Solusi Alternatif Atasi Pandemi


Oleh: Nasira Mumtaza
(Pengamat Kebijakan Publik)

Angka kematian tenaga kesehatan Indonesia akibat Covid-19 terus bertambah. Bahkan saat ini jumlahnya  lebih besar dari jumlah kematian  warga di enam negara Asia Tenggara. Menurut inisiator Pandemic Talks, Firda Radianty bahwa jumlah nakes Indonesia yang meninggal  jumlahnya lebih besar dari kematian akibat Covid-19 yang  terjadi di negara Singapura, Thailand, Vietnam, Kamboja, Brunei, dan Laos . (Tempo.co, 3/12/2020)

Ketua tim Mitigasi PD IDI Adib Khumaidi  mengatakan bahwa sepanjang bulan Desember 2020 sebanyak 52 dokter meninggal akibat Covid-19. Angkanya naik lima kali lipat dibandingkan awal pandemic. Kenaikan jumlah yang cukup signifikan ini merupakan dampak akumulasi  dari aktivitas beberapa bulan terakhir termasuk Pilkada dan libur panjang, dan aktivitas kumpul bersama teman dan keluarga yang tidak serumah (cnn.Indonesia, 2/1/2021)

Hal ini tentu sangat menyedihkan, mengingat tenaga kesehatan merupakan ujung tombak dalam penanganan pandemi Covid-19. Jika mereka berguguran maka penanganan terhadap pasien juga akan terganggu, bahkan akan menimbulkan masalah baru. Pakar epidemiologi Griffith University, Dicky Budiman mengatakan bahwa pandemi  Covid-19 di Indonesia saat ini telah memasuki fase kritis karena semua indikator termasuk angka kematian semakin meningkat. Bahkan kehadiran vaksin yang di gadang-gadang bisa menyelesaikan pandemi pun bukan merupakan solusi tuntas.  Karena sepanjang sejarah belum ada pandemic yang  selesai dengan vaksin.

Karut Marut Penanganan Covid-19

Sejak awal kemunculan virus Corona, sampai satu tahun berlalu penanganan terhadap Covid-19 belum menunjukan hasil yang signifikan. Kebijakan yang diambil pun sering berubah-ubah. Hal ini tidak tidak lepas dari paradigma sistem yang di terapkan di negeri ini yaitu sekulerisme- kapitalisme. Sistem yang memisahkan agama dari kehidupan dan berorientasi pada asas manfaat semata. Dasar sistem demokrasi yang menyerahkan pengurusan rakyat berada di  tangan rakyat sendiri, memberikan kebebasan kepada setiap individu untuk meraup keuntungan sebanyak mungkin. Buktinya mereka tetap kekeh melaksanakan pilkada meski berada di tengah pandemi untuk melanggengkan kekuasaan, memaksa pemberlakuan new normal dengan alasan stabilitas ekonomi meski kurva belum melandai, bahkan  kasus korupsi bansos Covid-19.  Dari sini terlihat jelas bahwa sistem kapitalis menempatkan  ekonomi sebagai prioritas  kebijakan, bukan keselamatan nyawa masyarakat, khususnya tenaga kesehatan. 

Islam Menjaga Nyawa Manusia

Berbeda halnya dengan sistem Islam. Dalam Islam keselamatan nyawa manusia  lebih di prioritaskan di bandingkan dengan aspek lain, sehingga benar-benar terjaga. Ketika terjadi wabah maka kebijakan yang diambil selalu memprioritaskan keselamatan masyarakat.  Sebagaimana sabda rasul saw. “ Sungguh lenyapnya dunia ini lebih ringan di sisi Allah daripada terbunuhnya seorang muslim” (HR an-Nasai, at-Tirmidzi dan al-Baihaqi). Hal ini menunjukan bahwa nyawa manusia sangat berharga.

Solusi Pandemi  Dalam Islam

Islam adalah agama yang sempurna. Bukan sekedar mengurusi ibadah mahdah, tetapi juga mengatur seluruh aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, politik, pendidikan dan kesehatan. Sehingga ketika terjadi masalah akan segera bisa di atasi. Misalnya dalam  bidang kesehatan, ketika terjadi  pandemi maka keijakan yang ambil dilakukan secara komprehensif. 

Kebijakan yang diambil di usahakan benar-benar bisa mengatasi wabah dengan cepat. Langkah pemegang kebijakan akan melakukan tracking dan tes dengan cepat untuk mengetahui yang terinfeksi. Kedua melakuakn kunci wilayah (lockdown) pada pusat wabah sehingga tidak meluas, sementara wilayah yang masih mana tetap melakukan aktivitas seperti biasa sehingga roda perekonomian tidak terganggu, daerah yan podulktof juga bisa menompang daerah yang terkena wabah. Selama masa lockdown kebutuhan masyarakat dijamin oleh negara, sehingga yang sedang sakit akan fokus pada usaha penyembuhan. Negara juga merawat dan mengobati masyarakat yang terinfeksi dengan pelayanan terbaik, dan gratis.

Negara akan melakukan usaha maksimal untuk mengatasi pandemi dengan memberikan dukungan penuh, baik dana maupun sarana prasarana untuk melakukan riset sehingga obat bisa segera di temukan. Pemerintahan yang berdasarkan pada sistem Islam di dukung  dengan sistem keuangan yang kuat (baitul Maal) sehingga tidak perlu bergantung pada utang. Ini akan membuat negara mandiri dan tidak bergantung kepada negara lain.
Masyarakat juga patuh dan tunduk kepada arahan pemeri ntah untuk menerapkan protokol kesehatan , karena mereka percaya bahwa pemerintah akan melakukan yang terbaik untuk mengatasi wabah yang terjadi.

Hal ini bisa kita lihat pada masa pemerintahan khalifah Umar bin Khathab ketika mengatasi wabah Thaun. Tidak memerlukan waktu yang lama namun wabah bisa teratasi dengan tuntas. Tidak kah kita berharap pandemi ini segera berakhir? Ketika sistem yang ada tidak mampu memberikian solusi, bukan kah lebih baik kita memilih solusi alternative yang telah terbukti mampummengendalikan wabah dengan cepat?
Wallahu a’lam

Post a Comment

Previous Post Next Post