Resolusi Umat Terbaik Adalah Memilih Sistem Hidup Terbaik

Oleh : Anggun Permatasari


Ribuan detik terlewati, miliaran panah jarak dilalui. Tibalah kita di awal tahun 2020, meninggalkan segala yang terjadi di tahun 2019. Tentunya, banyak doa dan harapan digantungkan. 

Tahun 2019 merupakan tahun yang cukup berat untuk dilalui bagi umat Islam. Tidak hanya di Indonesia, tapi di seluruh dunia.

Kondisi percaturan politik dunia yang semakin memanas menyumbang andil cukup besar terhadap pergulatan politik di Indonesia. Salah satunya terhadap Pilpres (Pemilihan Presiden) dan Pileg (Pemilihan Legislatif). Pesta demokrasi yang berlangsung pada bulan April 2019 lalu tidak hanya menguras tenaga dan pikiran. Tapi, sampai memakan korban jiwa. 

Perang dagang antara Amerika Serikat dengan Cina membawa dampak sangat besar terhadap lemahnya laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Di dalam negeri, kebijakan pemerintah yang dilahirkan dinilai para pengamat ekonomi tidak pro rakyat.

Dibukanya keran impor membuat industri dalam negeri semakin lesu. Karena tidak hanya bahan makanan pokok seperti garam, bawang putih, beras sampai daging sapi. Namun, industri beratpun tak luput darinya. Diantaranya; Industri galangan kapal , pembuatan baja, truk dan ekskavator.

Transparency International Indonesia (TII) menyebutkan skor Corruption Perception Index (CPI) 2018 mengalami kenaikan. Berdasarkan skor CPI, Indonesia berada di peringkat 89 dengan angka 38. Skor tersebut membuktikan pemberantasan korupsi masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pemerintah. 

Persekusi terhadap ulama istiqomah, melabeli muslim taat dengan predikat radikal dan tidak Pancasilais, hingga wacana akan menghapus materi jihad dan khilafah dalam pelajaran agama di sekolah merupakan kedzaliman nyata yang dilakukan penguasa hingga sekarang.

Banyak kasus penyimpangan seperti LGBT, aborsi, pornografi dan pornoaksi, peredaran miras legal maupun oplosan, dan kasus peredaran narkoba yang tidak kunjung berujung seperti lingkaran setan, masih menghiasi laman-laman berita dan surat kabar. 

Sudahlah selama ini sebagian besar rakyat hidup dalam kepapaan, di tahun baru ini pemerintah malah memberlakukan kenaikan tarif pelayanan fasilitas umum seperti BPJS yang seharusnya diberikan secara gratis.

Pembangunan infrastruktur yang menjadi ikon rezim saat ini tidak membawa banyak manfaat bagi masyarakat. Karena nyatanya, tarif ruas tol dalam dan luar kota juga mengalami kenaikan. Tarif parkir tidak ketinggalan ikut dinaikkan. Belum lagi harga BBM yang merangkak naik yang tentunya akan diikuti dengan kebutuhan pokok lainnya. 

Disadari atau tidak, segala bentuk permasalahan yang dialami bangsa Indonesia merupakan buah dari penerapan dianutnya sistem Demokrasi sekuler kapitalis. Sistem buatan manusia ini membuat manusia berlaku bebas dan tidak mau diatur dengan hukum Allah swt. karena watak sistem sekuler memisahkan agama dari kehidupan.

Halal haram tidak menjadi prioritas sehingga, hidup jauh dari keberkahan. Produk undang-undang yang dihasilkan hanya memikirkan para pemodal yang memegang kendali pemerintahan. Kepentingan dan kesejahteraan rakyat selalu dikorbankan. Hedonisme menjadi tren sehingga manusia dilenakan dengan kebahagian semu yang justru menjerumuskan ke jurang kehinaan.

Oleh karena itu, kebangkitan yang diperjuangkan dan lahir dari rahim sistem yang salah sejatinya tidak akan menghantarkan umat pada rahmat Allah swt. "Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia” (QS. Al Anbiya: 107).

Dalam surat Al Imran ayat 110 Allah swt. berfirman: "Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada ALLAH".

Sebagaimana disebutkan dalam ayat tersebut, mestinya sebagai umat terbaik, umat Islam merujuk  pada penyelesaian seluruh persoalan yang dihadapi bangsa dengan solusi yang berasal Islam.

Islam adalah agama sempurna dan paripurna yang mengatur urusan seluruh makhluk hidup. Islam tidak hanya mengatur tata cara peribadatan. Islam mempunyai seperangkat hukum mengenai ekonomi, pendidikan, kebudayaan, rumah tangga hingga pemerintahan. 

Namun, penyelesaian masalah berdasarkan solusi Islam tentu bukan hanya berharap pada aspek maslahat semata dan diambil secara parsial pada satu aspek. Misal, di bidang ekonomi dengan meninggalkan praktik Bancassurance agar tidak terulang kasus jiwasraya, atau melakukan dedolarirasi dan menggunakan dinar agar nilai tukar uang kita stabil, membuat formula pendidikan berbasis al quran, mengganti bank konvensional menjadi bank syariah dan lain-lain. 

Solusi Islam yang diadopsi harus total mulai akar hingga daun. Dari asas hingga seluruh sistemnya dengan sistem politik Islam atau khilafah.

Secara Imani, penerapan seluruh syariat Islam dalam kehidupan merupakan bukti syahadat yang kita ucapkan. "Maka demi Rabbmu, mereka tidaklah beriman sampai mereka menjadikanmu sebagai hakim di dalam perkara yang mereka perselisihkan” (QS. An-Nisaa: 65).

Dan kita yakin dengan tegaknya seluruh syariat Allah akan mendatangkan maslahat bukan hanya untuk kaum muslimin saja namun bagi kafir dzimmi (orang kafir yang hidup dalam aturan daulah islam). "Siapa saja yang beragama Yahudi atau Nashara (nasrani), dia tidak boleh dipaksa meninggalkannya, dan wajib atasnya jizyah. (HR Abu Ubaid).

Secara empiris maupun historis, khilafah adalah sistem politik yang terbukti mengatasi beragam krisis yang hari ini tak mampu diatasi. Sistem komunisme yang terbukti telah gagal dan punah. Dan sistem kapitalisme sedang berada di tepi jurang kepunahan. Dan sudah terbukti, hasil penerapan syariat islam dan tegaknya sistem khilafah adalah kehidupan sejahtera, mulia dan jaya bagi manusia.

Bahkan, peradaban Islam dapat kita lihat melalui catatan sejarah seperti dalam buku “Story of Civilization” oleh Will Durant. Dia adalah seorang sejarawan barat yang mengatakan “Para Khalifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya bagi kehidupan dan kerja keras mereka.

Sudah sangat terang benderang Allah swt. memberikan tanda-tanda bahwa kemenangan Islam sudah di depan mata. Oleh karena itu, sebagai generasi khoiru ummah mari kita pantaskan diri berada di barisan terdepan memperjuangkan penerapann syariat Islam secara total dalam bingkai daulah khilafah. Agar terwujud the real islam rahmatan lil alamiin. Wallahu'alam. 

Post a Comment

Previous Post Next Post