Sensitivitas Muslim Pada Masa Aktivitas Sosial Dibatasi

Oleh: Mia Fitriah Elkarimah 

Hidup bukanlah seikat bunga mawar yang indah harum dan mempesona,  hidup adalah perjuangan.  Bagaimanapun kita  survive dalam kehidupan.
 
Kehidupan ini layaknya medan perjuangan yang tak pernah tuntas.  Kendati demikian, jika kita telah memahami tujuan hidup dengan baik. Kita akan menyadari bahwa perjuangan seperti itu merupakan bagian dari kehidupan yang tidak bisa dihindari. 

Pandemi ini telah menimbulkan gejolak di masyarakat. Wabah virus corona diperkirakan akan berdampak panjang otomatis memukul roda usaha sektor informal maupun formal. Melanda kebingungan karena mencari pendapatan di saat warga lainnya membatasi aktivitas sosial,  Dari mulai istilah social distancing, physical distancing, lockdown, local transmission sampai Keputusan Pembatasan Sosial Berskala Besar. 

Bahkan, ada yang benar-benar tak dapat pemasukan sama sekali sekali , "Portal-portal di jalanan, mulai ramai dipasang", keluh kesah para pedagang 

Perkantoran tutup, produksi terhambat, seretnya pemasukan di berbagai bidang dunia usaha menyebabkan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di berbagai daerah di Indonesia.

Sedang pekerja yg sektor non formal, yang mengais rizki sendiri,  benar- benar sangat prihatin.  Pedagang Kantin salah satu sekolah swasta di bekasi,  Menurutnya, sejak aktivitas belajar mengajar di sekolah dihentikan, dirinya sudah tidak mendapat pemasukan. 

Tak hanya pedagang kantin saja yang menjerit atas musibah ini. Penjaja jasa seperti tukang cukur hingga sol sepatu nyaris 'lumpuh' . 

Melonjaknya masyarakat yang tidak ada pendapatan, maka kelaparan menjadi sebuah keniscayaan.

Seperti diberitakan   Liputan6.com, Jakarta (24/4/20). Empat anak di Serang, Banten, kehilangan ibunya di tengah pandemi Virus Corona COVID-19. Bukan akibat infeksi virus, sang ibu wafat karena serangan jantung usai dua hari kelaparan.

Lalu, di Batam, Kepulauan Riau, seorang pria yang menanggung empat orang anaknya kehabisan uang untuk membeli bahan makanan. Ia menawar-nawarkan ponsel bekasnya seharga Rp10.000 untuk membeli beras. (Suara.com 26/4/20) 

Pengacara kondang Hotman Paris Hutapea pun prihatin dan sejaligus menyentil kalangan elite dan wakil rakyat di Batam.

"Ini di Batam! Tolong pengusaha batam kasi bantuan!! 10 kg beras akan berarti bagi mereka! Halo DPRD Batam? Pemda Batam???," tulis Hotman seperti dikutip Suara.com, Kamis (16/4/2020).

Kisah Pilu Perantau di Bekasi, Tulang Punggung Keluarga tapi Kelaparan, hampir sebulan, karena  tak lagi bekerja.

Sungguh menyedihkan. 
Ini adalah fakta nyata dampak pandemi Corona yang memukul perekonomian masyarakat.

Bantuan sosial juga belum merata diterima warga yang membutuhkan, kepedulian sosial masyarakat di tengah pandemi pun masih harus ditingkatkan.
 sensitivitas dan kepedulian kita terhadap tetangga masih belum mampu mengcover kelaparan mereka, karena baru satu dua, kita perlu bersatu membantu mereka .

Bukankah kita,  masyarakat mayoritas muslim yang sudah hafal akan hadis ini, yang diriwayatkan  Al-Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad.

"Tidaklah beriman  orang yang tidur dalam keadaan kenyang. Sedang tetangganya kelaparan"

Bukankah agama kita, telah mengatur hubungan antar sesama,  dengan interaksi yang mengedepankan nilai-nilai luhur. Yuk kita bersama membantu sekitar kita.

Post a Comment

Previous Post Next Post