Mengais Rezeki di Era New Normal Life

Oleh: Ummu Athifa
(Ibu Rumah Tangga, Member Revowriter) 

Keluarga adalah penopang diri didalam kehidupan. Ada ayah, ibu, dan anak yang meramaikannya. Setiap kepala keluarga akan memberikan kemampuan terbaiknya dalam memenuhi perekonomian tanggungannya. Serta akan memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan yang cukup.

Tak khayal, para suami akan berusaha sekuat tenaga untuk mencari pekerjaan. Dan seketika itu, pasti akan bersungguh-sungguh dalam bekerja, meskipun harus berangkat pagi hari dan pulang petang hari. Itulah potret kewajiban suami didalam rumah tangga. Mengejar usaha dengan maksimal dalam rangka memperoleh rezeki. 

Namun, saat wabah covid-19 melanda hampir seantero dunia, banyak yang terkena PHK (pemutusan hubungan kerja). Indonesia sendiri dalam kurun waktu 3 bulan hampir 2 juta penduduknya di PHK. Faktor utamanya tak lain ditutupnya perusahaan, restoran, supermarket selama PSBB berlangsung. Sehingga tidak ada pemasukan untuk menggaji karyawannya. 

Kondisi ini ternyata memperburuk ekonomi Indonesia. Hingga akhir bulan Mei lalu, perekonomian negeri ini diambang krisis kehancuran. Maka, dalam rangka menyelamatkan perekonomian, terbitlah kebijakan new normal life. Kebijakan di tengah wabah covid-19 yang masih meningkat penyebarannya. Dan benar, faktanya pasca kebijakan new normal life hampir tiap hari kasus positif covid-19 selalu tembus angka 1000 pasien. Subhanallah ! 

Meskipun demikian, kebijakan terus dilanjutkan dan berlaku awal Juni lalu. Akhirnya banyak perusahaan, restoran, supermarket, mall dibuka kembali setelah vaccum selama 3 bulan lamanya. Karyawannya sudah diizinkan bekerja dengan syarat mengikuti protokol kesehatan yang ketat.

Menurut Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto, pembukaan mall tidak 100 persen dan sangat dibatasi. Langkah ini untuk menghindari terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) saat pandemi. (tribunnews.com/26Juni2020)

Faktanya berbeda dengan perusahaan Gojek yang telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada 430 karyawan. Sementara mitra driver ojek online (ojol) Gojek tidak terdampak secara langsung akibat keputusan ini. Sebab, Gojek masih akan fokus pada tiga bisnis inti, yakni transportasi (GoRide), layanan pesan antar makanan (GoFood), dan uang elektronik (GoPay). (kompas.com/24Juni2020)

Namun pesahaan lampu LED, PT Cipta Energi Asia yang berada di Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon membuka lapangan pekerjaan bagi orang-orang terkena PHK akibat pandemi covid-19. Penambahan karyawan hingga 41 orang sangat membantu perusahaan dalam memproduksi masker selain lampu LED. Tentu ini menjadi kabar bahagia untuk para pemburu pekerjaan. (timesindonesia.co.id/25Juni2020)

Sungguh memprihatinkan kondisi negeri ini. Ditengah pandemi yang tak berkesudahan, rakyat dibebani dengan kehilangan pekerjaannya. Rakyat dibuat bingung  bukan kepalang dalam memenuhi kebutuhan keluarganya. Tentu sangat membuat pilu keadaan dan semakin terhimpit ekonominya. 

Pemerintah sebenarnya berusaha memberikan lapangan pekerjaan bagi rakyatnya. Berbagai cara dilakukan salah satunya melatih keterampilan, membuka lapangan pekerjaan bekerja sama dengan perusahaan asing, ataupun memberikan modal untuk membuka usaha. Namun, nyatanya tak cukup, penghasilan yang didapatkan tak sejalan dengan beban yang diterima, apalagi di masa pandemi. 

Nyatanya hidup di sistem tanpa Islam sangatlah sulit. Rakyat harus berjuang sendiri memenuhi kebutuhannya, tanpa diimbangi dengan penyediaan lapangan pekerjaan yang memadai. Imbasnya, pengangguran semakin banyak, terjadi masalah sosial, kejahatan merajalela seperti pencurian, perampokan, termasuk juga masalah keluarga seperti perceraian. 

Jadi dalam hal penyediaan tenaga kerja, sistem tanpa Islam yang berlandaskan asas kapitalisme akan mengutamakan unsur efektivitas dan efisiensi kerja. Namun itu semua tidak diimbangi dengan meratanya distribusi barang dan jasa yang dibutuhkan rakyat. Tetap yang menguasai barang dan jasa yaitu para pemilik modal. Rakyat kecil yang miskin semakin susah hidupnya. Ini yang kemudian menjadi penyebab kesenjangan sosial terus-menerus terjadi dalam sistem negara kapitalisme.

Jaminan Pekerjaan dalam Sistem Islam

Kepentingan masyarakat dalam sistem Islam diatur dengan strategi yang dilandasi dengan kesederhanaan aturan, kecepatan pelayanan, dan profesionalitas orang yang mengurusinya. Negara wajib menyediakan lapangan kerja yang memadai bagi warga negaranya, khususnya bagi setiap rakyat yang wajib bekerja dan menafkahi keluarganya (laki-laki). Artinya, negara diberi tugas oleh syariat untuk membuka lapangan pekerjaan yang luas dan iklim usaha yang kondusif.

Negara pun wajib menyediakan sarana dan prasarana, modal usaha yang diambilkan dari baitulmal. Modal diberikan cuma-cuma tanpa harus dikembalikan dengan sistem pinjaman ribawi. Bentuk yang diberikan bisa berupa lahan pertanian, benih dan bibit, modal uang, harta yang langsung dimanfaatkan seperti sarana produksi traktor, mesin bubut, sarana perdagangan lapak di pasar dan sebagainya.

Bagi warga negara yang belum cukup keterampilan maka negara menyelenggarakan penyuluhan dan pelatihan sampai mereka memiliki skill yang cukup untuk bekerja, tanpa dibatasi waktu tertentu. Semuanya diberikan secara gratis tanpa pungutan. Maka dengan tidak adanya pengangguran, semua laki-laki bekerja, maka kebutuhan pokok keluarga yang menjadi tanggungan nafkah mereka dapat terpenuhi. 

Itulah sistem Islam yang berusaha mengutamakan kepentingan rakyat. Negara adalah pelayan bagi rakyatnya. Sehingga keberlangsungan hidup di sistem Islam tentu akan memberikan keberkahan bagi seluruh umat di dunia. Terutama dalam konsep mencari rezeki bagi para laki-laki. Wallahu'alam bi shawab. 
Previous Post Next Post