Cintai Islam Hindari Islamophobia


By : Shinta Dewi

"Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dengan mencabutnya dari hamba- hamba. Akan tetapi Dia mencabutnya dengan diwafatkan para ulama sehingga jika Allah tidak menyisakan seorang alim pun, maka orang-orang mengangkat pemimpin dari kalangan orang- orang bodoh. Kemudian mereka ditanya, mereka pun berfatwa tanpa dasar ilmu. Mereka sesat dan menyesatkan" (HR. Al- Bukhari dan Muslim).

Kutipan hadis di atas menunjukan bahwa betapa pentingnya ulama, mereka mempunyai amanah untuk menyampaikan kepada umat ilmu-ilmu agama, membebaskan umat dari kegelapan, kebodohan, dan kesesatan. Ulama ibarat bintang, yang memberikan cahaya bagi kehidupan. Umat yang awalnya tidak mengerti harus bagaimana menjalani kehidupan, maka peran ulamalah yang kemudian menunjuki, mengarahkan, dan menjelaskan dengan ilmu yang dimilikinya.
Tapi sayang akhir-akhir ini apa yang menimpa kepada para ulama benar- benar memprihatinkan. Terjadi persekusi, kriminalisasi, penusukan, dan penganiayaan bahkan ada yang sampai meregang nyawa. Kejadian ini terus berulang dan semakin nekat. Sedang ceramah dimana banyak orang yang mengelilinginya ditusuk. Ada lagi yang sedang mengimami shalat dianiaya. Ada apa dengan negeri ini? Mayoritas penduduknya Muslim, tapi kenapa perlakuan kepada ulama sedemikian buruk?

Bagaimana dengan pemangku kebijakan negeri ini terkait kejadian tersebut? alih-alih melindungi ulama, yang ada justeru terkesan berpihak pada pelaku. Kalaupun dihukum, akan diringankan. Lebih menggelikan  setiap korbannya ulama maka cepat sekali menyimpulkan bahwa pelakunya mengalami gangguan jiwa, beda lagi kalau korbannya pejabat, dengan mudahnya dituduhkan sebagai orang yang terpapar radikalisme. Inilah yang disebut dengan islamophobia (sikap membenci Islam).

Ketakutan sekaligus kebencian terhadap Islam dan ajarannya terus menguat akhir-akhir ini. Bukan hanya di Indonesia. Penghinaan terhadap simbol-simbol Islam, pembakaran al-Qur'an, penghinaan terhadap rasulullah, penistaan ajaran Islam juga kepada penyampainya, yaitu para tokoh dan alim ulama terus berlangsung. Hal tersebut sudah biasa dilakukan oleh orang-orang kafir yang benci Islam sejak jaman Rasulullah sampai sekarang. Itulah sunnatullah, akan selalu terjadi pertarungan antara keimanan dengan kekufuran hingga kiyamah. Sangat disayangkan kalau ternyata saat ini pelakunya  bukan hanya non-muslim.

Maka dapat disimpulkan penyebabnya, bisa jadi karena pelaku terpengaruh dengan cara pandang orang kafir, atau sempitnya pemahaman terkait ajaran Islam. Semua itu terjadi karena prinsip kebebasan berbicara yang diberikan sistem sekuler liberalisme memberikan panggung kepada orang-orang pendengki sehingga terus menyerang Islam. Mereka dilindungi oleh berbagai peraturan dan orang- orang yang bersekongkol dengan Barat, disadari atau tidak, mereka dimanfaatkan musuh Islam untuk berhadapan dengan saudaranya sendiri. Bagi yang cinta dunia, cinta kekuasaan tak peduli agamanya sendiri menjadi cercaan orang-orang kafir. Narasi seputar bahaya radikalisme terus digaungkan, dikaitkan dan dialamatkan kepada Islam dan Muslim, terutama tentu yang berpegang teguh pada Islam dan syariahnnya. 

Ajaran Islam beserta para ulamanya akan dimuliakan dan dilindungi hanya dalam sistem Islam atau khilafah. Bukan hanya para ulama bahkan seluruh rakyatnya tak terkecuali non-muslim hingga binatang. Andaikan ada yang menghina ajaran Islam atau menganiaya ulama maka khilafah akan menindak tegas sesuai syariah. Hal ini wajar karena tugas khilafah adalah menerapkan Islam secara kaffah. Sedangkan tugas khilafah ke luar negeri adalah menyebarkan Islam dengan dakwah dan jihad. Inilah yang ditakuti oleh barat. Khilafah pun akan membina masyarakat Muslim dengan ajaran Islam kaffah bukan sebatas ibadah ritual dan akhlak, sehingga tumbuh kecintaan pada ajaran agamanya sendiri. 
Wallahu a' lam bi ash- shawab

Post a Comment

Previous Post Next Post