Wabah Virus Corona : Babak Baru Runtuhnya Kapitalisme dan Kembalinya Peradaban Emas Islam





Oleh : Neneng Sriwidianti
Pengasuh Majelis Taklim dan Member AMK

Dunia hari ini, termasuk Indonesia mengalami kepanikan luar biasa menghadapi makhluk kecil yang tidak kelihatan secara kasat mata, yaitu virus Covid-19. Kesombongan dan kepongahan manusia akhirnya bertekuk lutut di hadapan pasukan Allah Swt. yang tidak bersenjata. Meski tingkat kematian yang ditimbulkannya kecil, akan tetapi daya sebar yang luar biasa menjadikan wabah ini memberikan efek panik yang hebat.

Corona telah menghantam sebagian besar negara di dunia. Demikian juga negara nomor satu, yaitu Amerika Serikat. Hingga Amerika Serikat Donald Trump berkata kepada masyarakat AS, harus bersiap-siap hadapi hari-hari sulit melawan wabah corona. Korban di AS meningkat melampaui angka resmi yang dilaporkan Cina.

Wabah Covid-19 telah menelanjangi aib negara sekularisme-kapitalisme mana pun atas ketidakmampuan mereka melindungi kesehatan dan keselamatan nyawa rakyatnya. Tidak hanya negara seperti Indonesia, tetapi juga negara-negara terkategori negara maju.

Terus naik, kasus positif virus Covid-19 di AS sudah lebih dari 750.000 dengan 40.000 kematian. (Liputan 6.com, 20/4/2020)

Sistem kesehatan mereka benar-benar rapuh, baik yang berbasis pembiayaan asuransi wajib maupun bukan. Amerika Serikat misalnya, meski dinilai memiliki sistem kesehatan yang baik, akan tetapi juga tidak mampu menyembunyikan kelemahannya.

Bila ditelaah secara mendalam dan menyeluruh, ini adalah buah yang pasti dari sistem kehidupan sekuler. Khususnya, sistem politik demokrasi dan sistem ekonomi kapitalisme sebagai unsur utama pembentuk sistem kesehatannya.

Hal ini dapat dilihat dari konsep fungsi negaranya sebagai regulator bagi kepentingan korporasi, pengadaan sumber manusia kesehatan dengan sistem pendidikan sekularisme, model pembiayaan berbasis asuransi, pengadaan infrastruktur kesehatan liberalistis, dan lain-lain.

Semua konsep kapitalisme ini benar-benar mendukung paradigma batil mereka tentang kesehatan. Di mana kesehatan dan nyawa manusia hanyalah  objek untuk diindustrialisasi atau dibisniskan. 

Disinyalir, kalau penyebaran virus terus terjadi maka perekonomian Amerika Serikat benar-benar di ambang kehacuran.

Hal ini, memberikan pesan penting kepada negeri ini dan dunia. Bahwa negara sekuler  kapitalis mana pun, begitu lemah di hadapan makhluk Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang berukuran kecil.

Tidak hanya itu, wabah ini juga menegaskan bahwa peradaban yang dibangun di atas fondasi sekularisme, yang menyingkirkan eksistensi Allah Swt. justru berbahaya bagi kesehatan dan nyawa manusia, sehingga sudah saatnya harus diakhiri.

Islam adalah satu-satunya agama yang benar yang diturunkan oleh Zat yang Maha Sempurna. Dalam Islam tidak ada satu celah pun dari kehidupan manusia yang tidak ada aturannya. Termasuk dalam masalah bagaimana mengatasi sebuah wabah. Seperti yang terjadi saat ini, virus  Covid-19 yang sudah menjadi pandemi hampir di seluruh dunia.

Sistem kesehatan Islam,  sebagaimana sistem kehidupan Islam secara keseluruhan dipersiapkan Allah Swt. sebagai penyelamat kehidupan umat manusia dalam kondisi apa pun, saat terjadi wabah maupun tidak.

Sistem kesehatan Islam adalah syariat Islam itu sendiri. Ia dibangun di atas konsep dan paradigma sahih. Di samping didukung oleh keseluruhan sistem kehidupan berupa pelaksanaan syariat Islam secara kafah dalam bingkai khilafah.

Hal ini menjadi kunci rahasia kejujurannya sebagai pelindung kesehatan dan nyawa manusia dalam kondisi apa pun, saat ada wabah maupun tidak.

Semua konsep sahih Islam ini benar-benar mendukung paradigma sahihnya tentang kesehatan dan keselamatan jiwa manusia. Karena kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap insan.

Di samping itu, Islam begitu menghargai nyawa seorang muslim, sebagaimana dituturkan oleh lisan Rasulullah saw.  yang artinya : 

"Hilangnya dunia, lebih ringan bagi Allah dibandingkan terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak." (HR. At-Tirmidzi)

Demikianlah, buah manis yang akan dirasakan setiap orang ketika sistem kesehatan Islam yang ditopang oleh pelaksanaan syariat Islam secara kafah dalam bingkai khilafah. Ia benar-benar menjamin kesehatan dan kehidupan manusia, sebagaimana karakter konsep Islam itu sendiri.

Ketika peradaban sosialis sudah runtuh, peradaban kapitalisme yang diusung Amerika sudah mulai menampakkan kehancuran dan di ambang keruntuhan, harapan satu-satunya hanya kepada peradaban Islam.

Kembalinya peradaban emas Islam adalah sebuah keniscayaan. Khilafah akan tegak karena merupakan janji Allah Swt. dan bisyarahnya Rasulullah saw. yang belum terjadi. Dan pasti akan terjadi. 

Sebaliknya, orang-orang yang tidak beriman menertawakan bisyarah tersebut sejadi-jadinya. Bagi mereka tegaknya khilafah adalah ilusi, romantisme sejarah. Saat bisyarah hari ini mulai memancar, mereka berusaha sekuat tenaga untuk menghalanginya.

Saat ini, manusia di mana pun, merasa sebagai makhluk yang sama. Mereka semua muak dengan keserakahan kapitalisme, di belahan dunia mana pun mereka berada. Saat ini, masyarakat dunia, perlahan tapi pasti, sedang menuju pada arah baru, yakni globalisme. Hingga detik ini, satu-satunya sistem global alternatif pengganti kapitalisme hanya khilafah.

Akhwat fillah, dengan adanya virus corona ini, dan bagaimana dampak yang ditimbulkannya terhadap dunia termasuk Amerika Serikat, semakin meyakinkan kepada kita akan keruntuhan sistem kapitalisme. Saatnya kita semakin menguatkan barisan dakwah. Curahkan segala potensi yang ada, untuk menyongsong tegaknya khilafah Islamiyah.

Fajar kemenangan Islam semakin dekat. Khilafah saat ini bukan sesuatu yang asing. Semua orang membicarakannya. Semua orang merindukan berada dalam naungannya. Harumnya khilafah sudah terasa, semerbak mewangi seantero dunia. Babak baru runtuhnya kapitalisme dimulai dan kembalinya peradaban  emas Islam akan segera terwujud. Islam rahmatan lil a'lamin akan melingkupi dunia.

Wallahu a'lam bishshawab. Peradaban Emas Islam

Oleh : Neneng Sriwidianti
Pengasuh Majelis Taklim dan Member AMK

Dunia hari ini, termasuk Indonesia mengalami kepanikan luar biasa menghadapi makhluk kecil yang tidak kelihatan secara kasat mata, yaitu virus Covid-19. Kesombongan dan kepongahan manusia akhirnya bertekuk lutut di hadapan pasukan Allah Swt. yang tidak bersenjata. Meski tingkat kematian yang ditimbulkannya kecil, akan tetapi daya sebar yang luar biasa menjadikan wabah ini memberikan efek panik yang hebat.

Corona telah menghantam sebagian besar negara di dunia. Demikian juga negara nomor satu, yaitu Amerika Serikat. Hingga Amerika Serikat Donald Trump berkata kepada masyarakat AS, harus bersiap-siap hadapi hari-hari sulit melawan wabah corona. Korban di AS meningkat melampaui angka resmi yang dilaporkan Cina.

Wabah Covid-19 telah menelanjangi aib negara sekularisme-kapitalisme mana pun atas ketidakmampuan mereka melindungi kesehatan dan keselamatan nyawa rakyatnya. Tidak hanya negara seperti Indonesia, tetapi juga negara-negara terkategori negara maju.

Terus naik, kasus positif virus Covid-19 di AS sudah lebih dari 750.000 dengan 40.000 kematian. (Liputan 6.com, 20/4/2020)

Sistem kesehatan mereka benar-benar rapuh, baik yang berbasis pembiayaan asuransi wajib maupun bukan. Amerika Serikat misalnya, meski dinilai memiliki sistem kesehatan yang baik, akan tetapi juga tidak mampu menyembunyikan kelemahannya.

Bila ditelaah secara mendalam dan menyeluruh, ini adalah buah yang pasti dari sistem kehidupan sekuler. Khususnya, sistem politik demokrasi dan sistem ekonomi kapitalisme sebagai unsur utama pembentuk sistem kesehatannya.

Hal ini dapat dilihat dari konsep fungsi negaranya sebagai regulator bagi kepentingan korporasi, pengadaan sumber manusia kesehatan dengan sistem pendidikan sekularisme, model pembiayaan berbasis asuransi, pengadaan infrastruktur kesehatan liberalistis, dan lain-lain.

Semua konsep kapitalisme ini benar-benar mendukung paradigma batil mereka tentang kesehatan. Di mana kesehatan dan nyawa manusia hanyalah  objek untuk diindustrialisasi atau dibisniskan. 

Disinyalir, kalau penyebaran virus terus terjadi maka perekonomian Amerika Serikat benar-benar di ambang kehacuran.

Hal ini, memberikan pesan penting kepada negeri ini dan dunia. Bahwa negara sekuler  kapitalis mana pun, begitu lemah di hadapan makhluk Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang berukuran kecil.

Tidak hanya itu, wabah ini juga menegaskan bahwa peradaban yang dibangun di atas fondasi sekularisme, yang menyingkirkan eksistensi Allah Swt. justru berbahaya bagi kesehatan dan nyawa manusia, sehingga sudah saatnya harus diakhiri.

Islam adalah satu-satunya agama yang benar yang diturunkan oleh Zat yang Maha Sempurna. Dalam Islam tidak ada satu celah pun dari kehidupan manusia yang tidak ada aturannya. Termasuk dalam masalah bagaimana mengatasi sebuah wabah. Seperti yang terjadi saat ini, virus  Covid-19 yang sudah menjadi pandemi hampir di seluruh dunia.

Sistem kesehatan Islam,  sebagaimana sistem kehidupan Islam secara keseluruhan dipersiapkan Allah Swt. sebagai penyelamat kehidupan umat manusia dalam kondisi apa pun, saat terjadi wabah maupun tidak.

Sistem kesehatan Islam adalah syariat Islam itu sendiri. Ia dibangun di atas konsep dan paradigma sahih. Di samping didukung oleh keseluruhan sistem kehidupan berupa pelaksanaan syariat Islam secara kafah dalam bingkai khilafah.

Hal ini menjadi kunci rahasia kejujurannya sebagai pelindung kesehatan dan nyawa manusia dalam kondisi apa pun, saat ada wabah maupun tidak.

Semua konsep sahih Islam ini benar-benar mendukung paradigma sahihnya tentang kesehatan dan keselamatan jiwa manusia. Karena kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap insan.

Di samping itu, Islam begitu menghargai nyawa seorang muslim, sebagaimana dituturkan oleh lisan Rasulullah saw.  yang artinya : 

"Hilangnya dunia, lebih ringan bagi Allah dibandingkan terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak." (HR. At-Tirmidzi)

Demikianlah, buah manis yang akan dirasakan setiap orang ketika sistem kesehatan Islam yang ditopang oleh pelaksanaan syariat Islam secara kafah dalam bingkai khilafah. Ia benar-benar menjamin kesehatan dan kehidupan manusia, sebagaimana karakter konsep Islam itu sendiri.

Ketika peradaban sosialis sudah runtuh, peradaban kapitalisme yang diusung Amerika sudah mulai menampakkan kehancuran dan di ambang keruntuhan, harapan satu-satunya hanya kepada peradaban Islam.

Kembalinya peradaban emas Islam adalah sebuah keniscayaan. Khilafah akan tegak karena merupakan janji Allah Swt. dan bisyarahnya Rasulullah saw. yang belum terjadi. Dan pasti akan terjadi. 

Sebaliknya, orang-orang yang tidak beriman menertawakan bisyarah tersebut sejadi-jadinya. Bagi mereka tegaknya khilafah adalah ilusi, romantisme sejarah. Saat bisyarah hari ini mulai memancar, mereka berusaha sekuat tenaga untuk menghalanginya.

Saat ini, manusia di mana pun, merasa sebagai makhluk yang sama. Mereka semua muak dengan keserakahan kapitalisme, di belahan dunia mana pun mereka berada. Saat ini, masyarakat dunia, perlahan tapi pasti, sedang menuju pada arah baru, yakni globalisme. Hingga detik ini, satu-satunya sistem global alternatif pengganti kapitalisme hanya khilafah.

Akhwat fillah, dengan adanya virus corona ini, dan bagaimana dampak yang ditimbulkannya terhadap dunia termasuk Amerika Serikat, semakin meyakinkan kepada kita akan keruntuhan sistem kapitalisme. Saatnya kita semakin menguatkan barisan dakwah. Curahkan segala potensi yang ada, untuk menyongsong tegaknya khilafah Islamiyah.

Fajar kemenangan Islam semakin dekat. Khilafah saat ini bukan sesuatu yang asing. Semua orang membicarakannya. Semua orang merindukan berada dalam naungannya. Harumnya khilafah sudah terasa, semerbak mewangi seantero dunia. Babak baru runtuhnya kapitalisme dimulai dan kembalinya peradaban  emas Islam akan segera terwujud. Islam rahmatan lil a'lamin akan melingkupi dunia.

Wallahu a'lam bishshawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post