Salam Pancasila : Rezim Ini Tim Sukses Proyek Global Moderasi Islam


Oleh: F.H Afiqoh
 Aktivis Dakwah Kampus dan Member Akademi Menulis Kreatif

Salam pancasila,  inilah  kata yang sedang eksis di kalangan masyarakat saat ini. Asal mula adanya kata salam pancasila diawali dengan perkataan yang dilontarkan oleh Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi. Ia mengusulkan mengganti salam Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh dengan Salam Pancasila. Kemudian dari perkataan yang telah disampaikan tersebut, dari kalangan masyarakat ada  yang pro dan ada yang kontra. 

Dilansir oleh viva,co.id (23/02/2020) terkait hal itu, Direktur Sosialisasi, Komunikasi, dan Jaringan BPIP, Aries Heru Utomo, menjelaskan pemberitaan berasal dari wawancara ‘Blak-blakan Kepala BPIP: Jihad Pertahankan NKRI’ di salah satu media nasional pada 12 Februari 2020.
Wawancara tersebut dilakukan sebelum Kepala BPIP melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi II DPR RI, pada 18 Februari 2020. Jadi, Kepala BPIP dalam kaitan ini tidak membuat pernyataan baru setelah RDP dengan Komisi II DPR.
Selanjutnya, Yudian kembali mendapat pertanyaan terkait dengan Salam Pancasila. Apakah beliau sependapat dengan Salam Pancasila tersebut. Kemudian, ia menjelaskan salam Assalamua’alaikum maksudnya mohon izin permohonan kepada seseorang dan kalimat agar semangat.
"Iya, Salam Pancasila. Salam itu kan maksudnya mohon izin atau permohonan kepada seseorang sekaligus mendoakan agar kita selamat. Itulah makna salam. Nah Bahasa Arab, Assalamualaikum Wr Wb," ujarnya. 

Jadi bisa dilihat bahwa ia tidak mengerti apa makna dari salam Assalamualaikum sehingga dengan mudahnya mengatakan yang demikian. Padahal salam Assalamualaikum adalah semoga keselamatan terlimpah untukmu, kalimat ini adalah doa dan sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah saw. mengucapkannya adalah sunnah dan bagi yang mendengarnya wajib untuk menjawabnya.

Apa yang dilakukan oleh ketua BPIP ini bukan hanya sekali ini, melainkan sebelumnya ia pernah mengatakan bahwa agama adalah musuh pancasila. Dengan ucapan yang dikeluarkan oleh ketua BPIP ini adalah salah satu tanda dan kode seakan-akan menganggap umat Islam menjadi sumber masalah keragaman, sehingga ucapan salam pancasila suatu toleransi agar tidak membeda-bedakan antara agama yang satu dengan yang lain. 

Sangat terlihat bahwa rezim saat ini adalah rezim fobia dengan Islam, dari pelecehan yang dilakukan terhadap ajaran Islam. Banyak fakta perlakuan buruk yang dilakukan oleh rezim ini terhadap Islam dan kaum muslim, diantaranya ulama dikriminalisasi, ajaran Islam dihina, ormas Islam dibubarkan, orang yang menyuarakan Islam kafah di cap radikal, ekstrim dan fanatik. Kemudian ajaranya ingin dihapus, bahkan dengan beraninya mengatakan bahwa agama adalah musuh pancasila. Tidak cukup hanya itu baru-baru ini ia ingin mengganti Assalamu’alaikum dengan Salam Pancasila. Sedikit demi sedikit ajaran Islam ingin dihilangkan dari kehidupan kaum muslim dengan cara yang halus maupun yang tidak halus. Oleh karena itu cara yang ditempuh rezim untuk mengatasi akan selalu memojokkan umat Islam agar meninggalkan ajaran agamanya.

Namun cara ini justru menyulut sikap penolakan publik karena makin menguatkan dugaan umat bahwa rezim ini mengidap Islamofobia. Hal itu semakin menambah bukti bahwa rezim ini mempertentangkan ketaatan muslim dengan loyalitas bernegara, karena segala sesuatu selalu dikaitkan dengan Islam.
Beginilah rezim sekuler radikal, selalu menganggap Islam sebagai ancaman. Bukti apalagi yang dicari? Orang-orang yang mengatas namakan pancasila demi kepentinganya sanga jelas mereka bias menjadi dalang perpecahan umat. 

Umat seharusnya menyadari hal ini adalah bagian dari upaya sistemik menjauhkan muslim dari keterikatan terhadap agama, dan mengganti identitas Islam dengan identitas liberal. Lihatlah fakta yang sedang kita alami sekarang, sekelompok mereka sedang menggaungkan Islam moderat, dan bahkan dalam wilayah tafsir sudah mulai mereka sasar untuk kelancaran dari pada propaganda yang ingin dilakukanya. 
Sebenarnya siapa ancaman bagi pancasila dan Negara?

Padahal pada faktanya Islam bukan ancaman kesatuan sebuah bangsa, Islam bukan musuh besar pancasila, Islam bukan teroris, Islam tidak ekstrim, dan Islam juga bukan agama yang tidak mengenal toleransi. Semua yang dilabelkan kepada Islam adalah fitnah. sesungguhnya orang yang mengucapkan hal-hal buruk terhadap Islam merekalah ancaman bagi kesatuan bangsa sebab mereka banyak melakukan kekacauan terhadap umat.

Penghinaan terhadap Islam sebenarnya hanyalah efek samping dari pada sistem sekuler yang diterapkan. Bahkan sistem sekuler merupakan penghinaan yang lebih besar, yang melahirkan penghinaan-penghinaan lainnya. 

Sudah saatnya umat mencampakan sekularisme bersama perangkat aturanya yang menentang aturan Allah Swt. Saatnya kaum muslimin bangkit dengan aturannya dalam naungan syariah kafah (khilafah) yang akan melindungi dan meninggikan kembali derajat kaum muslim.

Wallahu a’lam bishshawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post