Virus Corona Siap Lintasi Negara

Oleh : Anna Ummu Maryam
(Penggiat literasi Aceh)

Indonesia turut mewaspadai penyebaran virus corona yang berasal dari Wuhan, China.

Apalagi, salah satu WNI berinisial R (35) menjadi suspect atau diduga terinfeksi virus ini. R sekarang sedang dirawat di ruang isolasi RSPI Sulianti Saroso, Jakarta, Jumat (Kompas.com, 24/1/2020).

Virus Corona atau penyakit dengan nama resmi novel  Corona virus (2019-nCoV) ini tengah menjadi ancaman di berbagai negara. Wabah yang berasal dari China telah menyebar ke negara-negara lainnya di luar benua Asia.

Sejumlah penelitian terus dilakukan untuk menemukan vaksin dan cara menyembuhan virus mematikan ini. Beberapa fakta baru telah diungkapkan para ilmuwan. Termasuk penyebaran hingga diyakini bersumber dari kelelawar. (Suara.com, 24/1/2020).

Sistem Kapitalis Biang Penyakit

Dalam beberapa pekan terakhir pemberitaan tentang penyebaran virus Corona telah menyita perhatian publik. Terlebih karena virus ini berasal dari negara Cina yang mayoritas suka melakukan kunjungan ke beberapa negara dan salah satunya di Indonesia.

Antisipasi dari berbagai negara pun dilakukan dan tak terkecuali Indonesia yang juga sudah dilakukan dari setiap bandara dengan meletakkan beberapa alat deteksi suhu tubuh pada setiap wisatawan yang melakukan kunjungan dengan berbagai alasan.

Hal ini dilakukan mengingat virus Corona adalah virus yang mematikan yang belum didapatkan anti virusnya. Sehingga hal ini akan menyebabkan kematian tanpa pengobatan maka dilakukanlah pencegahan.

Di negara Cina, Virus corona menyebar melalui udara bebas seperti flu.  Lebih dari 600 orang telah terinfeksi dan sebanyak 17 orang di China meninggal karena virus ini.

Virus yang ditemukan di Wuhan, China ini telah menyebar ke Thailand, Taiwan, Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Pakar Inggris meyakini virus itu sudah ada di Inggris.

Kekinian, kasus virus Corona pertama teridentifikasi di Singapura yang diderita oleh lelaki China berusia 66 tahun, warga Wuhan, yang tiba di Singapura pada Senin, 20 Januari lalu.

Beberapa peneliti telah mengeluarkan hasil penelitian mereka. Diantaranya adalah Penelitian kerjasama antara Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok, People's Liberation Army (PLA) dan Institut Pasteur Shanghai menemukan virus ini memiliki "ikatan kuat yang mengikat" dengan protein manusia yang disebut ACE2.

Para peneliti mengatakan bahwa protein pengikat ini memiliki kemiripan yang tinggi dengan virus SARS yang membunuh hampir 800 orang dan menginfeksi 8.000 orang di seluruh dunia pada tahun 2002-2003.

Namun terlepas dari semua itu, ada hal yang menarik untuk diperhatikan. Yaitu mengapa virus yang mematikan ini terus bermunculan, apakah tidak ada alat yang membuat manusia tidak terkena?.

Maka untuk memperoleh jawaban yang benar tentu kita harus mencari masalah hingga ke akarnya untuk dapat menanggulangi virus ini. 

Benih awal dari menjamurnya virus yang mematikan ini adalah sistem kapitalis yang mengatur hubungan  manusia dan pandangan manusia itu sendiri. Mengapa demikian?.

Karena sistem kapitalis telah menjamin kebebasan pada diri manusia. Sehingga ini menjadi peluang bagi siapapun dalam mengekpresikan keinginannya dalam bentuk apapun bahkan menciptakan virus mematikan sekalipun dengan dalih Hak asasi manusia dan sebuah karya yang patut untuk diapresiasi. Inilah kecacatan sistem kapitalis.

Pandangan manusia dalam sistem ini juga rusak. Bagaimana tidak, bahwa keuntungan  dan manfaat adalah landasan manusia dalam melaksanakan apapun. Sehingga mengambil keuntungan dengan kematian orang lain dianggap tak mengapa selama ada manfaat dan keuntungannya.

Maka tidak jarang kita melihat bahwa ribuan kematian manusia adalah ulah uji coba virus atau penyakit mematikan lainnya untuk mendapatkan keuntungan dengan mewabahnya penyakit tersebut bagi sebagian orang akan mendapatkan pundi-pundi materi yang fantastis dengan menjual anti virusnya. Dan hal ini disponsori oleh perusahaan para kapital yang memiliki modal yang besar.

Atau ada yang lebih sadis lagi, yaitu pandangan bahwa populasi manusia kian meningkat dan tentu akan menghabiskan banyak energi dan sumber daya alam sehingga hanya manusia terpilihlah yang dapat hidup maka selebihnya harus dimatikan.

Pandangan tanpa standar keselamatan manusia juga dijamin oleh sistem ini. Ini terbukti segala makanan dapat dikonsumsi manusia dengan berbagai alasan tanpa memperhatikan keberlangsungan kehidupan manusia.

Pandangan rusak ini tumbuh subur dalam benak manusia karena dijamin perkembangannya oleh sistem kapitalis ini. 

Kembalikan Pada Islam

Islam adalah agama yang mulia yang akan memuliakan siapapun yang menjadikan sebagai aturan dan pandangan hidup manusia. Bahkan kebaikannya hingga sampai kepada Rizki yang dimakannya.

Hal tersebut dijelaskan dalam hadist  :

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو بْن الْعَاصِ c أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ، وَرُزِقَ كَفَافًا، وَقَنَّعَهُ اللهُ بِمَا آتَاهُ.

Dari Shahabat ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyalahu anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh telah beruntung orang yang masuk Islam, dan diberi rizki yang cukup dan Allah memberikan sifat qana’ah (merasa cukup) atas rizki yang ia terima.”

Dengan pandangan yang sempurna inilah   orang orang beriman hidup. Bahwa dengan menjalankan perintah Allah dalam aktivitas manusia telah melahirkan kecukupan dan keberkahan pada hidup mereka. Sehingga tidak pernah membahayakan hidup orang lain demi kepentingannya.

Selain pandangan yang benar ini juga ditopang dengan diterapkan juga oleh negara dan berlaku sama pada setiap warga negara. Negara adalah penerapan aturan yang benar ini dan memantau pelaksanaannya.

Beliau juga bersabda,

على المرء المسلم السمع والطاعة فيما أحب وكره إلا أن يؤمر بمعصية فإن أمر بمعصية فلا سمع ولا طاعة

“ Wajib atas seorang muslim untuk mendengar dan taat (kepada pemimpin –ed.-) baik dalam perkara yang ia sukai atau dia benci, kecuali dalam kemaksiatan. Apabila dia diperintah untuk maksiat, tidak boleh mendengar dan taat.”

Apabila ada dari salah seorang warga negaranya yang mengambil keuntungan dengan membahayakan orang lain maka akan dikenakan sanksi yang berat sesuai kejahatan yang dilakukan.

Hal ini akan mampu menekan kejahatan dalam berbagai macan bentuknya. Karena selain difahamkan pemahaman yang benar juga dikontrol oleh negara dengan baik dalam pelaksanaan dalam segala aspek kehidupan. Pengontrolan oleh negara ini semata-mata demi menjaga kerasnya hukuman dari Allah atas kamaksiatan dan kezaliman manusia.

يَوْمَ لا يَنفَعُ الظَّالِمِينَ مَعْذِرَتُهُمْ وَلَهُمُ اللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوءُ الدَّارِ 

“(yaitu) hari yang tidak berguna bagi orang-orang zalim permintaan maafnya dan bagi merekalah laknat dan bagi merekalah tempat tinggal yang buruk” (QS. Ghafir: 52)

Kehidupan yang aman dan damai inilah yang dirasakan manusia saat Islam menjadi adidaya dan berkuasa memimpin dunia. Dimulai pada masa Rasulullah Saw hingga para Khalifah mengganti kepemimpinan setelahnya.

Terlihatlah bagaimana solusi Islam  d dalam menyelesaikan masalah yaitu sesuai dengan fitrah manusia, menentramkan jiwa dan sesuai akal.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلَّا تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى

“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa” (QS. Al Maidah: 8)

Post a Comment

Previous Post Next Post