Edukasi Pandemi Sangatlah Berarti

By : Afiyah Rosyad

Dunia saat ini diguncang musibah, bukan bencana alam. Namun pandemi wabah Corona secara global. Kemunculan virus Corona tidak hanya mengguncang Wuhan, Chjna, tapi merambah ke seluruh dunia. 

Penularan wabah penyakit yang bermula terjadi di kota Wuhan sangatlah cepat. Meski pemerintah Cina sudah mengisolasi kota Wuhan, namun penyebarannya tak tertahankan.

Penyebaran virus corona ke negara lainnya melalui pernafasan, percikan ludah, terkena nafas atau batuk dari orang yang mengidap virus Corona.  Media penularannya yang relatif mudah menyebabkan wabah penyakit ini menginfeksi orang secara luas.  

Data terakhir sudah ada 13 negara melaporkan temuan pasien positif virus Corona. Negara-negara itu akhirnya mengeluarkan kebijakan travel warning kunjungan ke Tiongkok dan terhadap person yang masuk ke dalam negeri mereka, terutama yang berasal dari Cina.

Indonesia menjadi salah satu negara yang ditinggali virus corona. Berbeda dengan beberapa negara yang memberikan travel warning, justru Indonesia membuka lebar pintu masuk pelabuhan dan bandara internasional untuk WNA.

Kini sebagian besar kota di negeri ini sudah melakukan lockdown, namun belum merata. Bahkan, di beberapa kota lockdown hanya ada instansi tertentu semisal instansi pendidikan. Sementara instansi publik lainnya masih beraktivitas seperti biasanya.

Jalanan, pasar dan sarana publik lainnya masih ramai dengan lalu lalang orang. Alat pelindung diri, minimal masker hanya sedikit saha yang memakainya. Lockdown yang diberlakukan tanpa diimbangi edukasi yang memadai membuat masyarakat merasa cuek dengan pandemi yang melanda.

Edukasi pandemi sangatlah penting. Mengingat penularan yang sangat mudah dan cepat, pemerintah harus bertindak tegas terhadap situasi yang sulit dan mencekam ini, sebelum korban berjatuhan lebih banyak lagi.

Sejatinya negeri ini mayoritas Muslim. Maka tak ada salahnya jika menerapkan aturan Islam dalam menangani kondisi wabah penyakit yang menjadi pandemi. Terlebih jika aturan Islam diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan.

Karena Islam bukan sekedar agama ruhiyah yang mengajarkan ibadah dan akhlaq, tapi Islam adalah ideologi yang memberikan petunjuk dalam seluruh aspek kehidupan, termasuk penanganan bencana wabah penyakit yang melanda.

Edukasi Islam menyelesaikan epedemi yang melanda dengan bebeapa hal, yakni:

1. Islam menanamkan dan mendorong agar setiap muslim wajib mengimani bahwa wabah penyakit adalah bagian dari musibah yang diberikan Allah.
Firman Allah SWT:
Katakanlah: “Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal”. (TQS. At-Taubah: 51).

Dengan keimanan, setiap muslim tidak akan tergelincir pada aktivitas syirik.  Justru keimanan pada Allah semakin kuat dan menumbuhkan sikap tawwakal padaNya.

2. Islam akan menumbuhkan optimisme bahwa setiap penyakit yang datang, akan menjadi ladang pahala jika bersabar. 

Dengan keimanan yang tertancap kuat, seorang muslim akan bersabar menerima ujian berupa penyakit. Kesabaran akan dijadikan pakaian l, karena diyakini akan mendatangkan pahala, menggugurkan dosa dan menaikkan derajat.

Sebagaimana sabda Baginda Nabi Muhammad SAW:

مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حُزْنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ

Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu kelelahan, atau penyakit, atau kehawatiran, atau kesedihan, atau gangguan, bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya karenanya. (HR. Al-Bukhari Muslim).

Sabar akan penyakit harus dibuktikan sebagai konsekuensi keimanan. Yakni dengan tidak mengeluh dan tidak mencaci maki penyakit yang ada.

Diriwayatkan dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, menjenguk Ummu As-Saaib atau Ummul Musayyib. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya:

أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم دَخَلَ عَلَى أُمِّ السَّائِبِ (أَوْ: أُمِّ الْمُسَيَّبِ)، فَقَالَ: مَا لَكِ يَا أُمَّ السَّائِبِ (أَوْ: يَا أُمَّ الْمُسَيَّبِ) تُزَفْزِفِيْنَ؟ قَالَتْ: اَلْحُمَّى، لاَ بَارَكَ اللهُ فِيْهَا. فَقَالَ: لاَ تَسُبِّي الْحُمَّى، فَإِنَّهَا تُذْهِبُ خَطَايَا بَنِيْ آدَمَ كَمَا يُذْهِبُ الْكِيْرُ خَبَثَ الْحَدِيْدِ.

 “Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menjenguk Ummu as-Saib (atau Ummu al-Musayyib), kemudian beliau bertanya, ‘Apa yang terjadi denganmu wahai Ummu al-Sa’ib (atau wahai Ummu al-Musayyib), kenapa kamu bergetar?’ Dia menjawab, ‘Sakit demam yang tidak ada keberkahan Allah padanya.’ Maka beliau bersabda, ‘Janganlah kamu mencela demam, karena ia menghilangkan dosa anak Adam, sebagaimana alat pemanas besi mampu menghilangkan karat’. (HR. Muslim no. 2575)

Bukti kesabaran yang lain yakni berikhtiar untuk berobat dan menjaga diri. Berobat dengan pengobatan yang halal.

Rosul SAW. meminta kaum muslimin untuk berobat dengan zat yang halal, dan ini hukumnya adalah sunnah. Namun akan menjadi wajib manakala berkaitan dengan ikhtiar mempertahankan hidup, seperti yang terjadi dengan wabah corona saat ini. Sabda Baginda Nabi SAW:

إِنَّ اللهَ خَلَقَ الدَّاءَ وَالدَّوَاءَ فَتَدَاوَوْا وَلاَ تَدَاوَوْا بِحَرَامٍ

“Sesungguhnya Allah menciptakan penyakit dan obatnya. Maka berobatlah kalian, dan jangan berobat dengan sesuatu yang haram.” (HR. Ad-Daulabi)

3. Islam senantiasa mengajarkan hidup bersih dan sehat.
Masyarakat harus diedukasi agar membiasakan diri untuk hiduo sehat. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan, menjaga pola makan, dan menjaga pola hidup harus ditanamkan. 

Dalam kasus Virus Corona yang diduga datang dari kebiasaan menyantap hidangan dari kelelawar, maka kebiasaan mengkonsumsi jenis binatang ini harus dicegah. Terlebi lagi bagi kaum muslimin, hukum memakan kelelawar adalah haram. 

4. Islam mendedukasi masyarakat untuk mengisolasi wilayah wabah, mencegah warga keluar dan masuk wilayah yang terjangkit epidemi.

Negara harus menerapkan kebijakan isolasi atas suatu wilayah yang telah menjadi epidemi. Hal ini telah diajarkan oleh Baginda Nabi SAW. bahwa bila pada suatu wilayah telah terjadi wabah penyakit, maka warga yang di dalam tidak boleh keluar, sedangkan yang di luar tak boleh memasukinya. Sabda Beliau:

« الطَّاعُونُ آيَةُ الرِّجْزِ ابْتَلَى اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ بِهِ نَاسًا مِنْ عِبَادِهِ فَإِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ فَلاَ تَدْخُلُوا عَلَيْهِ وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلاَ تَفِرُّوا مِنْهُ »

Wabah Tha’un adalah suatu ayat, tanda kekuasaan Alloh Azza Wajall yang sangat menyakitkan, yang ditimpakan kepada orang-orang dari hambaNya. Jika kalian mendengar berita dengan adanya wabah Tha’un, maka jangan sekali-kali memasuki daerahnya, jika Tha’un telah terjadi pada suatu daerah dan kalian disana, maka janganlah kalian keluar darinya.

Islam akan memberi ruang bagi mobilisasi masyarakat saat wabah merebak. Bahkan Amru bin Ash saat terjadi wabah di masa Umar bin Khoththob memberikan solusi agar masyarakat hidup berpencar. Tidak berkumpul.

Maka, untuk saat ini social distancing, isolasi diri ataupun lockdown bisa dijadikan solusi di tengah masyarakat. Disosialisasikan dengan berulang-ulang dan dikontrol oleh petugas baik dari tenaga kesehatan ataupun aparat pemerintah. 

Sehingga dapat meminimalisir aktivitas orang yang berlalu lalang di jalanan dan tempat-tempat umum. Saat solusi lockdown dijalankan, maka pemerintah harus mampu menyuplai kebutuhan pokok warganya dengan memadai.

5. Islam menganjurkan negara menyiapkan tenaga medis yang handal dengan teknologi kedokteran  yang mutakhir serta berkhidmat pada kemanusiaan.

Ketika kapitalisme menjadikan kesehatan dan nyawa sebagai komoditas, dengan makin mahalnya biaya layanan kesehatan, cek up Covid-19, melambungnya harga obat-obatan, Islam justru memerintahkan Daulah Khilafah dan kaum muslimin untuk berkhidmat melayani kesehatan umat manusia lengkap dengan peralatan medisnya.

Dengan demikian warga tidak akan khawatir dengan penanganan kasus virus corona ini.

Maka jelas, umat manusia memang membutuhkan kehadiran Islam dalam naungan negara, yakni Daulah Khilafah yang akan menerapkan syariat Islam, dan menciptakan keamanan, kesejahteraan dan keamanan bagi seluruh umat manusia. 

Wallahu a'lam

Post a Comment

Previous Post Next Post