Kandui Surfcamp - Ombak Mentawai



MENTAWAI, (NUSANTARANEWS. NET) - Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Sudah dapat dipastikan Indonesia memiliki “harta” laut yang sangat luar biasa. Karena itu Indonesia banyak menjual sektor pariwisatanya ke dunia luar. Salah satu wilayah di Indonesia yang menjadi salah satu daya tarik wisatawan adalah Kepulauan Mentawai.

Mentawai merupakan gugusan pulau-pulau yang secara geografis terletak di samudera Hindia dan secara administratif terletak di Provinsi Sumatera Barat. Kepulauan Mentawai berada di sisi barat Provinsi Sumatera Barat. Penduduk asli Mentawai mempunyai kebudayaan yang berbeda dengan penduduk Minangkabau karena terpisah oleh lautan.

Kepulauan Mentawai tersusun empat pulau besar, Siberut, Sipora, Pagai Utara, dan Pagai Selatan, dengan pulau-pulau kecil yang tak terhitung jumlahnya tersebar di Samudera Hindia. Gugusan di lepas pantai Barat Sumatera ini memiliki lebih dari selusin ombak dari ratusan jenis gelombang dunia.

Lokasi Kepulauan Mentawai yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia membuat Mentawai dikaruniai dengan gulungan ombak (pipeline) yang besar dan indah yang sangat cocok digunakan untuk berselancar. Hal ini membuat Kepulauan Mentawai masuk dalam daftar 25 tempat surfing terbaik di dunia. 

Kepulauan Mentawai memiliki sedikitnya 40 lokasi selancar dengan gelombang terbaik di dunia. Tempat ini terkenal dengan pecahan ombak dangkal yang meluncur cepat. Namun demikian, terdapat banyak variasi ombak: dari ombak berat sampai gemuruh yang mengintimidasi.

Beberapa titik selancar terdapat di Pantai Nyangnyang, Pantai Karang Bajat, Pantai Karonik, dan Pantai Pananggelat Mainut di Siberut Selatan. 
Pulau Karamajat adalah salah satu pulau kecil yang eksotik di pantai barat Samudera Hindia Indonesia.

Salah satu pulau sedimentasi di antara 1998 Gugusan pulau kecil yang terhampar di Kabupaten Kepulauan Mantawai.

Pada Tahun Desember 2003 adalah kunjungan ke dua saya ke Mentawai. Tapi kunjungan kali ini adalah ekspedisi pertama saya berkeliling Lautan Mentawai bersama Kapal Eco V dengan Kapten Pak Pilly. 

Melintasi lautan yang bergelora dan bergelombang. Berhenti di tengah laut. Singgah di beberapa dusun dan pulau kecil. Ekspedisi keliling Pulau Sipora, Pulau Pagai Utara dan Pagai Selatan lk 15 hari. 
Bermula dari pelabuhan tua Muara Padang tujuan arah barat pelabuhan Tuapeijat, Pulau Sipora. Jaraknya Padang-Sipora lk 110 mil. 

Dari Tuapeijat Pulau Sipora Mentawai ekspedisi keliling pulau di mulai. Dengan menyisir lautan arah utara Pulau Sipora. 

Mendata semua spot surfing potensial. Terus ke barat dan selatan ujung Pulau Sipora. Menyeberang Selat Sipora. Sampai di barat Pagai Utara. 

Kapal terus melaju masuk ke pelabuhan Sikakap. Perairan teluk yang sempit. Batas yang memisahkan Pulau Pagai menjadi dua keping pulau.

Dari Pelabuhan Sikakap, Kapal Eco V melanjutkan ekspedisi berlayar ke arah pantai barat Pagai Selatan. Melewati Samudera Hindia. Singgah di beberapa pulau kecil. 

Singgah di Sinakak. Mendengar isi hati para nelayan kecil dan petani tradisional Pagai Selatan, Mentawai.

Hari-hari selama ekspedisi dihabiskan di atas Kapal Eco V, Lautan Mentawai. Kapal terus berlayar kalau angin laut kuat. 

Kalau tidak ada angin. Kapal Eco V akan menggunakan mesin. Agar kapal multi fungsi ini bisa bergerak mengarungi alun dan buaian samudera luas.

Sampai di ujung tanjung Pulau Pagai Selatan. Terdapat teluk yang indah dan menghijau biru. Teluk Tinopo, Pagai Selatan. 

Kapal berhenti sejenak. Kami menikmati pesona laut yang tenang dan pesona hijau pulau-pulau kecil. Juga terlihat diantaranya ada pulau bakkat@pulau bakau.

Ekspedisi mengelilingi pulau dilanjutkan terus mengalir. Kapal bergerak ke arah timur Pulau Pagai Selatan dan bergerak ke arah utara. 

Ekspedisi pada ujung bulan Desember 2003. Masih menyisakan banyak angin dan badai sekitaran lautan Mentawai, Samudera Hindia.

Pak Pilly sebagai Kapten Kapal yang berpengalaman melihat pertanda badai samudera. Ekspedisi terus dilanjutkan. Tim di atas kapal lk 10 orang + 2 kru dan 1 kapten. 

Sesampai di pesisir laut Pulau Pagai Utara. Di ujung pulau menjelang masuk selat Sipora. Tujuan kami kembali ke Pelabuhan Tuapejat Pulau Sipora. 

Pertanda badai semakin nyata di depan mata. Kapal kami harus mampu bersahabat dengan badai. 

Kapten Pilly berusaha menaklukan badai menjelang kapal bisa masuk sampai ke Pelabuhan Tuapeijat, Sipora.

Akan tetapi si badai tetap menggila. Tiba-tiba si badai muncul di lautan. Lambung dan haluan kapal dihantam badai samudera. Kapal mulai tidak stabil. Kami terhuyung ke kiri dan kanan kapal.

Dengan tenang kapten berpengalaman dapat mengiring kapal mendekati masuk dan berada di kolam pelabuhan. 

Walau pun kapal Eco V tetap terus bergoyang ikut alunan gelombang badai samudera. 

Saya tidak turun ke dermaga. Karena kapal terus bergoyang. Dari tengah malam sampai pagi. Saya hanya berdiam di dalam kapal. 

Mual dan muntah tidak dapat di tahan malam itu. Walaupun kapal sudah bersandar di pelabuhan diheningnya malam sampai fajar menyingsing

Esok badai reda. Kami melanjutkan pelayaran ke gugusan pulau kecil dalam Selat Bunga Laut. 

Salah satu pulau yang dikunjungi waktu itu adalah Pulau Karamajat, Gugusan Selat Bunga Laut, Kabupaten Kepulauan Mentawai. 

Saya ikut snorkeling di kawasan perairan karambak, Pulau Karamajat. Air bersih dan karangnya indah. 

Sebelah timur Pulau Karamajat ada dua pulau kecil yang biru lautnya luar biasa. Pasirnya halus dan putih. Karangnya juga indah. 

Namanya Pulau Penanggalan Besar dan Pulau Penanggalan Kecil. Kedua pulau saat itu masih ada vegetasi yang mengiasi di atas daratan ke dua pulau kecil tersebut. 

Dua palau kecil ini menjadi perbincangan kami. Karena indah dan eksotiknya kedua pulau kecil tersebut dilihat dari pantai Kandui Resort. Atau dari atas bar terapung.

Pada 2008 saya mendapati kesempatan berkunjung ke Kandui Resort. Ekspedisi satu minggu. 

Waktu itu pun saya juga menuai badai tipis dan hujan lebat. Setelah menikmati kesenian khas asli Mentawai ; Maturuk@Turuk Langgai. 

Esoknya saya pulang dengan bot cepat. Dengan daya dorong mesin bot 400 PK. Dua unit mesin masing-masing 200 PK. Posisinya tepat di bagian belakang bot kami. 

Kecapatan laju bot yang luar biasa. Lebih kurang 3,15 jam kami sudah sampai di pintu Muara Padang dari pantai Kandui Resort, Pulau Karamajat. 

Saya hanya bertiga diatas bot tersebut. Kapten dan saya bersama Rudi Khelces Sutan Sidi (CEO Internasional).

Pada 2015 saya juga berkesempatan berkunjung kembali ke Kandui Resort. Dari beberapa kali kunjungan saya ke resort dalam rangka berbagi wawasan tentang kelautan, konservasi kawasan & konservasi biota penyu (sea turtles). 

Kami juga memberikan dukungan secara akademik terhadap beberapa resort di Gugusan Selat Bunga Laut, Sipora Utara dan Pagai Selatan bahkan sampai ke Nias Selatan.

Di luar dari kunjungan ke lokasi (on the spot). Kami tetap dan terus membangun diskusi. Ota Lapau dalam pengembangan dan penjagaan lingkungan bersama owner resort. 

Serta kami mendiskusikan juga SOP penerapan Konsep Ekowisata di semua resort secara konsisten sampai saat ini.

Selain itu saya juga terus mensosialisasikan pentingnya konservasi terhadap penyu dan habitat penelurannya. 

Jangan buru dan jangan   makan dagingnya penyu (ibat laut). Karena ibat laut termasuk hewan langka yang dilindungi secara nasional & internasional.

Setiap sampai di Kandui. Saya belum pernah dapat penjelasan apa makna dari nama Kandui. 

Yang jelas ombak surfing spot Kandui sangat terkenal di antara surfer kelas dunia. Ada juga gulungan ombak yang namanya paradok. Spot surf No Kandui.

Kandui adalah sebuah nama. Brand yang membuat saya selalu penasaran. Selalu bertanya dalam hati. 

Kenapa ya, ombaknya bernama Kandui. Ada jawaban. Tapi belum memuaskan. Belum 100%. Belum terjawab secara tuntas.

Barulah bulan Agustus kemaren saya mendapat jawabannya yang realistis dan dapat di terima. 

Ternyata Kandui itu adalah plesetan dari Bahasa Inggris.  Dari kata "Can Do It". Plesetannya jadi "Kandui" atau "NoKandui"

Sekarang baru saya paham makna dari nama Ombak Kandui tersebut. Selain ombak Kandui. Di lokasi Pulau Karamajat arah timur dan selatan ada juga ombak surfing yang terkenal. 

Seperti Fourbox, yang punya makna. Kotak keempat dari gulungan ombak tersebut baru para surfer bisa masuk gulungan ombak@surfing yang luar biasa. Menantang serta gulungannya panjang.

Ternyata nama-nama ombak Surfing Mentawai ini dibuat oleh si peselancar sendiri. Komunitas surfer di satu lokasi bermain. Setelah selesai bermain ombak. 

Mereka happy dan saling menceritakan pengalaman menunggang ombak. Jika spot tersebut belum punya nama. Maka dibuatlah nama ombaknya. 

Sesuai dengan kesepakatan mereka. Dengan alasan yang rasional. Bahkan alasan arasional. Yang penting ombaknya sudah punya nama yang akan diingat mereka. 

Nama Ombak Kandui, Pulau Karamajat menjadi brand & perbincangan hangat sesama surfer internasional.

Ayo ke Kandui Resort. Nikmati gulungan ombaknya. Kamu akan dapat menaklukannya. Ajakannya. (Harfiandri Damanhuri/Lumbanraja)

You "CAN DO IT"...yes...KANDUI@NO Kandui.
Siap !!!...kapan ???. Coling saja ambo.

Catatan. Harfiandri Damanhuri, 23 Nov 2020
Dosen, Universitas Bung Hatta, Padang.

Post a Comment

Previous Post Next Post