Lonjakan kasus Covid-19, karena tes masif atau New Normal?

Oleh : Fakhriyah Ahlamah, S.ST 
(Tenaga Kesehatan)

Sejak diberlakukan New Normal saat pandemic Covid-19 masih banyak terjadi pro dan kontra ditengah-tengah masyarakat. Didorong kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin menurun akibat banyaknya masyarakat kehilangan pekerjaan atau menjadi korban dirumahkan dan PHK serta minimnya kegiatan ekonomi dan menurunya daya konsumen.

Namun New Normal dinilai tidak tepat karena meningkatkan risiko penularan Covid-19. Hal ini diperkuat dengan meningkatnya jumlah kasus Covid-19 yaitu mencapai seribu kasus per hari. Hingga saat ini (24/6) mencapai 49.009 kasus positif dari jumlah itu pasien sembuh 19.658 orang dan 2.573 orang  Meninggal dunia.

Jumlah tersebt menunjukan meningkatnya jumlah kasus positif Covid-19 sejak kemunculan kasus pertama pada 2 Maret 2020 mencapai 49 ribu kasus. Dihitung dari 1 juni sampai 16 Juni terdapat peningkatan Covid-19 sebanyak 13.927 kasus. Sedangkan jumlah kenaikan tersebut melampaui kasus sepanjag bulan Mei yaitu 16.355 kasus.

“Inilah risiko pembukaan sektor-sektor tersebut, kita sekarang mengalami kenaikan kasus secara konsisten di atas 1.000 per hari. Lonjakan ini terjadi di berbagai wilayah seperti Jawa Timur dan Jawa Tengah yang cukup signifikan,” kata Hermawan melalui pesan suara kepada Bisnis, Jakarta, pada Minggu (21/6/2020).

Seharusnya pemerintah mengutamakan kesehatan masyarakat dibandingkan pertumbuhan ekonomi karena ekonomi akan sulit berjalan ketika kesehatan masyarakat belum siap. Pemberlakuan New Normal ini juga menunjukan ketidaksiapan Negara dalam menangani pandemic Covid-19 yang seharusnya risiko penularan dapat ditangani dan perekonomian harus tetap stabil dan itulah tanggung jawab Negara terhadap rakyatnya.

Begitupun dengan tes masif yang dilakukan di sejumlah daerah memang sudah seharusnya dilakukan pemerintah guna mengantisipasi penularan sehingga yang terindikasi positif Covid-19 dapat ditangani dengan cepat.

Namun disisi lain dengan pemberlakuan New Normal malah menambah beban risiko penularan karena menambah interaksi antar manusia dengan dibukanya Sembilan sektor me;liputi pertambangan, perminyakan, industry, konstruksi, perkebunan, pertanian dan peternakan, perikanan, logistik dan transportasi barang.
Maka dengan diadakan tes masif seakan menjadi kompensasi diberlakukan New Normal bukan menjadi solusi untuk menurunkan risiko penularan Covid-19 malah akan menambah risiko penularan Covid-19. Hanya solusi islam yang tepat dalam mengatasi pandemik yaitu dengan dilakukan lockdown, menjaga stabilitas ekonomi selama pandemic serta memastikan terpenuhinya kebutuhan pangan masyarakat selama pandemik.
Previous Post Next Post