No title


America Becomes The News Sick Man Dan  Kuota Islam dalam memimpin dunia

Oleh : Durrotul Hikmah (Aktivis Dakwah Remaja)

Pada Rabu (6/1/2021), Amerika Serikat (AS) telah digegerkan, karena diduga para pendukung Trump menyerbu masuk ke gedung Gedung Kongres Capitol Hill di Washington DC. Para pemimpin dunia mengecam kerusuhan yang dilakukan pendukung Donald Trump, akibat klaim kecurangan pemilu yang berulang kali disampaikan oleh Trump. 
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan kerusuhan di Gedung Capitol tidak dapat diterima atas alasan apapun. "Ketidakpatuhan hukum dan kerusuhan di sini dan di seluruh dunia akan selalu tidak diterima," kata Pompeo dalam akun Twitternya. (Beritasatu.com, Kamis, 7/1/2021). Sidang yang digelar Kongres AS untuk mengesahkan kemenangan Joe Biden pada pemilihan presiden terpaksa dihentikan. Kerusuhan ini berakhir menjelang jam malam pada 18.00 waktu setempat.
Peristiwa ini menjadi bahasan netizen seluruh dunia, ditandai dengan 'Trump' bertengger di deretan trending topic Twitter dunia. Sebagian netizen melihat peristiwa tersebut merupakan tindakan anarkis dari para pendukung Trump yang bertujuan untuk merusak demokrasi di AS. (inet.detik.com, Kamis 7/1/2021).
Apa yang terjadi di Amerika ini sungguh membuat dunia begitu digegerkan, bukan hal lain lagi, pasalnya AS ini adalah negara yang memang dianggap sempurna dalam hal berdemokrasi, namun nyatanya apa yang terjadi sekarang justru menimbulkan berbagai kecaman dunia, iya kerusuhan ini justru akan menjadi note merah bagi perjalanan demokrasi, pasalnya hasil pemilu yang dilaksanakan justru dengan langkah yang sama sekali tidak demokrastis. Kerusuhan yang terjadi merupakan perwujudan polarisasi Amerika Serikat antara partai Demokrat dan juga partai Republik. Dua partai itulah yang menjadi dasar pemilu AS, namun sayang partai itu ternyata memiliki visi dan misi yang berbeda, hingga menimbulkan perdebatan. Polarisasi antara dua partai itu sama-sama melakukan penyerangan satu sama lain, karena sikap tak akurnya mereka maka sudah dapat dipastikan mereka akan terpecah belah. Buku How to Destroy America in Three Easy Steps, politisi dan kolumnis AS Ben Saphiro memaparkan Amerika akan hancur jika mengalami disintegrasi pada filosofinya (ideologi), kulturnya (kebiasaan yang mengakar kuat), dan historinya. Kedua partai itu memang punya perbedaan yang tajam dari segi hak warga negara, maupun peran dari negara itu sendiri, perbedaan ini menimbulkan perseteruan yang menajam, terkait dalam aspek cabang.
Partai Republik memandang hak warga negara itu bersifat alami, yang artinya memang proses pemberian sedari lahir, hingga peran negara adalah menjaga hak asasi itu, nah maka beda halnya dengan partai demokrat memandang bahwa hak warga negara itu pemberian negara, maka tugas negara adalah mewujudkan hak asasi tersebut. 
Memang jika dilihat kedua partai ini memiliki perbedaan yang signifikan, ibaratnya air dan minyak yang memang tidak bisa disatukan. Hingga menimbulkan kerusuhan, dengan Republik yang menuding demokrat mencuri demokrasi secara curang, begitupun dengan demokrat yang menilai Trump tak mau lepas jabatannya. Kedua partai ini juga masih saja perpegang teguh pada sekulerisme, sehingga ide kebebasan menjadikan siapapun berhak untuk membuat drama kebenaran mereka, maka ketika kedua partai ini tengah berbeda pendapat untuk membuat drama kebenaran mereksa, namun kenyataannya adalah kebenarannya tidak ada, hingga membuat mereka terus menerus membuat konflik mereka sendiri, dan membuat kekacauan, yah seperti yang terjadi di negara yang penuh dengan drama demokrasi yaitu Amerika Serikat (AS). Sepertinya Amerika meciptakan dirinya sebagai penguasa dunia, namun nampaknya rapuh secara Mendalam.
Ketika Amerika Serikat (AS) tengah disibukkan dengan perebutan kekuasaan yang sejatinya membuat berbagai kericuhan yang mereka buat sendiri, maka kuota Islam untuk memimpin dunia semakin banyak, sebagaimana yang telah dijanjikan oleh Allah SWT dalam Firmannya : “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS an Nuur: 55). 
Namun kenyataannya, umat Islam memang hanya terbesar dari segi jumlah umatnya, tapi penuh dengan kelemahan sebagaimana umat yang terus-menerus menjadi korban makanan yang tengah diperebutkan oleh musuh. Maka dari itu sebagai umat muslim yang menginginkan tegaknya kembali kejayaan Islam, maka kita juga harus memiliki kekuatan mafahim (pemahaman), maqayis (standar/tolok ukur kebenaran), dan qanaat (keyakinan).  America becomes the news sick man, gerbang demokrasi sudah oleng tinggal menuju ambruknya demokrasi, Inilah kesempatan Islam untuk mendapatkan kouta dalam menggantikan sistem demokrasi dengan sistem rahmatan lil alamin yaitu khilafah.
Allah SWT berfirman : “Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut/gentar (menghadapi orang-orang beriman), disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka ialah neraka; dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang zalim” (QS Ali ‘Imraan:151). Wallahu alam bis showab[]

Post a Comment

Previous Post Next Post