Ramadan, Bulan Taubat dan Taat



Oleh : Neneng Sriwidianti
Pengasuh Majelis Taklim dan Member AMK

Umat Islam di dunia serentak menjalankan ibadah shaum Ramadan 1441 H. Meski dalam suasana prihatin, karena pandemi Covid-19 yang belum berakhir, umat Islam menyambutnya dengan sukacita, kebahagian terpancar dari sikap mereka.

"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. al-Baqarah [2] : 183)

Ramadan merupakan bulan yang mengandung peluang emas untuk bertaubat kepada Allah Swt. Barangsiapa yang bersungguh-sungguh dalam berpuasa di bulan ini, maka Allah Ta'ala akan mengampuni segenap dosanya, sehingga diumpamakan bagai berada di saat hari ia dilahirkan ibunya. Suci tanpa dosa.

Bersabda Rasulullah saw,
"Sesungguhnya Ramadan adalah bulan di mana Allah Swt. wajibkan berpuasa dan aku sunahkan kaum muslimin menegakkan salat malam. Barangsiapa berpuasa dengan iman dan mengharap keridaan Allah Swt., maka dosanya keluar seperti hari ibunya melahirkannya." (HR. Ahmad 1596)

Seorang muslim diperintahkan untuk menyambut Ramadan dengan taubat nashuha, terlebih di bulan Ramadan. Apalagi, di saat wabah virus Covid-19 ini, mari kita jadikan momentum untuk introspeksi diri. Ada apa dengan kita. Ada apa dengan negara ini.

Menurut Imam Al-Ghazaly ketika kita melakukan taubatan nashuha, kita harus memperhatikan 3 hal :

1. Harus ada pengakuan bahwa yang dilakukan itu dosa.
2. Harus ada penyesalan, bahwa yang kita lakukan itu dosa.
3. Tanamkan dalam hati, bahwa kita tidak akan mengulanginya lagi.

Jadikan Ramadan kali ini sebagai titik tolak taubat kolektif atas kemaksiatan pengabaian hukum-hukum Allah Swt. Negara ini sudah jauh menyimpang dari aturan yang diturunkan dari Zat yang Maha Sempurna.

Harus ada kesadaran secara kolektif juga, bahwa ketika berhukum dengan hukum kapitalis demokrasi adalah dosa besar dan sudah saatnya sistem ini dicampakkan. Karena sudah menimbulkan mudarat yang sangat besar.

Ketika kesadaran itu sudah muncul, maka hal tersebut akan mendorong kita menjadi insan dan bangsa yang taat secara sempurna pada syariatnya. Ke depan kita berjanji tidak akan kesalahan yang sama.

Tanamkan sebuah keyakinan bahwa, taubat dan taat itu harus dilakukan secara kolektif, baik dari individu, masyarakat, dan negara. Ketika hal tersebut ada, maka hal tersebut akan menghantarkan pada solusi tuntas problem dunia hari ini dan membawa obat bagi pandemi Covid-19.

Semua ini hanya bisa terwujud ketika negara menerapkan hukum Islam secara kafah. Khilafah satu-satunya institusi yang bisa menerapkannya. Menegakkannya adakah kewajiban yang mendesak, yang paling agung yang harus dilakukan saat ini. Ramadan saat yang tepat sebagai momentum perubahan yang hakiki.

Wallahu a'lam bishshawab.


Post a Comment

Previous Post Next Post