ABAD KHILAFAH DINANTI UNTUK ATASI PANDEMI


Oleh: Yuliyati, S.Pd


Tahun 2021 merupakan tahun yang dinantikan oleh masyarakat, karena dimana tahun 2021 menjadi harapan baru bagi masyarakat untuk bisa hidup new normal layaknya seperti tahun-tahun lalu. Nyatanya tahun 2021 hanyalah sebuah angan-angan, karena jelan tahun baru 2021 kemarin, dunia dikejutkan adanya temuan Varian baru virus corona. Varian baru ini pertama kali dilaporkan di Inggris dan disebut 70 persen lebih mudah menular. Bahkan telah meyebar dengan cepat ke berbagai negara, diantaranya negara Singapura, Malaysia, Denmark, dan Belanda. Hingga saat ini, negara telah mendeteksi adanya varian baru corona di wilayah mereka. Jenis varian baru baru corona ini dinamakan “VUI 202012/01” atau B117.(detikhealth, 15/01/2021)

Bahkan ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Zubairi Djoerban mengatakan, penularan varian baru Virus corona  B117 dapat mencapai 71% lebih cepat. Kemudian Centre for Disease and Control (CDC) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, masyarakat masih harus waspada untuk memahami jika varian baru ini memiliki gejala yang berbeda dengan virus corona biasa. Tetapi, untuk saat ini gejala lama masih ada.(Kontan.co.id, 15/01/2021).

Disamping itu, seorang ahli Covid-19 dari WHO, telah memperingatkan bahwa virus varian baru  yang muncul di Inggris itu, tampaknya mudah ditularkan di antara anak muda. Peringatan ini muncul disertai kekhawatiran pembukaan kembali sekolah-sekolah pada januari. Oleh karenanya, penyebaran varian baru ini mungkin dapat dicegah mulai dari aspek ini (sindonews.com, 15/01/2021).

Sementara itu WHO juga mengatakan, pandemi Covid-19 tidak akan menjadi pandemi terakhir. Direktur Jenderal WHO, Tedros Anhanom Ghebreyesus mengatakan, sudah waktunya untuk belajar dari pandemi Covid-19.
Menurutnya, sejarah telah memberitahu manusia bahwa Covid-19 bukan pandemi terakhir dan epidemi telah menyoroti hubungan erat antara kesehatan manusia, hewan dan planet (sindonew.com, 15/01/2021).

Perihal ini, terdapat laporan tahunan pertama Dewan Pengawas Kesiagaan Global September 2019 tentang kesiapan dunia untuk keadaan darurat kesehatan, yang diterbitkan beberapa bulan sebelum pandemi Covid-19 muncul, dia mengatakan bahwa planet ini sangat tidak siap untuk pandemi yang berpontensi menghancurkan.

Nyatanya, dari berbagai fakta yang ada demokrasi tidak mampu melawan covid-19, bahkan angka kematian yang disebabkan oleh pandemi mematikan inipun bisa dibilang cukup menyeramkan. Sejak Februari 2020, nyaris 1,7 juta penduduk di seluruh dunia dikabarkan meninggal akibat wabah corona. Jumlah tersebut kemungkinan akan semakin bertambah, karena setiap harinya sebanyak 700 ribu kasus baru Covid-19 masih terjadi di seluruh dunia. Dan diketahui, Amerika serikat adalah salah satu negara terparah yang terkena efek wabah mamatikan ini.

Sebenarnya, sangat mudah bagi Allah menghadirkan dan menghilangkan wabah covid-19, hanya saja Allah sedang menguji dan menunjukan ternyata manusia itu terbatas, maka dari keterbatasan yang dimiliki oleh manusia tidak akan mampu menemukan titik terang atau bahkan solusi dalam menyesaikan masalah, karena pada hakekatnya manusia akan tetap kembali kepada Rabb-Nya.

Berbicara tentang lockdown, yang selama ini dikenal sebagai solusi tepat penanganan pandemi, dan bahkan sudah diterapkan ternyata itu merupakan salah satu perintah Rasulullah.

Beliau bersabda, “ jika kamu mendengar abah disuatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah ditempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.”(HR.Bukhari).

Solusi yang pernah ada seharusnya dijadikan pelajaran, maka ketika solusi tersebut berhasil diterapkan itu semua atas kehendak Allah, karena memang pada saat itu aturan Allah SWT yang diterapkan sebagai panduan hidup manusia baik dalam keadaan suka maupun duka.

Sejatinya Allah sedang menunjukan bahwasanya sudah tiba masa syariat Allah disambut dan diterapkan. Yang tentu saja, syariat islam hanya bisa diformalkan melalui tegaknya khilafah islamiyah, bukan dengan sistem yang lain, apalagi sistem demokrasi.

Inilah abad Khilafah, yang sudah dijanjikan Allah dan sudah dinantikan penegakanya pada akhir zaman. Sebagaimana bisyarah Rasulullah SAW. ”... akan ada kekuasaan diktator yang menyengsarakan, ia juga ada dan atas izin Allah akan tetap ada. Selanjutnya akan ada kembali khilafah yang mengikuti manhaj kenabian.”(HR Ahmad dalam musnad-nya (no.18430), Abu dawud al-thayalisi dalam Musnad-nya(no.439), Al-Bazzar dalam Sunan-nya (no.2796)).
Wallahu a’alam

Post a Comment

Previous Post Next Post