Melihat Hikmah Dibalik Banjir

Oleh : Rifdatun Aliyah 
(Anggota Penulis Sahabat Surgawi)

Bumi pertiwi kembali berduka. Kali ini bukan mengenai pandemi Covid-19. Akan tetapi karena banjir yang melanda sebagian wilayah negeri. Banjir bandar di Sulawesi Selatan disusul oleh banjir yang terjadi di Konawe, Sulawesi Tenggara pada 15 Juli 2020. Banjir ini melanda 9 kecamatan dan merendam sekitar 1671 rumah warga (muslimahnews.com/17/07/2020).

Meskipun banjir merupakan musibah yang biasanya dialami diberbagai wilayah bumi pertiwi, namun tak dapat dipungkiri bahwa selain karena faktor alam, banjir juga merupakan salah satu akibat dari perbuatan manusia. Alih fungsi sungai dan lahan baik lahan sawah ataupun hutan merupakan penyebab besar masalah banjir yang sudah lama terjadi. Belum lagi berdirinya pabrik-pabrik yang tidak memperhatikan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL). Termasuk kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai yang juga masih jauh dari harapan. 

Sehingga, perlu adanya sinergi antara masyarakat, para pengusaha dan aparat pemerintah dalam mengatur ini semua. Dalam pendirian pabrik maka pemerintah harus memiliki aturan yang tegas mengenai pertimbangan AMDAL dan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB). Tidak semua lahan kosong boleh didirikan bangunan karena akan mengganggu ekosistem lingkungan. Masyarakat juga perlu diedukasi agar kesadaran untuk menjaga llingkungan dapat sepenuhnya dijalankan. Pemberian sanksi bagi yang tidak mengindahkan perintah juga perlu dilakukan.

Banjir sesungguhnya juga merupakan cara Allah SWT untuk menegur umat manusia. Memperlihatkan apa yang terjadi ketika tidak ada penjagaan terhadap alam yang Allah ciptakan. Agama  Islam juga melarang kaum muslimin merusak lingkungan dan mengelolanya tidak sesuai dengan syariat Islam. Sebab, negara harus memiliki rancangan yang strategis dalam membangun dan mengelola tatanan kota dan wilayah pendudukan.

Sudah saatnya negeri ini memperbaiki hal-hal yang telah membawa kerusakan bagi bumi pertiwi. Mengembalikan fungsi sungai dan lahan sawah serta hutan,melakukan reboisasi, irigasi dan koreksi atas kebijakan yang diterapkan. Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa menghidupkan tanah yang mati, maka baginya pahala. Apa yang dimakan oleh binatang darinya, maka itu baginya pahala sedekah,” (HR.An-Nasai, Ibnu Hibban, dan Ahmad). Allah SWT berfiman dalam surat ar Rum ayat 41 yang artinya, "Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)".
Previous Post Next Post