Umat Islam Tak Punya Perlindungan

Oleh: Rika Anisa
Pelajar, Aktivis remaja Serdang Bedagai

Bagai buta dan tuli, umat tak menyadari seberapa butuhnya umat muslim di Uyghur terhadap uluran tangan para saudara-saudara muslim di seluruh dunia. Tak tahukah mereka yang menangis siang dan malam, dirampas kehormatannya bahkan tak segan-segan merenggut nyawa mereka. Jerit demi jeritan, tangis demi tangisan yang dikeluarkan oleh muslim Uyghur bahkan tak pernah dihiraukan oleh umat Islam di dunia. Bukankah mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim?, namun di mana rasa persaudaraan antar sesama umat muslim tersebut. Bahkan pemerintah pun tak sanggup hanya untuk sekedar memberikan kecaman terhadap China atas kekejiannya terhadap muslim Uyghur.

Kamis, 12/12/2019 21:20.CNN Indonesia -- China disebut berupaya membujuk sejumlah organisasi Islam seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, media Indonesia, hingga akademisi agar tak lagi mengkritik dugaan persekusi yang diterima etnis minoritas Muslim Uighur di Xinjiang. Laporan the Wall Street Journal (WSJ) yang ditulis Rabu (11/12), memaparkan China mulai menggelontorkan sejumlah bantuan dan donasi terhadap ormas-ormas Islam tersebut setelah isu Uighur kembali mencuat ke publik pada 2018 lalu. Saat itu, isu Uighur mencuat usai sejumlah organisasi HAM internasional merilis laporan yang menuding China menahan satu juta Uighur di kamp penahanan layaknya kamp konsentrasi di Xinjiang.

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
"Seorang Muslim adalah saudara orang Muslim lainnya. Ia tidak boleh menzhaliminya dan tidak boleh membiarkannya diganggu orang lain (bahkan ia wajib menolong dan membelanya) . Barangsiapa membantu kebutuhan saudaranya, maka Allâh Azza wa Jalla senantiasa akan menolongnya. Barang siapa melapangkan kesulitan orang Muslim, maka Allâh akan melapangkan baginya dari salah satu kesempitan di hari Kiamat dan barang siapa menutupi (aib) orang Muslim, maka Allâh menutupi (aib)nya pada hari Kiamat". (HR Bukhari dan Muslim)  

Dengan sangat jelas sudah diberitahukan Rasul, bahwa membantu saudaranya yang sedang kesulitan atau mengalami musibah adalah wajib. Lalu mengapa hal tersebut tidak bisa direalisasikan oleh umat muslim di seluruh dunia terhadap duka yang sedang dialami oleh minoritas muslim di Uyghur. Dimanakah kita saat mereka menjerit, merintih mengharapkan pertolongan. kemanakah perisai yang dulu selalu ada untuk meolong umat islam dari kebengisan kafir yahudi.

Semua sudah jelas, jawabnya karena kini pemimpin yang didambakan umat sudah sirna. Kegemilangan islam berakhir pada tahun 1924 M. Dan kini yang tertinggal hanyalah sejarah dan kesengsaraan umat muslim di bawah naungan sistem kufur warisan barat.

Untuk permasalahan yang dihadapi oleh Uyghur ini kita butuh seorang pemimpin yang berani untuk melawan kebengisan China. Namun seorang pemimpin yang seperti apakah yang dapat mengatasinya. Pemimpin tersebut adalah seorang  khalifah yang ada dalam naungan khilafah. Kenapa khilafah, karna dengan adanya khilafah permasalahan dapat diselesaikan dengan cara menerapkan sistem Islam. Maka dari itu  kita harus berjuang untuk segera menegakkan khilafah Islamiyah. 

Dengan menerapkan sistem Islam kita tidak akan lagi mengalami penjajahan ekonomi maupun fikiran, seperti yang saat ini membelengku tangan pemimpin kaum muslim. Islam akan menjamin kemandirian ekonomi., politik, SDA, dan lainnya. Dengan demikian kita bisa leluasa untuk menolong saudara kita, tanpa khawatir dengan negeri penjajah yang menancapkan taringnya di Indonesia dengan berbagai investasi dan pinjaman hutang berbasis ribawi sehingga Indonesia tidak mampu berkutik di hadapan negara tersebut.

Bersama-sama kita tegakkan dengan kerja sama antar seluruh negara muslim, kuatkan persatuan umat Islam. Kita satukan ekonomi negara Islam, sehingga kita tidak diintervensi lagi oleh dolar atau yuan China". 
Wallahu a’lam bishawab

Post a Comment

Previous Post Next Post