anggota saling mengenal. Sehingga tumbuh rasa solidaritas lintas intitusi," kata Wawan.

Ya, pertikaian antar aparat keamanan ini memang mesti segera dicari solusi untuk mengakhiri. Rasanya tak patut dan kurang bermoral jika antara sesama pelindung dan penjaga keamanan rakyat saling baku hantam. Harusnya mereka memberi contoh terbaik untuk rakyat, tunjukkan sikap bijak, berakhlak dan mampu menahan emosi. Perkara apapun itu mestinya diselesaikan secara hukum, terlebih mereka adalah penegak hukum. Bukan malah saling adu jotos main hakim sendiri.

Maka di sini negara mesti hadir menyelesaikan perkara ini. Sebab jika kasus pertikaian antar aparat ini terjadi terus menerus, tentu tak baik bagi pendidikan moral dan perilaku warga masyarakat. Pun negara mesti segera turun tangan untuk menyatukan kedua institusi penjaga negara tersebut, agat tercipta kedamaian dan ketertiban di tengah masyarakat.

Aparat Keamanan dalam Islam

Polisi atau syurthoh pernah mengukirkan kenangan manis dalam sejarah kejayaan Islam.
Institusi ini merupakan salah satu pilar penting dalam penegakan syari’at.

Tugas utama syurthoh pada waktu itu sama saja dengan polisi zaman sekarang, yakni mewujudkan rasa aman bagi masyarakat.  Perbedaannya hanya pada cara yang ditempuh untuk mewujudkan rasa aman. Aparat keamanan dalam Islam adalah orang pilihan, dia amanah, bertanggungjawab terhadap tugas, orangnya sholeh dan hanya takut pada Allah Swt.

Maka pantaslah kejayaan Islam dapat diraih di masa lalu sebab para tentaranya, polisinya adalah sosok pengayom, pelindung, beriman dan bertakwa pada Islam.

Post a Comment

Previous Post Next Post