Sistem Islam : The Best Lock Down


Oleh: Abu Mush'ab Al Fatih Bala
(Pemerhati Politik Asal NTT)

Pro Kontra seputar Lock Down mulai terasa. Pihak yang kontra mengatakan bahwa Lock Down (LD) belum diperlukan karena Indonesia belum melonjak jumlah pasien Covid-19, bisa mengguncang ekonomi nasional dan LD percuma dilakukan karena salahsatu kapal pesiar yang keseluruhan penumpangnya telah diisolasi namun masih bisa menyebarkan virus Corona ke berbagai negeri.

Melihat ungkapan seperti diatas tidak sesuai dengan fakta yang terjadi di lapangan. Jumlah pasien Covid-19 meningkat tajam dalam beberapa hari terakhir ini. Mulai dari 4  hingga 172 orang telah positif Corona di Indonesia (Kumparan.news, 17/3/20).

Covid-19 memang mengguncang ekonomi dunia namun bila tidak dilakukan upaya preventif dan kuratifnya maka akan memperlebar sebaran virus mematikan ini. Amerika Serikat demi melindungi warga dan aset ekonomi nasionalnya telah melakukan LD. Seperti dikutip dari New York Times, AS seperti kebanyakan negara di dunia telah melakukan 4 langkah LD yaitu menutup perbatasan,  membatasi akses bepergian dari dan keluar negeri, mengisolasi kota-kota dan melarang perkumpulan lebih dari 10 orang. (17/3/20)

Bahkan sekitar 7 juta penduduk California diminta mengkarantina diri mereka di dalam rumah. Pemerintah AS menyiapkan dana bailout 50 juta USD untuk menyelamatkan Maskapai penerbangan di AS jika terjadi kerugian karena Covid-19. Sedangkan di Uni Eropa diberlakukan LD selama 30 hari untuk memutus rantai penyebaran virus Corona ini.

Sedangkan di Indonesia LD belum sepenuhnya bisa berjalan sukses. Kementrian Pendidikan Nasional telah mengeluarkan edaran agar satuan pendidikan di seluruh Indonesia "meliburkan dirinya" dengan konsep Home Learning. Tetapi kesulitannya adalah bagaimana mengontrol agar para pelajar atau mahasiswa dan keluarganya tidak kontak dengan lebih banyak orang di luar rumah? Bahkan kebijakan LD tidak serempak di berbagai daerah di Indonesia.

Presiden Jokowi meminta setiap pimpinan daerah yang mau melaksanakan LD harus berkonsultasi dulu dengan pusat. (RRI Pro 3 Jakarta, 17/3/20). LD atau isolasi ini sangat penting dilakukan mengingat Covid-19 telah menginfeksi 180.000 orang di dunia dan mengakibatkan kematian 100.000 orang. Namun, berita baiknya adalah 80.000 orang telah berhasil disembuhkan (New York Times, 17/3/2020).

Dengan adanya LD ini akan memperlambat laju berkembangnya Corona. Namun, LD bisa saja gagal total jika syarat-syarat pendukungnya tidak dipenuhi misalnya tidak memasukkan warga negara asal daerah endemik seperti China walaupun dengan alasan demi bisnis dan wisata, tidak bepergian ke luar daerah khususnya ke tempat endemik Corona dan melakukan pola hidup bersih.

Di Indonesia malah puluhan TKA asal China diduga telah masuk ke Bandar Haluuelo, Sultra (PolitikToday.com,17/3/20). Ini tentu saja kontraproduktif dengan kebijakan pemerintah yang telah "meliburkan" sekolah atau satuan pendidikan dan beberapa perusahaan atau perkantoran. Harusnya setiap warga negara Indonesia maupun asing dikarantina agar tidak mudah masuk keluar wilayah Indonesia.

Harusnya seluruh negara meniru sistem Islam dalam mengatasi wabah menular yang telah terbukti dalam sejarah berhasil. Pada Zaman Khalifah Umar bin Khattab ra, Beliau pernah melarang orang bepergian kedalam dan keluar dari Syam yang terkena wabat Tha'un. Ini berhasil meredam perkembangan wabah ini keluar wilayah Syam. Selain itu Amr bin Ash ra Sahabat Nabi yang diutus ke Syam berhasil menghilangkan virus zaman itu dengan menyuruh warganya berpencar ke hutan dan pegunungan. Sehingga tidak ada kontak atau keramaian antar warga. Virus ini tidak menemukan perantara untuk berkembang biak.

Strategi kesehatan ala Islam ini bersumber dari Allah SWT dan Rasul-Nya. Tidak ada masalah yang tidak ada solusinya dalam Islam. Bahkan berbicara tentang masalah wabah, Islam mempunyai dalil yang didukung oleh sistem pemerintahan yang kuat. Dalil yang dimaksud slahsatunya adalah hadist Rasulullah SAW.
"Jika kalian mendengar wabah melanda suatu negeri. Maka, jangan kalian memasukinya. Dan jika kalian berada didaerah itu janganlah kalian keluar untuk lari darinya"
(HR. Bukhari & Muslim). Hadis ini mendapatkan dukungan yang kuat oleh pemerintahan Islam pada saat itu tanpa memperhatikan kepentingan bisnis, wisata mau pun utang luar negeri. Khilafah pada saat itu adalah kepemimpinan Islam yang mandiri dan bebas dari intervensi asing sehingga mudah melaksanakan LD disertai langkah kuratifnya.

Dua strategi ini baik blokade akses atau social distancing (karantina dan berpencar) ternyata telah dikenal sejak zaman Khilafah. Hanya berganti istilah di era modern tetapi esensinya sama. Kekeliruan negara-negara yang ada di dunia ini adalah ketika terjadi wabah Corona mereka berbondong-bondong menjemput warga negaranya yang ada di Wuhan China. Akibatnya ketika ada yang positif Corona menyebarkan virusnya di negara masing-masing. Ditambah dengan ada beberapa negara yang tidak menutup perbatasan dan melakukan pemeriksaan medis kepada orang bepergian memperburuk penyebaran Corona di dunia. Semoga semua bisa mengambil hikmah dan mengadopsi Sistem Islam sebagai solusi yang nyata bagi setiap persoalan khususnya masalah wabah.[]

Bumi Allah SWT, 17 Maret 2020

#DenganPenaMembelaDunia
#SeranganPertamaKeRomaAdalahTulisan

Post a Comment

Previous Post Next Post