Budaya Feminisme yang Mengakar

Oleh : Dewi Rahayu Cahyaningrum
Komunitas Muslimah Rindu Jannah Jember

Di zaman yang semakin modern, kebanyakan orang berpikir bahwa wanita berkarir itu lebih terhormat. Pikiran ini sudah mendarah daging pada para orang tua serta pemuda pemudi zaman now. Ternyata semua ini berawal dari sejarah kelam kaum wanita yang penuh dengan penindasan.

Berikut ini adalah sejarah penindasan wanita sehingga muncul paham feminisme yaitu gerakan sosial, politik, ideologi yang memiliki tujuan untuk mendefinisikan, membangun, dan mencapai keseteraan gender yang bebas tanpa batas, materi menjadi standart kebahagiaan, dan kecantikan kekayaan ketenaran merupakan tujuan utama : 
1. Sejarah Yunani bahwa pada masa Yunani kuno kedudukan wanita dapat digolongkan berdasarkan latar belakang serta tugasnya. Jika berdasarkan latar belakang wanita dari kalangan elite diperlakukan layaknya seorang tahanan, dan wanita dari kalangan bawah malah menjadi komoditi untuk diperjualbelikan. Tugas para wanita sebagai pemuas nafsu pria, dan hanya sebagai wanita yang melahirkan serta menjaga anak seperti baby sister.
2. Sejarah Romawi kedudukan wanita sebagai budak yang tugasnya menyenangkan dan menguntungkan tuannya. Wanita tidak diizinkan untuk mengambil keputusan dalam segala urusan, hak-hak seorang wanita berada pada kekuasaan suami, bahkan wanita bisa dimiliki dan dijadikan budak oleh anaknya sendiri.
3. Sejarah India kedudukan wanita sebagai pelengkap bagi kaum pria, bahkan ada istilah kesetiaan dan pelayanan seksual secara total seorang istri kepada suaminya. Bahkan ada tradisi seorang istri memanggil suaminya dengan panggilan “Yang Mulia” bahkan “Tuhan”. Dan jika suami meninggal maka setiap janda harus melakukan tradisi yang membunuh dirinya sendiri sebagai bukti pengabdian terhadap suaminya yang disebut tradisi SATI.
4. Sejarah Arab perlakuan terhadap wanita tak jauh beda dengan peradaban sebelumnya, bahkan ketika anak perempuan dikubur hidup-hidup maka artinya terkubur juga segala aib yang menimpa keluarganya, jika tidak dikubur maka wanita akan tetap dipelihara dan diperlakukan secara tidak manusiawi.  
5. Sejarah Cina kuno seorang anak perempuan tidak mendapat tempat yang wajar dalam keluarganya, mereka menderita sejak masa anak-anak dan dalam keluarga miskin gadis diperjualbelikan sebagai budak kepada keluarga kaya atau bahkan dijadikan budak oleh keluarganya sendiri.
6. Sejarah Eropa pernah terjadi pembantaian besar-besaran terhadap kaum wanita yang saat itu sedang terjadi banyak kekacauan dalam masyarakat, salah satunya mengalami berbagai wabah penyakit. Dan menurut kepercayaan orang Eropa saat itu “SIHIR” sumber dari semua musibah. Tahun 1481-1499 Mahkamah inkuisisi gereja membakar 10.220 orang terutama para janda, orang miskin, kaum lansia dan tabib wanita. Hal ini dilakukan karena menganggap wanita sebagai tempat pengampungan setan dan roh jahat.  

Dari serangkaian sejarah tersebut dapat dilihat bahwa peradaban kuno dahulu menempatkan wanita pada posisi yang rendah dan kedudukan wanita tidak jauh dari penghinaan serta perbudakan, dimana tugas utamanya hanya sebagai “Pemuas Kaum Pria”.

Karena sejak dulu wanita mengalami diskriminasi dalam berbagai bidang kehidupan maka banyak wanita yang mengalami trauma karena tertekan dengan aturan-aturan yang sangat tidak menghargai mereka, sehingga muncullah “FEMINISME” yang mengusung gagasan-gagasan untuk menuntut “KESETARAAN”.

Kaum Feminisme menyatakan keberadaan wanita bukan hanya sebagai pemuas pria, tugas wanita bukan bekerja di belakang pria, namun wanita juga bisa bekerja dan beraktivitas seperti pria. Gagasan inilah yang akhirnya berhasil mengubah alur sejarah, sehingga kini banyak dijumpai wanita-wanita karier yang telah sukses dengan pekerjaannya.

Paham Feminisme terus digaungkan dan menggelora, di sisi lain aturan Islam justru malah dianggap tidak sesuai dengan orang yang berpaham feminis. Dalam Islam ada beberapa hak dan kewajiban antara pria dan wanita yang menurut kaum feminis adalah merupakan bentuk penindasan wanita serta ketidakadilan, karena kaum feminis menganggap pria diutamakan dan terlihat selalu dikedepankan.

Beberapa contohnya adalah :
1. Dalam batasan aurat, Islam mewajibkan wanita menutup seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangan sesuai dengan QS. al-Ahzab ayat 59:  “Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuan dan istri orang-orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbab-jilbab mereka keseluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
2. Rumah tangga, Islam membolehkan seorang pria memukul wanita sesuai dengan QS an-Nisa’ ayat 34 : “.....dan apabila kalian (lelaki) takut akan nusyuz (ketidaktaatan atau keras kepala) mereka (istri) maka berilah nasehat kepada mereka dan pisahkanlah ranjang serta pukullah mereka, bila mereka taat kepada kalian maka janganlah mencari-cari untuk memukul mereka”.
3. Poligami, Islam membolehkan seorang pria menikahi lebih dari satu wanita yaitu maksimal empat sesuai dengan QS. an-Nisa ayat 3:  “Nikahilah wanita-wanita (lain) yang kalian senangi masing-masing dua,tiga, atau empat. Kemudian jika kalian takut tidak akan berlaku adil, kawinlah seorang saja atau kawinilah budak-budak yang kalian miliki”.
4. Talaq, dalam Islam pria yang berhak menceraikan wanita baik hanya dengan perkataan ataupun melalui proses hukum yaitu ketika lelaki sudah menjatuhkan kata “talaq” ketiga kalinya, maka secara agama ikatan pernikahan antara suami dan istri sudah terputus.  
5. Persaksian, Persaksian dianggap kuat jika disaksikan hanya dengan satu pria, sedangkan jika wanita yang bersaksi harus berjumlah 2 sesuai dengan QS. al-Baqarah ayat 282:  “Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua orang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya”
6. Pemimpin, dalam Islam pemimpin haruslah seorang pria sesuai dengan HR. Bukhari mengatakan:  “Tidaklah aku pernah melihat orang yang kurang akal dan agamanya sehingga dapat menggoyangkan laki-laki yang teguh selain di antara kalian wahai wanita”
7. Warisan, anak laki-laki mendapat bagian lebih besar dari anak perempuan, yaitu anak laki-laki mendapat 2/3 bagian sedangkan wanita mendapat 1/3 bagian.

  Sehingga jelas sekali paham feminisme memandang aturan Islam membuat wanita menjadi tertekan karena tidak memihak pada kebebasan wanita untuk berkembang, sehingga wanita seakan terkekang dan terbelakang.

Kaum wanita tidak mengetahui bahwa ajaran Islam sangat menjaga mereka menjadikannya mulia, diistimewakan oleh Islam. Bahkan Rasullullah saw. pun mencontohkannya dengan menghormati istri, anak dan para janda-janda pada masanya.

Perintah-perintah Allah Swt. adalah bentuk kasih sayang dan penjagaan Allah terhadap kaum wanita yang harus ditanamkan dari sekarang supaya kita terhindar dari ajaran paham feminisme dan fitnah manusia. Dengan demikian terjaga kehormatan dan kemuliaan menjadi seorang wanita.

Dalam Islam wanita merupakan nikmat Allah Swt. yang paling mulia, apabila dia bertaqwa kepada Allah SWT, dia adalah wanita sholehah yang diibaratkan sebagai sebaik-baiknya perhiasan dunia, dan wanita dinobatkan sebagai tonggak peradaban dunia. Hal ini dikarenakan dari rahim wanitalah para generasi-generasi penerus terlahir di dunia dan berkat didikan wanita pula para generasi penerus mengetahui ke mana peradaban dunia ini akan dibawa. 

Wallahua'lam Bishshawab

Post a Comment

Previous Post Next Post