Siapkan Kesiagaan Penangganan Wabah di Tahun 2021


Oleh Marginingsih S,Pd

Hampir satu tahun, semenjak kasus covid-19 dilaporkan pada Maret 2020, Pandemi ini tidak juga kunjung berlalu. Bahkan yang terjadi justru semakin parah dan mewabah. Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Adib Khumaidi mengatakan, kematian tenaga medis dan kesehatan di Indonesia tercatat paling tinggi di Asia. Selain itu, Indonesia juga masuk ke dalam lima besar kematian tenaga medis dan kesehatan di seluruh dunia. Sejak Maret 2020 hingga Desember 2020 terdapat 504 petugas medis dan kesehatan meninggal akibat Covid-19. (Kompas.com, 2/1/2021). 

Dari 504 tersebut, sebanyak 96 di antaranya meninggal dunia pada Desember 2020, dan merupakan angka kematian nakes tertinggi dalam sebulan selama pandemi berlangsung di Tanah Air. (Kompas.com, 29/12/2020). Banyaknya nakes yang gugur, harusnya menjadi perhatian kita semua.

*Gugur nya banyak nakes, menjadi alarm bagi Pemerintah*
Pasca dicanangkannya kenormalan baru dg ketaatan kepada protokol kesehatan, mobilisasi masyarakat mulai padat. Pusat-pusat pelayanan publik mulai dibuka, kerumunan pun mulai nampak tak terelakkan. Pilkada serentak pun digelar agar sistem demokrasi berjalan.

Meningkatnya korban covid-19, terutama di kalangan para Nakes,  menurut Adib, merupakan salah satu dampak dari akumulasi peningkatan aktivitas dan mobilitas yang terjadi seperti berlibur, Pilkada dan aktifitas berkumpul bersama teman dan keluarga yang tidak serumah. (Kompas.com,2/1/2021)

Kita ketahui bersama, bahwa sejak pencanangan _new normal_, aturan pembatasan aktivitas masyarakat mulai dilonggarkan, padahal kurva penularan blm menurun. Sekalipun edukasi mengenai protokol kesehatan masih terus digencarkan, tetapi kontrol belum berjalan optimal. Kerumunan masih terjadi dimana diantaranya ada sebagian masyarakat yang tidak memakai masker dan tidak menjaga jarak. Terlihat beberapa anggota masyarakat tidak waspada terhadap penularan Covid-19, bahkan ada yang menganggap Covid-19 tidak ada dan atau hanya permainan politik belaka.

Berdasarkan fakta ini, sudah seharusnya kita dan pemerintah mengevaluasi diri. Covid-19 nyata di depan kita dan telah merenggut ribuan nyawa. Bahkan WHO telah memberikan peringatan bahwa dunia akan menghadapi pandemi yang lebih buruk. Peringatan ini harus menjadikan negara-negara di dunia untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi Pandemi di masa depan.

Michael Ryan, Direktur Eksekutif Program Kegawatdaruratan Kesehatan WHO, mengatakan bahwa dunia masih berjuang menahan gelombang kedua dan ketiga virus Corona.

Indonesia saat ini masih dalam ancaman virus Corona. Penanganan yang tidak tepat, akan berdampak fatal, hingga nyawa menjadi taruhannya. Tidak kah memperjuangkan nyawa adalah wajib adanya? 

*Apa yang seharusnya dilakukan Pemerintah?*

Kepemimipinan adalah amanah yang akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT. Rasulullah saw bersabda "Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dia pimpin." (HR. al-Bukhari).
Oleh karena itu, pemimpin harus berupaya sekuat tenaga untuk melindungi nyawa rakyatnya. Pemimpin harus tampil memberikan solusi dan mengerahkan segala potensi yang dipunyai untuk menghentikan wabah demi keselamatan rakyat.
Terkait nyawa, Rasulullah saw bersabda, "Sungguh hancurnya dunia lebih ringan bagi Allah dibandingkan terbunuhnya seorang mukmin tanpa Haq". (HR. an-Nasa'i dan at-Tirmidzi). Dengan demikian, keselamatan nyawa harus menjadi prioritas utama melebihi ekonomi, pariwisata dan yang lainnya.

Pemerintah harus melihat perkembangan kasus corona di Indonesia secara mendalam. Hal ini hanya bisa dilakukan dengan melibatkan berbagai pakar dan ahli terkait kesehatan, dan juga melibatkan berbagai elemen ahli terkait semisal ahli kependudukan, tata wilayah, mitigasi bencana dan juga ahli ekonomi untuk mencari solusi terbaik. Satu hal yang harus menjadi fokus utama adalah menyelamatkan nyawa seluruh rakyat.
Pertama, pemerintah harus segera melakukan _test and tracing_. Hal ini sangat penting sekali untuk memisahkan yang sehat dengan yang sakit. Kelambanan dalam melakukan _test and tracing_ berarti membiarkan wabah menyebar semakin luas dan menginveksi lebih banyak orang. Hal ini berakibat akan semakin banyak nyawa melayang. Begitu test menunjukkan positif, maka harus segera dilakukan _tracing_. Orang-orang yang melakukan interaksi dengan penderita corona, harus segera dilakukan test, dan seterusnya.
Kedua, pemerintah harus segera menentukan pusat wabah. Pusat wabah harus diisolasi/karantina Tidak ada yang boleh masuk dan keluar dari pusat wabah. Daerah yang aman dari wabah, ditingkatkan produktivitasnya untuk membantu mencukupi kebutuhan orang-orang yang dikarantina di pusat wabah. Orang-orang yang sakit harus segera diobati dengan pengobatan terbaik.
Hal ini sejalan dengan sabda Rasulullah saw, "Jika kalian mendengar wabah terjadi di suatu wilayah, janganlah kalian memasuki wilayah itu. Sebaliknya jika wabah itu terjadi di tempat kalian tinggal, janganlah kalian meninggalkan tempat itu."  (HR. al-Bukhari)
Karantina ini akan efektif ketika dijalankan oleh Negara. Karena Negara mempunyai potensi yang besar untuk memobilisasi segala aturan karantina termasuk memenuhi segala kebutuhan masyarakat yang sedang dikarantina.
Keempat, menjamin kebutuhan dasar masyarakat di tempat karantina. Negara harus hadir memenuhi seluruh kebutuhan dasar. Jika ini tidak dilakukan, maka masyarakat akan melanggar aturan karantina dengan keluar mencari kebutuhan pokoknya.
Kelima, meningkatkan layanan kesehatan, obat-obatan dan SDM. Dalam masa pandemi, pelayanan kesehatan harus ditingkatkan. Segala kebutuhan rumah sakit dalam rangka menangani wabah harus disediakan secara baik dan mencukupi. Kebutuhan APD, obat-obatan dan alat-alat kesehatan lainnya harus menjadi priorotas dalam pengadaannya. Hal ini akan meningkatkan pelayanan kesehatan, sekaligus memfasilitasi tenaga kesehatan agar maksimal dalam mengobati orang yang terkena wabah.
Keenam, mendorong dan memfasilitasi para ilmuwan untuk menemukan obat atau vaksin Covid-19.
Ketujuh, mengajak seluruh masyarakat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan bertaubat. Al Baladzuhi dalam kitabnya yang berjudul Ansab al Asyraf halaman 323 menjelaskan bahwa saat musibah terjadi di masa Khalifah Umar bi Khattab, Umat berkata kepada rakyat: "Wahai manusia! Sungguh aku khawatir jika bencana merambah kepada kita semua, Makabcarilah ridho Tuhan kamu, tinggalkan perbuatan dosa, bertaubatlah kepada Nya, dan lakukan kebaikan".
Demikian beberapa hal yang harus dilakukan oleh Negara. Jika Negara serius dan hadir melakukan semuanya ini, maka masyarakat akan mendukung dan mentaati segala aturan yang ditetapkan Negara dalam rangka penangganan wabah. Dengan demikian, insyaAllah wabah yang melanda negeri ini akan segera berakhir. _Wallahua'lam bish showab_

Post a Comment

Previous Post Next Post