PIL PAHIT, BUAH BUSUK KAPITALIS


Oleh : Yulia Ummu Haritsah
Pendidik Generasi dan Member AMK

Lagi-lagi rakyat harus menelan pil pahit, sudahlah di kondisi pandemi yang serba sulit ini, kini di tambah lagi  dengan manuvernya para wakil rakyat yang duduk di Senayan, di tengah malam buta mengetok palu untuk di sahkannya UU Omnibus Law Ciptaker. Yang selama ini rancangannya pun menuai protes dari berbagai kalangan, alih-alih untuk melindungi hak rakyat. Namun,faktanya tidak demikian. Akhirnya, UU itupun disahkan.

UU Omnibus Law Ciptaker ini di nilai warga akan memberikan karpet merah untuk para investor, baik investor asing, aseng atau pun asong. Dan ini akan memperkuat cengkraman kapitalis mereka untuk meraup keuntungan dan nilai-nilai material, tanpa memberikan hak-hak yang layak untuk para pekerjanya. 

Pada hari  Kamis tanggal 8 Oktober 2020 lalu, kemarahan dan jengkelnya masyarakat mencapai  puncaknya, dengan di sahkannya UU Omnibus Law Ciptaker ini.  Yang menyebabkan bertambahnya penderitaan rakyat di masa pandemi seperti saat ini. Lengkap sudah beban hidup yang serba sulit ini. 

Sehingga, masyarakat melakukan aksi protesnya, dan ini terjadi di berbagai daerah, hampir di seluruh kota di Indonesia,  dari mulai Jakarta, Bogor, Tangerang, Bandung, dan masih banyak lagi kota-kota yang melakukan aksi. Di dalam aksi protesnya, masyarakat  menginginkan UU Omnibus Law Ciptaker yang baru disahkan itu, di cabut kembali karena ini jelas jelas menzalimi masyarakat, kaum buruh khususnya.

Dengan banyaknya masyarakat yang turun kejalan, baik kalangan buruh, mahasiswa, ataupun masyarakat rakyat biasa, sampai k- pop pun ikut melakukan aksi, maka terjadilah kontak fisik di antara pedemo dengan pihak keamanan. 

Dalam pengamamannya yang dilakukan polisi, tak sedikit yang melakukan sikap refresifnya,  terhadap peserta aksi, banyak yang kena pukulan, dari aparat, sehingga ada di beberapa tempat yang menimbulkan kericuhan di aksi tersebut.

Masyarakat menginginkan perubahan, dan perubahan itu akan di dapat dengan Islam
Memang sangat wajar dengan situasi seperti ini masyarakat menginginkan perubahan. Perubahan yang membawa kepada keadaan yang lebih baik, dari segala hal. Namun, masyarakat juga harus sadar kalau pun UU Omnibus Law Ciptaker di cabut oleh pemerintah, pastinya akan ada lagi aturan-aturan baru yang nyeleneh yang  akan menyusahkan masyarakat luas. Karena sistem yang diadopsi oleh negara  kita adalah demokrasi kapitalis, yaitu sistem yang hanya mementingkan kepentingan para pengusaha dan para cukong-cukong yang merapat pada rezim.  

Ada sebuah anekdot yang kita bisa ambil hikmahnya. Begini kisahnya.
suatu  Ketika ada seseorang yang sedang memilih dan memilah buah-buahan di suatu keranjang yang ingin dia beli dan dia nikmati, ternyata buah yang di pilihnya itu busuk, lalu ia pilih lagi dan menggantikannya dengan buah lain, tapi ternyata buah itu pun  busuk juga, dengan  berkali-kali di tukarkannya buah yang satu dengan buah yang lainnya, ternyata tetap saja dia mendapat buah yang busuk, sehinga dia berpikir kok buahnya busuk semua, kenapa? 

Ternyata, dia memilih keranjang yang salah, dia memilih di keranjang yang berisi buah yang busuk.

Jadi seandainya kita menginginkan sesuatu perubahan yang hakiki, yang memanusiakan manusia, yang sesuai fitrahnya manusia, tidak seperti sekarang, kejahatan dan kezaliman terjadi di berbagai lini, seharusnya kita menyadari apa yang salah dengan negeri ini, kita harus sadar berarti ada yang salah dalam  aturan kehidupan ini. Kehidupan kita selama ini di atur oleh sistem demokrasi sekuler  dan kapitalis, yang mengatur manusia  mengikuti hawa nafsu si pembuat hukum. Manusia boleh menentukan aturan hidupnya inilah yang menyebabkan kerusakan terjadi di semua lini. Baik manusianya ataupun dampaknya untuk kehidupan.

Dengan bertambahnya kezaliman yang terjadi kepada kita, seperti halnya buah busuk yang di dapat, tentunya kita menginginkan perubahan, perubahan yang lebih baik, seperti halnya buah yang segar, manis, menyehatkan, berarti kita harus tahu keranjang mana yang harus di pilih, tentunya keranjang yang harus kita pilih adalah keranjang bersih kuat dan kokoh yang bebas dari  kuman bakteri dan yang menjijikan yang tentunya akan mendatangkan penyakit.
Begitu pula dengan kehidupan ini, bila kita ingin perbaikan yang hakiki maka buanglah keranjang rusak dan kotor itu, ganti dengan keranjang yang telah teruji kekuatannya. 

Mari kita tinggalkan sistem kufur buatan manusia. Sudah saatnya kita kembali pada sistem Islam, karena hanya syariat Islamlah  yang menjalankan kehidupan dunia sesuai Wahyu-Nya. Allah menciptakan manusia beserta aturannya. Manusia tidak layak mengatur kehidupannya sendiri,  karena manusia sebagai makhluk yang lemah, yang mempunyai keterbatasan. Baik dari akalnya maupun fisiknya. Jika aturan untuk manusia di atur oleh manusia itu sendiri, pastinya akan terjadi kekacauan dan kerusakan karena manusia sebagai mahkluk  yang lemah yang membutuhkan sesuatu yang kuat, kekal dan abadi. Yaitu Allah Swt. sebagai Al mudhabbir.
Wallahu a'lam bishshawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post