Penarikan Cukai Minuman, Memberi Kesehatan ?

Oleh : Sumarni, S.Pd.
(Anggota Komunitas Menulis Untuk Peradaban)

Tampaknya  para pedagang asongan dan penjual minuman sachet ataupun para pedagang sejenisnya harus siap siaga. Pasalnya, wacana pemerintah melalui kementerian kesehatan  Sri Mulyani akan menerapkan kebijakan penigkatan pajak guna memperbesar pendapatan negara melalui penarikan beacukai minuman ringan (minuman sachet). Kebijakan yang dihembuskan oleh pemerintah ini salah satunya memberi alasan kesehatan dalam menarik cukai minuman yang banyak dikonsumsi masyarakat (Merdeka.Com,  /02/2020).
         
Sepanjang akhir tahun 2019 sampai akhir bulan Februari 2020 terus bermunculan kebijakan-kebijakan pemerintah yang semakin menyengsarahkan rakyat. Sebelumnya pemerintah ditahun kemarin telah menerapkan kebijakan yang serupa yakni menarik cukai kantong plastik, naiknya harga materai dan pemalakan pempek dan warung makan. Kini hadirnya penarikan cukai minuman ini tentu sukses akan menambah derita rakyat.

Betulkah Alasan Kesehatan?
Sudah menjadi tabiatnya pemerintah berdalih meningkatkan kesehatan rakyat, alih-alih rakyat menjadi terperhatikan kesehatan mereka. Justru penarikan cukai minuman ini memicu semakin beratnya beban hidup keluarga bahkan rakyat sudah menomorduakan masalah kesehatan demi mencari sesuap nasi dan mempertahankan hidup. Ironis usaha rakyat ini harus ditarik cukai dengan alasan kesehatan.

Menguraikan Akar Masalah Kesehatan 
Menurunnya  tingkat kesehatan masyarakat bukan saja disebabkan oleh hadirnya minuman sachet (yang buruk untuk kesehatan). Namun juga rakyat tidak mampu mendapatkan fasilitas layanan kesehatan dengan optimal lantaran biaya kesehatan amatlah mahal.

Hal ini membuat rakyat memilih untuk tidak berobat kerumah sakit. Demikian semakin memperpara menurunnya kesehatan rakyat. Walhasil tidaknya mampunya rakyat mendapatkan layanan kesehatan disebabkan juga faktor ekonomi yang buruk. Sudah begitu tidak hadirnya negara sebagai (ra'in) pelayan umat membuat para bapak kesulitan mencari pekerjaan dinegeri sendiri.

Kehadiran kapitalisme telah membuat sendi-sendi kehidupan menjadi rusak. Ide sekuler (pemisahan agama dari kehidupan) ini mengabaikan aturan agama mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara menjadi penyebab merosotnya ekonomi dan mengkerdilkan layanan kesehatan dinegeri ini.

Paradigma kapitalisme dalam memberikan pelayanan dan pengurusan pada umat berbasis bisnis, jual-beli antara negara dan rakyat (kapital). Negara memberikan pelayanan ketika rakyat sanggup membayar, jika tidak! rakyat tak mendapatkan pelayanan.

Maka tak heran  hari ini hubungan negara dengan rakyat hanya sebatas  penjual dan pembeli. Kipra negara sebagai pelayan dan pelindung umat  tidak hadir serta masih jauh dari memperhatikan kemaslahatan umat. Sehingga kita mendapati kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah tak jarang justru menyengsarahkan bahkan merugikan rakyat  tak memperdulikan urusan kehidupan umat.

Walhasil, penarikan pajak yang mencekik rakyat kecil bukan membuat sehat, justru semakin membuat melarat rakyat karena menarik cukai minuman manis. Itu artinya akan memaksa rakyat menaikkan harga jual. Praktis keadaan ini akan membuat daya beli masyarakat menurun, juga akan mengurangi bahkan menghilangkan pendapatan para pedagang asongan dan pedagang minuman ringan (minuman sachet) ini.

Islam Memberikan Pelayanan Kesehatan Memadai

Negara Islam hadir untuk memberikan pelayanan dan pengurusan pada umat. Fungsi  ra'in (pelayan) dan junnah (pelindung) rakyat benar-benar dijalankan dengan baik.

Islam telah menjamin kebutuhan perkepala keluarga berupa kebutuhan sandang, pangan, dan papan yang diambil dari kas negara (baitul mal).

Jaminan berupa keamanan, pendidikan, bahkan kesehatan pun diberikan secara cuma-cuma oleh negara. Kalupun berbayar maka negara memastikan tidak sampai memberatkan rakyat ketika berobat. Alias dapat dijangkau oleh seluruh lapisan rakyat.

Hal ini dipastikan akan berjalan dengan baik. Fasilitas kesehatan juga akan diberikan negara dengan sebaik-baik pelayanan. Karena disokong oleh sistem ekonomi Islam yang mumpuni.

Sistem ekonomi yang diberlakukan oleh negara sangat memudahkan tiap-tiap kepala keluarga untuk mendapatkan pekerjaan sebagai yang bertanggungjawab dalam menafkahi keluarga. Wallahu a'lam bishowab

Post a Comment

Previous Post Next Post