Teori Kunci C

Oleh: Erni Misran

Pernah merasa menjadi orang yang paling merana di dunia? Atau merasa menjadi orang yang paling menderita di muka bumi? Kehilangan orang yang paling dicintai, menderita penyakit berkepanjangan, ditipu oleh sahabat karib, di-PHK oleh perusahaan karena pandemi Covid-19, mentok dengan penelitian yang tak kunjung memberikan hasil, menjadi korban PHP, atau merasa hampa dan kosong? Itulah hidup, Kawan, banyak problematika yang mesti dihadapi. 

Lalu, apa yang harus kita lakukan? Larut dalam duka berkepanjangan, pasrah menyerah dengan keadaan, atau lari dari kenyataan? Olala…, it’s not the end of the world, Friends. Semuanya tidak akan menyelesaikan masalah. Kata putus asa harus dibuang jauh-jauh dalam kamus kehidupan kita.

Saya sangat terkesan dengan status seorang kawan di facebook-nya. Ia menulisakan sebuah filosofi huruf yang mungkin sederhana namun sarat makna. “Hidup ini berawal dari B (birth atau lahir) dan berakhir di D (death atau kematian). Tetapi di antara huruf B dan D ada huruf C, yaitu choice atau pilihan”. Membaca tulisan itu, saya pun teringat dengan teori suami saya tentang hidup. Hidup diibaratkannya bagai sebuah algoritma yang diawali dengan start yang berarti mulai dan diakhiri dengan end atau stop yang berarti selesai. Di antara start dan end, sesungguhnya terdapat banyak sekali tahapan yang harus dilakukan seperti memasukkan data dan informasi serta melakukan proses perhitungan dan pengolahan data. Namun sebelum hasil akhir diperoleh, seringkali kita dihadapkan pada tahap decision – dengan simbol belah ketupat –  yang ‘memaksa’ kita untuk memilih agar dapat melangkah ke tahap berikutnya.

Ya, hidup selalu menawarkan pilihan. Apa yang kita pilih saat ini akan menentukan apa yang kita dapatkan di masa yang akan datang. Jadi semuanya bergantung kepada Kunci C. Dan untuk menentukan pilihan yang terbaik, kita telah dibekali dengan akal dan kalbu oleh Yang Mahakuasa.

Saya mencoba menawarkan beberapa langkah yang dapat ditempuh saat menghadapi segala kemuraman, kesedihan, dan kesulitan hidup. Semuanya bersandar kepada tuntunanNya yang sempurna.

Jeda Sejenak untuk Introspeksi Diri
Kala kesulitan melanda, kesedihan pun akan datang mendera. Tapi jangan biarkan diri kita larut dalam nestapa. Lakukanlah jeda sejenak. Berhentilah dari rutinitas dan carilah suasana baru. Ingatlah kembali tatkala Nabi Muhammad SAW mengalami masa suram karena ditinggal oleh dua orang pendukung setia Beliau yakni Khadijah RA dan Abi Thalib. Baginda sangat berduka. Allah SWT kemudian menghibur utusanNya melalui peristiwa Isra’ Mi’raj. Rihlah ruhani tersebut ternyata mampu mengembalikan semangat manusia agung ini.

Mengunjungi rumah nenek di kampung, bertemu dengan kawan lama, menumpahkan segala rasa lewat tulisan, berkebun, atau melakukan kembali hobbi yang sempat terlupakan merupakan beberapa contoh isra’ yang bisa dilakukan dalam masa jeda ini. Setelah hati merasa tenang, barulah kemudian kita mencoba untuk melakukan introspeksi diri. 

Seorang teman saya sangat terpukul ketika ia tidak lulus ujian masuk perguruan tinggi negeri. Ia merasa sangat down apalagi karena kami, teman-teman dekatnya, semuanya lulus ujian. Beberapa waktu ia mengurung diri di kamarnya. Saat datang kiriman uang dari orang tuanya yang harus bekerja di luar negeri, akhirnya ia menyadari bahwa tindakannya mengurung diri tidak akan mengubah kenyataan. Apalagi ia merupakan harapan orang tuanya. Mencoba ikhlas menerima kenyataan dan selalu memandang ke bawah, akan membantu kita untuk meringankan beban.

Get Up, Not Give Up
Sekarang saatnya untuk bangkit! Dari hasil introspeksi diri, kita dapat mengetahui kesalahan atau kekurangan kita di masa lampau. Kini saatnya kita menentukan langkah untuk memperbaikinya sehingga dapat keluar dari permasalahan yang dihadapi. Dan untuk ini diperlukan tekad yang kuat karena mungkin saja kita kembali akan menghadapi tantangan lain.
Teman saya yang tidak lulus ujian masuk perguruan tinggi negeri tadi, setelah menyadari kesalahan sikapnya, kemudian ia bangkit dan bersemangat kembali untuk belajar. Ia mengikuti bimbingan belajar dan rajin mengikuti try out dimana-mana. Hasilnya, pada tahun berikutnya, ia lulus di universitas negeri, di sekolah tinggi berikatan dinas, juga di sebuah instansi pemerintah sekaligus.

Saya sangat salut dan angkat topi atas usaha gigih abang ipar saya yang jatuh bangun dalam menjalankan usahanya. Saya tahu betul bagaimana ia memulai lagi usahanya dari nol setelah ia bangkrut dari bisnis kontraktornya. Kemudian ia mengalami kecelakaan yang mengakibatkan kehilangan mata kirinya. Lalu saat tokonya dirampok, kepalanya dipukul berulang-ulang sehingga harus dijahit dengan 40 jahitan.

Kita pun dapat belajar dari kisah kehidupan elang saat mengajarkan anak-anaknya terbang. Induk elang akan mengangkasa sambil membawa anaknya terbang tinggi, lalu melepaskan cakarnya. Sang anak melesat turun dengan kecepatan tinggi sambil berteriak nyaring dan ketakutan. Namun, sebelum sang anak celaka mencium permukaan tanah, induknya pun segera melesat menyusul. Mendekap erat anaknya dan membawanya terbang kembali. Begitu dilakukan berulang-ulang hingga pada kali kesekian, si elang kecil belajar mengepak, lalu belajar membaca kondisi dan arah angin. Hingga akhirnya ia mampu terbang dan melayang-layang di udara, sendiri tanpa bantuan induknya.

Ikuti Petunjuk Ilahi
Hal terpenting dalam menetapkan pilihan adalah sandaran yang tepat sehingga tidak salah dalam melangkah. Ikutilah petunjuk Ilahi yang telah dituangkan dalam kitab suci dan contoh yang ditunjukkan oleh utusanNya. Itulah merupakan pedoman yang utama. 

Cobalah untuk menerima dengan penuh keikhlasan dan bukan hanya meratapi nasib berkepanjangan. Hadapi dengan senyum terukir dan jangan pernah menghardik takdir. Bukalah selalu pintu maaf dan buanglah jauh dendam kesumat. Akan lebih indah bila selalu mencintai dan membuang jauh rasa benci.  Bersyukurlah selalu hingga terbuang segala keluh. Asa itu ‘kan selalu ada, sepanjang kita sertakan Dia di dalam dada. 

* * *

Ayolah Kawan, mari ‘mainkan’ Kunci C dengan indah. Jangan biarkan hidup kita berakhir sia-sia. Pada saat menetapkan pilihan (choice), yakinkan diri bahwa jalan yang diambil adalah jalan yang tepat. Manfaatkan semua peluang (chance) dengan sebaiknya, sekalipun akan banyak tantangan (challenge) yang harus dihadapi. Jalin chemistry (hubungan baik) juga collaboration (kerja sama) seluas mungkin dan pelihara sebaik mungkin. Niscaya cheerful (kebahagiaan) akan selalu menghampiri. 

Come on Friends, our life must go on. It’s time to move on…. 
Previous Post Next Post