Film JKDN, Bongkar Upaya Pengaburan dan Penguburan Khilafah

Oleh : Nur Fitriyah Asri
Pengurus BKMT Kabupaten Jember

"Jasmerah, Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah." Adalah semboyan yang terkenal diucapkan oleh Presiden Soekarno.

Semboyan tersebut sangat pas jika dihubungkan dengan film Jejak Khilafah di Nusantara (JKDN). Nicho merupakan salah satu pembuat film, seorang alumnus sejarah peradaban Islam di perguruan tinggi ternama. Berusaha menyajikan sejarah Islam yang kredibel melalui film dokumenter yang diangkat dari skripsinya berdasarkan data-data autentik yang tersebar di Nusantara.

Film JKDN  digelar pada tanggal 1 Muharam 1442 (29 Agustus 2020). Masyarakat menyambut antusias dengan jumlah pemirsa lebih dari 250.000. Namun, sayang sekali ketika ditayangkan terjadi pemblokiran beberapa kali diduga dilakukan oleh pemerintah.

Sebagaimana Akun Instagram @jejakkhilafahdinusantara mengunggah pengumuman tersebut saat tampilan layar film diblokir, "video tidak tersedia. Konten ini tidak tersedia di domain negara ini karena ada keluhan hukum dari pemerintah," demikian isi notifikasi pemblokiran film.(suara.com.21/8/2020)

Sudah tentu dengan pemblokiran tersebut membuat heboh, menuai pro dan kontra cukup ramai hingga viral menjadi trending topik.

Hal tersebut membuat Ustaz Tengku Zulkarnain Wakil Ketua MUI unjuk bicara. Dengan ini saya meminta jawaban resmi dari pak @Jokowi sebagai Presiden RI, Yai Ma'ruf Amin dan @mohmahfudmd: "Apa alasan keluhan pemerintah atas video Jejak Khilafah sebagai sejarah?" Apakah ada hukum negara yang dilanggar? NKRI negara hukum, tidak boleh sewenang-wenang ...!

Pemblokiran tersebut, tentu menimbulkan persepsi yang bermacam-macam. Ada korelasikah (hubungan) dengan moderasi agama? Sebagaimana Menteri Agama Fakhrul Razi mengatakan, "Kami telah melakukan revisi 155 buku pelajaran yang memuat konten-konten radikal dan eksklusif. Seperti khilafah dan jihad, meskipun tetap diberikan di sekolah dan madrasah akan dijelaskan bahwa khilafah tidak lagi relevan (cocok) di Indonesia. Dalam hal ini, pemerintah gencar mengarusutamakan moderasi Islam (Islam moderat).

Ada upaya untuk mengaburkan dan menguburkan khilafah. Di negara sekuler keberadaan khilafah ditolak, dianggap mengancam kesatuan dan persatuan negara. Khilafah dikriminalisasikan, dinistakan dan disetarakan dengan komunisme. Khilafah dituduh ideologi yang membahayakan. Pengemban dan pejuangnya dipersekusi, dan dikriminalisasi. Semua itu karena asasnya sekularisme yakni paham yang memisahkan agama dari kehidupan. Agama tidak boleh mengatur kehidupan bernegara. Syariat Islam tidak boleh diterapkan dalam formulasi institusi.

Mereka kaum penjajah dan antek-anteknya berusaha menghadang tegaknya khilafah untuk melanggengkan jajahannya. Mereka ketakutan akan ditelanjangi dan dibuka aibnya oleh film JKDN. Maka mereka berusaha memblokir, namun atas kuasa Allah mereka gagal total.

وَمَكَرُوا وَمَكَرَ اللَّهُ ۖ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ

"Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya." (QS. Ali Imran [3]: 54)

Mereka telah melupakan sejarah, adapun film JKDN mencari jejak khilafah melalui sejarah.
Aneh, mengaku demokrasi dengan pilarnya kebebasan, ternyata omong kosong. Kebebasan berpendapat yang diagung-agungkan oleh demokrasi dan kapitalisme, tidak untuk lawan-lawannya. Bukti betapa bobroknya sistem demokrasi. Film JKDN diblokir, justru berhasil membuka sejarah yang selama ini ditutup-tutupi.
Sepandai-pandainya menutupi kebusukan pasti terbongkar juga.
Allah Swt. berfirman:

{هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ}

“Dialah (Allah Ta’ala) yang mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya (agama itu) atas semua agama (lainnya), walaupun orang-orang musyrik tidak menyukainya." (QS. at-Taubah [9]: 33)

Film JKDN yang dikemas secara dokumenter dengan detail menjelaskan hubungan antara kekhilafahan yang pernah menjadi negara adidaya dunia dengan umat Islam di Nusantara. Ternyata memiliki hubungan erat dengan khilafah Islamiyah, yakni Khilafah Utsmaniyah di Turki.

Adapun Islam masuk ke Indonesia sejak abad ke-7 M. Khalifah Utsman mengirim utusan ke Cina melewati Nusantara. Seiring dengan berdirinya kekuasaan untuk yang pertama kali yakni Kesultanan Islam Perlak (840-1292), dimana syariat Islam secara politik dilegalisasikan. Menjelang berakhirnya Kesultanan Pasai, tumbuh Kesultanan Aceh. Islam pernah diterapkan di dalam institusi politik sekitar 1000 tahun. Belum lagi penyebaran Islam di Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, Ternate, Tidore, Tuat dan Papua.

Semuanya itu, menunjukkan bahwa sejarah Nusantara tidak bisa dilepaskan dengan Islam. Keberadaan Walisongo sebagai bukti jejak khilafah yang tidak terbantahkan. Walisongo utusan khalifah untuk menyebarkan dan mendakwahkan Islam. Sunan Maulana Malik Ibrahim (Turki), Sunan Kudus (Palestina), Sunan Ampel (Muangthai Selatan) dan lainnya. 

Islam-lah yang mewarnai dan membentuk karakter umat muslim Nusantara, mengeluarkan dari kegelapan dan kebodohan pada penyembahan berhala. Menghilangkan sekat-sekat kesukuan yang diikat oleh akidah Islam. Islam mengajarkan wajibnya bersatu dalam ukhuwah Islamiyah di bawah naungan khilafah.

Masa kejayaan Nusantara ada di era kesultanan-kesultanan Islam, jauh sebelum kedatangan kaum kolonialis (kaum penjajah) yang menghancurkan dan memecah belah Nusantara.

Diawali kedatangan Portugis, VOC, Belanda, Inggris sampai masa pendudukan Jepang (1602 - 1945 M). Ajaran Islam mendorong semangat perlawanan yakni jihad fi sabilillah untuk mengusir penjajah. Keberadaan Kekhilafahan Utsmani yang berpusat di Istanbul, Turki tidak tinggal diam. Bahkan ikut membantu mengusir para penjajah dari bumi Nusantara. (Buku Khilafah dan Jejak Kesultanan Islam Nusantara, Pustaka Thariqul Izzah)

Dengan adanya pemblokiran film JKDN, umat semakin cerdas bisa menilai bahwa rezim represif anti-Islam. Bisa dilihat dari narasi-narasi dan statemen-statemennya yang menyudutkan dan tidak berpihak kepada Islam.

Allah Swt. berfirman

يُرِيدُونَ لِيُطْفِئُوا نُورَ اللهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَاللهُ مُتِمُّ نُورِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ

“Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya.” (QS. ash-Shaff [37]: 7)

Saatnya umat Islam bersatu kembali dengan menyongsong tegaknya khilafah yang merupakan janji Allah dan bisyarah (kabar gembira) Rasulullah saw. Hanya khilafah yang bisa menyejahterakan dan memuliakan umat seluruh alam. 

Rasulullah saw. bersabda:

“Di tengah-tengah kalian ada zaman kenabian. Atas kehendak Allah zaman itu akan tetap ada. Lalu Dia akan mengangkat zaman itu jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada khilafah yang mengikuti manhaj kenabian. Khilafah itu akan tetap ada sesuai kehendak Allah. Lalu Dia akan mengangkat khilafah itu jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan (pemerintahan) yang zalim. Kekuasaan zalim ini akan tetap ada sesuai kehendak Allah. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan (pemerintahan) diktator yang menyengsarakan. Kekuasaan diktator itu akan tetap ada sesuai kehendak Allah. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan muncul kembali khilafah yang mengikuti manhaj Kenabian.” (Hudzaifah berkata): Kemudian beliau diam. (HR. Ahmad dan al-Bazzar)

Wallahu a'lam bisshawab.
Previous Post Next Post