Benarkah Kampus Merdeka

Oleh : Sri Yana

Kampus atau perguruan tinggi (PT) adalah tempat untuk menuntut ilmu dijenjang yang lebih tinggi. Sebagaimana wacana dari Menteri Pendidikan dan kebudayaan (Mendikbud) yang mengeluarkan kebijakan baru terkait PT yang disebut "kampus merdeka". Sehingga sekarang munculah pertanyaan, Benarkah kini kampus merdeka? 

Ternyata maksud dari  kampus merdeka menurut Mendikbud adalah kampus yang bisa bekerja sama dengan berbagai macam lembaga untuk membuka program studi (prodi) baru, meliputi perusahaan multinasional, star up, BUMN, sampai organisasi dunia seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun bisa ikut menyusun kurikulum untuk prodi baru tersebut.

Empat pokok kebijakan kampus merdeka, adalah:
1. Mempermudah kampus menjadi PT yang memiliki Badan Hukum.
2. Kampus Negeri dan Swasta bebas membuka prodi baru.
3. Kampus bebas menentukan kurikulum bersama industri dan asing.
4. Mahasiswa boleh kuliah dan magang di Industri, 3 semester di prodi lain.

Itu menandakan bahwa kampus merdeka yang berjalan makin menyempurnakan liberalisasi di kampus-kampus Negeri maupun Swasta. Sehingga kebebasan yang berjalan saat ini, menjadikan fenomena bahwa negara lepas tangan dari pembiayaan PT dan sekaligus mengubah arah orientasi dari PT itu sendiri.

Sebagaimana dilansir dari m.kbr.id, 24/1/2020 terkait ucapan dari Mendikbud bahwa menciptakan dunia baru di mana yang namanya S1 itu adalah hasil dari gotong royong seluruh aspek dari masyarakat. Bukan hanya perguruan tinggi yang sekarang bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak mahasiswa.

Berarti disini memang PT dibuat agar menjadi mesin pencetak tenaga terampil  bagi kepentingan industri. Karena industri hanya mengejar untung dan rugi di sistem kapitalis ini. Sehingga sungguh tidak cocoklah ketika PT berubah menjadi kampus merdeka ala Mendikbud. Hal tersebut pun bertentangan dengan slogan Tri Dharma dari PT, yaitu pendidikan, penelitian dan pengembangan, serta melakukan pengabdian masyarakat. Sehingga telah bergantilah Tri Dharma yang ketiga, yaitu pengabdian masyarakat menjadi pengabdian bagi kaum  kapitalis dan industri.

Sudah sejatinya, kita beralih kepada Islam kafah. Dimana fungsi kampus benar-benar untuk pengabdian masyarakat yang dapat mencetak generasi unggul, bukan generasi yang sekedar ingin mendapatkan kerja semata. Karena dalam Islam biaya pendidikan gratis. Sehingga orang akan berlomba-lomba dalam belajar demi meraih cita-citanya. Bukan mengejar pekerjaan demi kepuasan materi belaka. 
Wa'allahu a'lam bish shawab

Post a Comment

Previous Post Next Post