WISATA MEDIS, BARUKAH DALAM ISLAM?

OLEH : HJ PADLIYATI SIREGAR,ST

Kebutuhan masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan berkualitas semakin tinggi. Tak salah Bupati Ogan Komering Ilir, H Iskandar SE mengusung konsep medical tourism di kawasan Wisata Danau Teluk Gelam karena melihat potensi pasar Indonesia yang masih sangat besar.

Siloam Hospital salah satu penyedia layanan kesehatan di Indonesia tertarik dan menjajaki kerja sama dengan Pemkab OKI untuk mengembangkan layanan kesehatan berbasis pariwisata di Teluk Gelam OKI. Rencananya kawasan tersebut akan menjadi pusat penyembuhan kanker pertama di Pulau Sumatera.

“Kawasan ini sangat potensial karena dalam terapi medik obat hanya sekian persen untuk penyembuhan, daya dukung lingkungan seperti Teluk Gelam ini baik untuk recovery pasien dengan terapi khusus,” ungkap Dirut RS Siloam Sriwijaya, Dr Bona Fernando saat mendatangi kawasan wisata Teluk Gelam OKI, Kamis (23/7).

Bupati OKI, H Iskandar SE mengatakan, berangkat dari visi ingin memberi pelayanan kesehatan prima kepada masyarakat dirinya optimis pengembangan wisata kesehatan di Teluk Gelam OKI dapat berkembang baik.

“Keinginan kita adalah memberi pelayanan kesehatan berkualitas kepada masyarakat. Selain itu ada destinasi berobat di daerah ini untuk menjadi rujukan,” ujarnya.

Iskandar optimis bila pariwisata medis berkembang pesat di Indonesia, akan memberikan dampak yang sangat positif untuk pertumbuhan perekonomian.

“Tidak hanya sektor kesehatan yang mendapatkan manfaatnya, sektor wisata lainnya juga. Contoh mudahnya adalah mereka yang menemani pasien, saat menunggu bisa menggunakan waktu luangnya untuk traveling di sekitaran rumah sakit. Ini bisa menjadi peluang tambahnya pendapatan daerah juga,” pungkasnya.

Wisata kesehatan, kini menjadi trend baru dalam dunia pariwisata yakni berwisata dengan melihat kesehatan. Setelah digelar acara Indonesia Travel dan Holiday Fair (ITHF) dan Indonesia Wellness Medical Tourism Fair pada awal tahun 2013 menyebabkan semakin banyak traveler mengincar paket wisata kesehatan pada sebuah daerah karena faktor perawatan kesehatan yang berkembang di daerah tersebut.

Medical check up tentu tidak sendiri, ada keluarga atau teman yang menemani Anda. Keluarga atau teman bisa jalan-jalan ke destinasi wisata yang ada di sekitar tempat Anda berobat. Pikiran segar dan tubuh kembali bugar dalam wisata kesehatan.

Faktor inilah yang menjadi salah satu pemicu pemerintahan di OKI untuk  mengusung konsep medical tourism dikawasan Teluk Gelam. Tentu saja untuk mempersiapkan semua sarana pendukung memerlukan dana yang cukup besar mulai dari kesiapan infrastruktur dan sumber daya manusia yang dibutuhkan.

Kemudian menyusun standar usaha pariwisata di bidang wisata kesehatan, melaksanakan sosialisasi wisata kesehatan yang bernuansa tradisional, unik, otentik, dan mudah diakses, dan menyusun kerja sama tentu saja akan melibatkan sektor swasta di bidang pariwisata dan fasilitas pelayanan kesehatan yang ditetapkan. 

Sudah pasti dengan banyaknya persiapan yang akan dilakukan dan memerlukan dana yang besar tidak akan mungkin biaya berobatnya akan bisa di jangkau oleh rakyat yang tidak mempunyai uang(dana) alias menikmati fasilitas gratis yang berkualitas jauh dari harapan

Kondisi masyarakat  saat ini makin terpuruk sudah jatuh di timpa tangga lagi, masyarat sudah cukup kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari dengan harga- harga yang semakin melambung tinggi dan di perparah lagi dengan sulitnya mendapatkan kesehatan gratis ,ingin berobat kerumah sakit namun takut jangan sampat salah langkah dan terkena urun biaya lebih baik sakitnya di tahan sendiri atau cukup dengan beli obat diwarung pantaslah untuk saat ini di katakan orang miskin dilarang sakit.

Di masa sekarang, kesehatan dianggap sebagai suatu komoditas yang layak diperjualbelikan. General Agreement on Trade Service menegaskan bahwa kesehatan kini telah menjadi jasa komersial .  Jika ingin sakit, Anda harus siap dengan tabungan yang besar. 

Hal ini jauh bertentangan dengan prinsip yang dianut pada masa kekhilafahan. Pelayanan kesehatan tidak ditujukan untuk meraih nilai materi, tetapi ditujukan demi mendapat ridla Allah semata.
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, sehat merupakan nikmat dan karunia Allah SWT yang paling berharga dalam kehidupan ini yang wajib disyukuri. 

Pada masa kekhilafahan , hampir semua kota besar Khilafah memiliki rumah sakit.  Di Cairo, rumah sakit Qalaqun dapat menampung hingga 8000 pasien.  Rumah sakit ini juga sudah digunakan untuk pendidikan universitas serta untuk riset.   Rumah Sakit ini juga tidak hanya untuk yang sakit fisik, namun juga sakit jiwa.  Di Eropa, rumah sakit semacam ini baru didirikan oleh veteran Perang Salib yang menyaksikan kehebatan sistem kesehatan di Timur Tengah. Sebelumnya pasien jiwa hanya diisolir dan paling jauh dicoba diterapi dengan ruqyah.

Semua rumah sakit di Dunia Islam dilengkapi dengan tes-tes kompetensi bagi setiap dokter dan perawatnya, aturan kemurnian obat, kebersihan dan kesegaran udara, sampai pemisahan pasien penyakit-penyakit tertentu.

Rumah-rumah sakit ini bahkan menjadi favorit para pelancong asing yang ingin mencicipi sedikit kemewahan tanpa biaya, karena seluruh rumah sakit di Daulah Khilafah bebas biaya.  Namun, pada hari keempat, bila terbukti mereka tidak sakit, mereka akan disuruh pergi, karena kewajiban menjamu musafir hanya tiga hari.

Banyak individu yang ingin berkontribusi dalam amal ini.  Negara memfasilitasi dengan membentuk lembaga wakaf (charitable trust) yang menjadikan makin banyak madrasah dan fasilitas kesehatan bebas biaya.  Model ini pada saat itu adalah yang pertama di dunia.

Jaminan Kesehatan dalam Islam

Jaminan kesehatan dalam Islam itu memiliki empat sifat. Pertama,  universal, dalam arti tidak ada pengkelasan dan pembedaan dalam pemberian layanan kepada rakyat. Kedua, bebas biaya alias gratis. Rakyat tidak boleh dikenai pungutan biaya untuk mendapat pelayanan kesehatan. Ketiga, seluruh rakyat bisa mengaksesnya dengan mudah. Keempat, pelayanan mengikuti kebutuhan medis, bukan dibatasi oleh plafon.

Pemberian jaminan kesehatan seperti itu tentu membutuhkan dana tidak kecil.  Pembiayaannya bisa dipenuhi dari sumber-sumber pemasukan negara yang telah ditentukan oleh syariah.  Di antaranya dari hasil pengelolaan harta kekayaan umum termasuk hutan, berbagai macam tambang, minyak dan gas, dan sebagainya.  Juga dari sumber-sumber kharaj, jizyah, ghanîmah, fa’i, ‘usyur, pengelolaan harta milik negara dan sebagainya.  Semua itu akan lebih dari cukup untuk bisa memberikan pelayanan kesehatan secara memadai dan gratis untuk seluruh rakyat, secara berkualitas.

Kuncinya adalah dengan menerapkan syariah Islam secara menyeluruh. Hal itu hanya bisa diwujudkan di bawah sistem yang dicontohkan dan ditinggalkan oleh Nabi saw., lalu dilanjutkan oleh Khulafaur Rasyidin dan generasi selanjutnya. Itulah sistem Khilafah Rasyidah yang mengikuti manhaj kenabian. Inilah yang harus diperjuangkan sekaligus menjadi tanggung jawab seluruh umat Islam.

Wallâhu a’lam bi ash-shawâb. []
Previous Post Next Post