SKENARIO DI BALIK GUGATAN SYARIAT



Oleh : Nur Fitriyah Asri
Penulis Ideologis Bela Islam Akademi Menulis Kreatif

Di dalam sistem demokrasi sekuler, masalah penghinaan dan pelecehan terhadap agama terus tumbuh subur. Ibarat sesuatu telah menemukan habitatnya. Mengapa? Karena  pilar demokrasi adalah kebebasan (liberalisme). Sanksi hukum pun mandul, tebang pilih, tajam ke bawah, tumpul ke atas. Wajar jika semakin hari jumlah penistaan agama terus mengalami peningkatan, begitu masif.

Lihatlah, mereka yang menghina Islam dan ajarannya. Masih melenggang bebas tidak terjerat hukum. Ironisnya pelakunya banyak yang mengaku beragama Islam, akan tetapi tingkah polahnya justru merusak dan menghancurkan Islam. Sadar atau tidak, perbuatannya menyebabkan kaum kafir pembenci Islam mendapat angin segar, berani secara terang-terangan, bahkan menyerang. Apakah memang di balik semua itu ada sebuah skenario dan konspirasi?

Masih segar dalam ingatan kita, Ketua Umum PUG (Pengarusutamaan Gender)  Dr. Siti Musdah Mulia menyusun Draf Kompilasi Hukum Islam (KHI)  bentukan Departemen Agama, telah memicu kontroversi besar di kalangan umat Islam Indonesia. Mereka mengobok-obok, dan membongkar sejumlah hukum Islam dalam Al-Qur'an yang merupakan kalam suci wahyu Illahi. Mereka menggugat:  poligami dilarang, perkawinan antar agama disahkan, kawin kontrak diijinkan, pembagian waris sama, perempuan punya hak talak,  laki-laki juga memiliki iddah sebagaimana wanita, batas minimal perkawinan 19 tahun dan lainnya.
Rumusan draf KHI itu didasarkan atas empat pendekatan utama, yakni gender, pluralisme, hak asasi manusia dan demokrasi. Meskipun mendapat pertentangan dari kalangan umat Islam, ide-ide tersebut masih diaruskan. Dampaknya pemikiran umat Islam terkontaminasi menjadi liberal.

Dilansir oleh Hidayatullah.com.(16/06/2020),  Prof. Dr. Siti Musdah Mulia, M.A kembali berulah. Mengatakan secara lantang, bahwa perbuatan seks sejanis (LGBT) tidak haram. Hal itu dilaporkan oleh dua organisasi LSM Malaysia ke Markas Polisi, Daerah Sentul, karena melanggar (QS. al-A'raf: 80; al-Naml: 54; al-'Ankabut: 28).
Ia adalah penganut Islam liberal pejuang gender, feminis dan HAM. 

Dilansir oleh Suara.com (2/4/2018), Sukmawati Soekarnoputri, pernah dilaporkan. Berawal dari puisi nyinyirnya yang menyulut kontroversial. Diduga melakukan penistaan dan penghinaan agama. Dalam puisinya "Ibu Indonesia" terdapat larik yang memperbandingkan suara kidung ibu dengan azan, konde dan cadar.  Tampaknya tidak membuatnya kapok.  Justru semakin berani, kembali melakukan penistaan agama dengan membandingkan Ir. Soekarno dengan Nabi Muhammad saw. Penghinaan yang luar biasa bertentangan dengan firman Allah QS. al-Anbiya': 107. Alih-alih dijerat hukum, faktanya tetap bebas.

Kemudian tidak berselang lama keluar pernyataan senada yang dilakukan Menkopolhukam Mahfud MD. Diduga  melakukan penghinaan dan penistaan agama yang mengatakan, "Mengikuti sistem pemerintahan Nabi Muhammad haram hukumnya." Pernyataan tersebut bertentangan dengan  (QS.al-Ahzab: 21; al-Hasyr: 7).

Dilansir oleh Tempo.Jakarta (15 Januari 2020), Sinta Nuriyah, istri Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur mengatakan bahwa perempuan muslim tidak diwajibkan untuk mengenakan jilbab. Menurut Sinta, Gus Dur pun berpendapat serupa.Terbukti dari keempat anak perempuannya tidak mengenakan jilbab yang menutupi seluruh rambutnya. Sungguh ironis, karena bertentangan dengan firman Allah  (QS. an-Nur: 31 dan al-Ahzab: 59).

Apa maksud dan tujuannya? Sungguh sangat memprihatinkan. Pernyataan arogan keluar dari mulut-mulut yang berani menggugat syariat Allah, justru dilakukan oleh tokoh agama,  politikus, bahkan para punggawa negara. Itu hanya segelintir contoh, faktanya ulama pun banyak yang menggugat syariat. Padahal mereka sebagai public figure yang dijadikan panutan rakyat. Hal ini sangat membahayakan, karena pernyataannya sesat- menyesatkan.

Sejatinya jika ditelisik pernyataan kontroversi Sinta  Nuriyah, yang mengatakan kaum muslimah tidak wajib berjilbab ada korelasi, konspirasi (persekongkolan)  dengan munculnya gerakan kampanye "No Hijab Day" yaitu kampanye hari tanpa hijab/berjilbab. Dipelopori  oleh Yasmine Mohammad, seorang perempuan murtad. Digelar pada tanggal 1 Februari, melalui media sosial. Mengajak para muslimah untuk menanggalkan hijab atau jilbab dengan menayangkan foto berbusana nuansa Indonesia. Dengan syarat memperlihatkan kepala tanpa memakai hijab/jilbab/niqab/cadar/kerudung dan semacamnya diakun yang dimiliki. Apalagi ada sayembara berhadiah, dengan hashtag #NoHijabDay pada 1 Februari 2020. Muncul pertanyaan: Dari mana dana itu diperoleh? Tampaknya ada kucuran dana segar dari luar. Di balik  semua itu, ada skenario barat untuk menghancurkan umat Islam khususnya kaum muslimah. 

Mereka paham, akan peran muslimah yang punya andil besar sebagai tonggak pembangun peradaban.Jika muslimahnya shalihah akan melahirkan generasi shalih. Karena itu, kaum muslimah dirusak agar Islam tidak bangkit.

Arahnya pun sudah jelas, dengan membuka jilbab/ niqab sehari saja, telah menjadikan kaum muslimah menanggalkan keimanannya,  hilang rasa malunya. Padahal malu adalah sebagian dari pada iman. Ini yang diharapkan kaum feminis liberalis untuk mengajak dan menjebak agar mau ikut berpartisipasi dalam peringatan hari kasih sayang sedunia "Valentin Day" yang diperingati dan dimeriahkan pada tanggal 14 Februari mendatang.
Pada saat itulah terjadinya pergaulan bebas, free seks, yang ditengarai toko/mart kehabisan kondom, hotel-hotel sudah habis di booking. Tidak hanya itu, kemaksiyatan-kemaksiyatan yang lain ikut menyertainya. Misalnya: Miras, narkoba, gebyar musik yang melenakan dan lainnya.

LGBT menjadi pilihan dan semakin marak. Bagi pemuda dan pemudi yang takut resiko akan hamil di luar nikah, untuk mencari amannya lebih memilih pasangan sejenis. Apalagi keberadaan mereka merasa mendapat pembelaan dan perlindungan dari LSM-LSM, dan HAM.

Itulah cara orang-orang kafir merusak umat Islam. Kucuran dana yang amat besar melalui antek-anteknya merupakan alat.
Sudah terungkap bila ada kucuran dana Asing untuk muluskan LGBT dan zina di Indonesia sebesar 108 juta dolar AS. (wartakota.live.com (21/01/2018)

Di balik gugatan terhadap syariat, yang dilakukan oleh kafir penjajah dan antek-anteknya, berupaya menjauhkan umat Islam dari agamanya.Ternyata di balik semua itu ada skenario penjajah Asing untuk mempertahankan  sistem sekularismenya melalui turunannya yaitu pluralisme, liberalisme, kapitalisme, demokrasi, HAM, kesetaraan gender dan isme-isme lainnya, serta dukungan dana yang sangat besar. Semua itu merupakan alat penjajahan yang dinilai efektif untuk mencegah dan menghadang tegaknya kembali khilafah. 

Jadi sekularisme sebagai biang kerok munculnya berbagai problematika kehidupan harus dibuang dan diganti dengan sistem Islam yang diridai Allah Swt.

Islam Solusinya

Islam adalah agama sekaligus ideologi yaitu sebagai petunjuk hidup untuk mengatur urusan individu, keluarga, masyarakat dan negara. Merupakan agama yang sempurna, memiliki aturan yang sempurna yaitu Al-Qur'an dan Sunah.

Konsekuensi seseorang dikatakan beriman jika terikat dengan hukum syara'. Menerima dengan ikhlas dan penuh keridaan dalam melaksanakan perintah dan larangan-Nya.

Islam melarang bekerja sama dengan mengambil wali orang-orang kafir. Allah Swt. berfirman :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu.Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.” (QS Ali Imran: 118)

Allah Swt. memerintahkan kepada kaum muslimin untuk berislam secara kaffah/menyeluruh (QS. al-Baqarah 208) meliputi: Akidah, ibadah, makanan, minuman, pakaian dan akhlak. serta ekonomi, kesehatan pendidikan, sosial, budaya, politik, peradilan yang semuanya diatur menurut Islam. Aturan-aturan tersebut hanya bisa diterapkan dalam sebuah institusi yaitu khilafah.

Wajib hukumnya setiap muslim menegakkan khilafah. Sebab khilafah adalah sistem pemerintahan Islam  guna mempersatukan negeri-negeri Islam, yang dipimpin oleh seorang khalifah untuk menerapkan syariat Islam secara kaffah dan mengemban dakwah serta jihad keseluruh penjuru dunia.

Khilafah pasti tegak, karena janji Allah (QS. an-Nur: 55). Oleh sebab itu Allah melarang:  "janganlah kalian bercerai-berai, berpeganglah kalian pada tali agama Allah yaitu Al-Qur'an dan Sunah, (QS. Ali Imran: 103). 

Dan jangan berkecil hati, walaupun orang kafir dan anteknya membuat makar. Ingatlah akan firman Allah:

ÙˆَÙ…َÙƒَرُوا ÙˆَÙ…َÙƒَرَ اللَّÙ‡ُ ۖ ÙˆَاللَّÙ‡ُ Ø®َÙŠْرُ Ù„ْÙ…َاكِرِينَ

“Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.”(QS. Ali Imran: 54)

Dalam ayat yang lain Allah Swt berfirman:
“Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya.” (QS. ash-Shaff: 7)

Yakinlah, janji Allah pasti benar. Allah Swt berfirman,

{Ù‡ُÙˆَ الَّØ°ِÙŠ Ø£َرْسَÙ„َ رَسُولَÙ‡ُ بِالْÙ‡ُدَÙ‰ Ùˆَدِينِ الْØ­َÙ‚ِّ Ù„ِÙŠُظْÙ‡ِرَÙ‡ُ عَÙ„َÙ‰ الدِّينِ ÙƒُÙ„ِّÙ‡ِ ÙˆَÙ„َÙˆْ ÙƒَرِÙ‡َ الْÙ…ُØ´ْرِÙƒُونَ}

Artinya: “Dialah (Allah Ta’ala) yang mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya (agama itu) atas semua agama (lainnya), walupun orang-orang musyrik tidak menyukainya“ (QS. at-Taubah: 33, dan QS. ash-Shaff: 9).

Oleh sebab itu, marilah bergandengan tangan, rapatkan barisan, berjuang bersama agar  khilafah kembali tegak. Hanya dengan khilafah semua bentuk kemaksiyatan, penjajahan di muka bumi bisa dihapuskan dan memberikan rahmat di seluruh alam semesta.

Wallahu a'lam bish shawab

Post a Comment

Previous Post Next Post