HAKIKAT TAKWA SEBAGAI SOLUSI WABAH

Oleh: Agustinah Amalia 
(Mahasiswi)

Tak terasa umat Islam telah menyambut Hari Raya Idul Fitri 1441 H dengan penuh sukacita. Dimana perayaan tahun ini jauh lebih istimewa dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Kaum muslimin merayakannya di tengah pandemi yang sedang melanda sebagian besar dunia hari ini. Alhasil, Umat muslim di dunia merayakannya dengan kondisi terbatas tidak dapat sholat Ied di Masjid atau Lapangan, tidak saling berkunjung satu sama lain melainkan hanya melalui virtual dan aktivitas lainnya.

Para pejabat Negara termasuk Presiden dan wakil presiden menyampaikan ucapan Idul Fitri dengan mendorong terwujudnya takwa. Presiden Jokowi berharap kepada seluruh masyarakat agar bisa menerima kondisi ini, baik dalam keadaan senang maupun sedih, berlimpah atau kekurangan, sulit ataupun mudah, rumit atau sederhana. Sebagaimana pernyataan beliau “Jika Allah benar-benar menghendaki dan jika kita bisa menerimanya dengan ikhlas dan dalam takwa dan tawakal, sesungguhnya hal tesebut akan membuat berkah, membuahkan hikmah dan membuahkan rezeki, dan juga hidayah,” kata Jokowi.
Lihat: https://nasional.tempo.co/read/1345713/jokowi-semoga-allah-meridai-ikhtiar-pencegahan-covid-19/full&view=ok

Beliau juga mengajak masyarakat Indonesia untuk menghadapi cobaan Covid-19 dengan tetap tenang dan sabar, sebagaimana pernyataan beliau “Marilah kita hadapi cobaan ini dengan tenang dan sabar, kepanikan adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat dan kesabaran adalah titik tolak kesembuhan,” kata Presiden Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Kamis.
Lihat:https://today.line.me/id/pc/article/Presiden+Jokowi+Mari+hadapi+cobaan+COVID+19+dengan+tenang+dan+sabar-zk7JQj
Presiden Jokowi mengaku bahwasanya saat ini bangsa Indonesia dan masyarakat di dunia sedang menghadapi ujian dan cobaan, menjalani masa-masa sulit, berjuang untuk bebas dari pandemic Covid-19. Di tengah kesulitan seperti ini, beliau mengajak masyarakat Indonesia agar tidak pesimis dan putus asa.

Pernyataan beliau juga dikuatkan oleh Wakil Presidennya, Ma’ruf Amin yang berpesan agar masyarakat khususnya umat Islam, untuk tetap patuh pada protokol kesehatan dalam berlebaran di tengah pandemic Covid-19. Beliau mengatakan “Idul Fitri kali ini kita rayakan dalam suasana pandemic. Oleh karena itu, marilah kita rayakan dengan tetap memegang aturan-aturan kesehatan, dan marilah kita perkuat iman dan ketakwaan kita,” kata Wapres Ma’ruf Amin.
Lihat: https://nasional.tempo.co/read/1345707/maruf-amin-mari-rayakan-idul-fitri-dengan-taati-protokol-covid/full&view=ok

Jokowi menjabarkan bahwasanya dengan takwa, masyarakat akan berdisiplin mengikuti protokol penanganan wabah dan bisa saling menopang kebutuhan melalui zakat dan infak. Begitu juga dengan Wapres Ma’ruf Amin yang menegaskan bahwa janji Allah yaitu iman dan takwa menjadi pembuka pintu keberkahan, kemakmuran dan penyelesaian dari masalah yang dihadapi. Wasiat takwa telah disampaikan oleh para pejabat Negara, kini yang sedang dinanti public adalah agar terwujudnya tindakan berupa kebijakan yang selaras dengan takwa agar kalimat mulia itu tidak hanya menjadi retorika semata. 

Namun pada fakta dilapangan, kebijakan – kebijakan yang mereka ambil dalam menangani wabah jauh dari kata takwa karena  tidak berpijak pada syariah. Juga tidak ada seruan  taubat nasional untuk membuang hukum - hukum yang berasal dari buatan manusia yang selama ini menjadi rujukan mereka dalam mengelola bangsa. Bagaimana mungkin takwa yang diharapkan dapat terwujud ketika aturan dari Sang Pencipta tidak diindahkan. Sulit mewujudkan takwa yang hakiki di era Demokrasi Kapitalisme karena kebebasan menjadi pondasi dan modal menjadi prioritas tertinggi.
Lalu apa makna takwa sesungguhnya yang dapat membawa pada solusi bangsa dan wabah? Ya, kita tahu bahwasanya Takwa merupakan modal besar terwujudnya semua cita-cita kehidupan. Baik dalam lingkup individu, keluarga, masyarakat, dan bangsa. Para sahabat dan fuqaha dan salafusshalih juga terus mendalami makna takwa, ciri-ciri pemiliknya dan balasan bagi mereka yang meraih takwa.
ÙŠَا Ø£َÙŠُّÙ‡َا الَّØ°ِينَ آمَÙ†ُوا Ùƒُتِبَ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ُ الصِّÙŠَامُ ÙƒَÙ…َا Ùƒُتِبَ عَÙ„َÙ‰ الَّØ°ِينَ Ù…ِÙ†ْ Ù‚َبْÙ„ِÙƒُÙ…ْ Ù„َعَÙ„َّÙƒُÙ…ْ تَتَّÙ‚ُونَ

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (TQS Al-Baqarah [2]: 183). Takwa yang diharapkan tentu takwa yang sebenarnya. Demikian sebagaimana yang juga Allah Swt tuntut atas diri kita:
ÙŠَٰٓØ£َÙŠُّÙ‡َا ٱلَّØ°ِينَ Ø¡َامَÙ†ُوا۟ ٱتَّÙ‚ُوا۟ ٱللَّÙ‡َ Ø­َÙ‚َّ تُÙ‚َاتِÙ‡ِÛ¦ ÙˆَÙ„َا تَÙ…ُوتُÙ†َّ Ø¥ِÙ„َّا ÙˆَØ£َنتُÙ… Ù…ُّسْÙ„ِÙ…ُونَ

Artinya: “Hai orang-orang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan takwa yang sebenarnya, dan janganlah sekali-kali kalian mati melainkan dalam keadaan Muslim (TQS Ali Imran [3]: 102). 

Kata takwa sendiri berasal dari kata waqa. Artinya, melindungi. Kata tesebut kemudian digunakan untuk menunjuk pada sikap dan tindakan untuk melindungi diri dari murka dan azab Allah Swt. Caranya tentu dengan menjalankan semua perintah Allah Swt dan menjauhi larangan-Nya.

Pengertian takwa tersebut sebagaimana dikatakan Thalq bin Habib, seorang Tabi’in, salah satu murid Ibnu Abbas ra. Dikatakan, “Takwa adalah mengerjakan ketaatan kepada Allah Swt berdasarkan cahaya-Nya dengan mengharap pahala-Nya dan meninggalkan kemaksiatan kepada Allah berdasarkan cahaya-Nya karena takut terhadap azab-Nya.” (Tafsir Ibnu Katsir, I/2440)

Dengan demikian takwa haruslah totalitas. Harus mewujud dalam segala aspek kehidupan. Takwa juga bukan hanya harus ada pada tataran individual saja. Takwa pun harus ada dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Bahkan dalam hubungan luar negeri. Iman dan takwa merupakan kunci keunggulan masyarakat Islam. Lihatlah, dengan iman dan takwa Rasulullah Saw. Dan para Sahabat ra. mampu mengubah masyarakat Arab Jahiliah menjadi Masyarakat Islam yang unggul. Setelah Rasulullah Saw. Berhasil mendirikan Negara Islam di Madinah, ketakwaan hakiki benar-benar tewujud. 

Maka, dengan esensi takwa yang sebenarnya diatas yaitu taat dan patuh terhadap perintah Allah SWT secara keseluruhan. Maka ketika ingin mewujudkan takwa yang mampu mengantarkan pada solusi bagi negri haruslah menerapkan seluruh syariat Islam di lini kehidupan hari ini.  Maka kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan haruslah berdasarkan perintah Allah SWT yang nantinya akan dipertanggung jawabkan di akhirat kelak. Bukan lagi membuat kebijakan yang memenangkan kepentingan ekonomi karena tekanan investor, ingin mengejar target pertumbuhan ekonomi yang ditopang sector ribawi dan spekulasi apalagi sekedar ingin mempertahankan kursi.

Terutama dalam hal menangani wabah covid-19 ini, yang dibutuhkan adalah kebijakan-kebijakan yang sesuai dengan hukum syara, kebijakan yang berasal dari Al-Quran dan Sunnah, sehingga solusi yang diberikan kepada masyarakat tepat diberlakukan dan mampu mennyelesaikan permasalahan.

Apa yang harus kita lakukan untuk membuktikan ketakwaan kita kepada Allah Swt? Tiada pilihan lain selain berjuang bersama mengembalikan Islam sebagai solusi kehidupan. Islamlah yang akan menyelesaikan seluruh persoalan individu, masyarakat, Negara dan bahkan dunia. Inilah yang ditunjukkan oleh Rasulullah Saw., Khulafaur Rasyidin pada masa lalu dan para khalifah sesudahnya.

Sadarilah bahwa Allah dan Rasulnya telah menyiapkan model sistem politik terbaik yang selaras untuk menyemai kehidupan dunia modern hari ini, maka sebagai bentuk takwa hakiki kita kepada Allah SWT yaitu menjalankan dengan kesadaran penuh apa-apa yang telah Allah turunkan untuk umat manusia, sehingga dengannya akan mampu menyelesaikan seluruh problematika dunia, dan menghantarkan pada kehidupan yang adil, aman, serta sejahtera berkat rahmat dan karunia Allah SWT yang tercurahkan kepada umat manusia. Waallahua’lam bisshawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post