Stop Valentine's Day!

Oleh: Salsa Farica 
(Siswi SMA IT Ar-Rahman Banjarbaru Kalsel)


Hmm ... Pasti banyakkan yang bertanya-tanya, kenapa sih valentine's day banyak yang melarang, membenci dan mengharamkan?

Eitss, jangan salah ... 
Tidak semua orang memiliki pemikiran buruk tentang valentine's day. Buktinya masih banyak saja yang merayakan.

Valentine's day dianggap sebagai hari kasih sayang. Orang-orang biasanya mengekspresikan kasih sayang mereka dengan cara bertukar kado, memberi kartu ucapan, memberi cokelat, memberi bunga, menyatakan cinta kepada incerannya karena dianggap momen yang pas, dan hal lainnya yang berhubungan dengan kata “romantis”.

Padahal seharusnya kita bisa berkasih sayang itu setiap hari. Bukan hanya pada tanggal 14 Februari saja, yaa nggak? Namun pastinya hanya boleh mengasihi dan menyayangi pada orang-orang yang dibolehkan syara' ya.

Eh, sebenarnya gimana sih sejarah singkat lahirnya hari valentine ini yang bisa kita sebut ajang melakukan maksiat? 

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa bangsa Romawi adalah peradaban Barat yang hidup dengan sebuah adat, yaitu kepuasan badaniah, sebagai tujuan hidup mereka. Money, food and sex itulah simbol kebahagiaan dalam kehidupan mereka. Dalam mitologi Yunani-Romawi, mereka mengenal ada dewa yang selingkuh dan ada dewa yang diselingkuhi. Wajar bila kita lihat lukisan penyembahan di zaman Yunani-Romawi penuh dengan eksploitasi terhadap sex dan fisik wanita. Jauh sebelum dunia mengenal hari kasih sayang, bangsa Romawi mengenal perayaan "Festival Lupercalia" yaitu penyembahan kepada Lupercus yaitu Dewa kesuburan dan Juno Februa yaitu Dewi pernikahan. Dalam satu cerita, bahwa Lupercus mempunyai rasa cinta Aphrodite atau Venus Dewi Cinta. Maka lahirlah Cupid  anak dari mereka. Cupid yang digambarkan sebagai anak kecil tampan, bersayap dan membawa panah cinta. Sang ibu yaitu Aphrodite tertarik kepada anaknya sendiri dan akhirnya melakukan hubungan dengan anaknya. "Festival Lupercalia" dilakukan untuk meneladani Lupercus, Juno, Venus dan Cupid yang semua itu merupakan kemaksiatan. Astaghfirullah!

Nah jika kita sudah tau asal muasalnya hari valentine, kenapa masih mau saja ikut merayakannya? Dan ternyata bila kita lihat, para kapitalislah yang sangat diuntungkan dengan kondisi ini. Mereka dengan wajah tanpa dosa memfasilitasi berbagai atribut untuk merayakan hari kasih sayang ini. Beraneka ragam pernak-pernik khas valentine dibuat mereka dan dijual di mana-mana. Jelaslah mereka bisa dengan mudah melakukan hal itu. Karena sistem saat ini menerapkan sistem sekuler, di mana agama dipisahkan jauh-jauh dari kehidupan. It's mean, agama tidak boleh ikut campur dalam mengatur urusan individu. 

Kalau sudah salah dari akarnya, bagaimanapun kita memelihara, maka pastilah akan tumbang juga. Yang sangat disayangkan, saat ini banyak remaja yang masih belum tertarik untuk mengkaji Islam, padahal kita sudah tau ilmu kita masih sedikit, seharusnya membuat kita semangat untuk menuntut ilmu agama, belum lagi lingkungan yang membawa kerusakan akibat lalainya peranan Negara yang tidak menerapkan Islam. Alhasil jadilah valentine' day ini menjadi hari yang ditunggu-tunggu oleh mereka muda mudi yang hanya memikirkan hura-hura.

Data menunjukkan banyak remaja bahkan orang dewasa mengaku sering merayakan valentine's day dengan jalan-jalan, makan dan endingnya hubungan sex. Na'udzubillah.

Buka mata, buka pikiran dan buka hati kalian para remaja! "Satu langkah yang kalian pilih hari ini, menentukan 1000 langkah kalian dimasa depan".

Sudah cukup para kapitalis hedonis menjajakan cinta berbalut nafsu. 

Wahai Remaja Islam, camkan pada diri kalian bahwa valentine's day haram untuk dirayakan, karena Islam tidak merayakan hari maksiat itu.

Rasulullah bersabda : " "Barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka dia bagian dari mereka" (HR.Ahmad dan Abu Dawud No.4011).

Jadi, wahai para remaja, ingatlah bahwa semua kebahagiaan di dunia ini sifatnya hanyalah sementara dan fana. Semua akan berakhir dan kelak apa yang pernah kita lakukan akan kita pertanggungungjawabkan di Yaumil Akhir. Ingin berakhir di manakah tempat peristirahatan kita, Surga or Neraka?

Dari pada kita merayakan  hari maksiat itu, yang jelas sangat banyak kerugiannya,  lebih baik kita ikuti tips di bawah ini:
Pertama, mencari tau apa itu tsaqofah (ilmu) Islam dan mengkajinya. Tidak usah malu ikut pengajian, seharusnya kita merasa beruntung karena tersadarkan dari segala pembodohan remaja. Beruntunglah bagi kita yang sudah mempelajari Islam dan menjadikan Rasulullah sebagai satu-satunya teladan.

Kedua, mengaitkan kehidupan kita saat di dunia dengan kehidupan akhirat sebagaimana penjelasan di atas tadi bahwa semua yang kita lakukan kelak akan dipertanggungjawaban. Mulut tak mampu untuk mengelak. Karena yang bicara dan menjadi saksi adalah tangan, kaki, mata, dan seluruh anggota tubuh kita selain mulut. 

Ketiga, hiduplah dilingkungan yang baik. Carilah sohib yang bisa selalu mengingatkan dan mendekatkan kita kepada Allah. Berharap Allah ridha atas apa yang kita lakukan. Karena hanya keridhaan Allah yang mendatangkan kebahagiaan hakiki.

Keempat, berdakwah menyampaikan kebenaran Islam kaffah sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw. dan para sahabat. Terbayang ga sih jika tidak ada dakwah dikehidupan kita, bagaimana kita mengenal dan mengatahui Islam yang dibawa oleh Rasulullah Saw.
Oleh karena itu ... yuk kita sampaikan kebenaran Islam pada orang-orang di sekitar kita. Agar mereka memahami bahwa Islamlah satu-satunya solusi atas segala permasalahan ummat saat ini. Dengan demikian, kita dan ummat bersinergi dalam perjuangan menegakkan institusi negara yang bisa menerapkan sistem Islam kaffah dalam bingkai syariah.

Semoga, tips yang sedikit ini bisa memberikan perubahan pada kita untuk menjadi pribadi yang dirindu Surga. Aamiin Allahumma Aamiin.

Wallahua'lam bish shawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post