Musibah Datang Saatnya Muhasabah


Oleh: Hany Handayani Primantara, S.P 
(Ibu Peduli Generasi) 

Awal tahun 2020 disambut dengan beragam musibah di berbagai daerah. Terutama wilayah Jabodetabek yang dilanda banjir serempak menerjang rumah penduduk serta fasilitas umum. Bukan hanya mobil yang berserakan terendam air, namun juga rumah penduduk yang berada di daerah rendah, dekat sungai maupun danau. 

Air yang sejatinya ditampung oleh sungai dan danau setempat tak mampu lagi menopang hingga luber ke badan jalan serta pemukiman warga. Walhasil banyak warga yang terisolir, tak mampu keluar rumah dan terjebak tanpa makanan serta kekurangan pakaian karena basah terhempas banjir. 

Banyak kalangan akhirnya memprediksi banjir lama surut lantaran debit hujan masih terus turun hingga saat ini. Tak terlalu lebat namun dalam kondisi yang tak kunjung berhenti membuat debit air kian naik. Sedangkan wilayah serapan air yang kian minim menambah parah, membuat air sulit untuk keluar. 

Wilayah Jakarta pun tak luput dari sorotan. Gubernur pun banjir celaan dari netizen akibat banjir yang menyerang ibukota negara Indonesia. Hal ini jadi bahan pemerintah guna memperbaiki sistem tata kota yang memang langganan banjir tiap tahunnya. Namun sepertinya dari tahun ke tahun pemerintah belum menemukan solusi yang ampuh guna menangani masalah banjir ibukota. 

Anjuran agar tak mengeluh dan mengeluarkan sumpah serapah pun keluar dari para ulama dan pemerhati kebijakan. Ajakan untuk bersabar dan saling membantu korban bencana pun kian kencang dikumandangkan. Daripada menyibukkan diri dengan menyalahkan orang lain lebih baik berdoa dalam kondisi seperti ini dan membantu sebisa mungkin para tetangga setempat yang menjadi korban.

Benar adanya bahwa setiap hujan yang Allah turunkan adalah sebuah berkah. Bermanfaat bagi semua makhluk-Nya di muka bumi. Baik yang ada di darat maupun di lautan. Allah SWT berfirman:
اَنْزَلَ مِنَ السَّمَآءِ مَآءً فَسَا لَتْ اَوْدِيَةٌ بِۢقَدَرِهَا فَا حْتَمَلَ السَّيْلُ زَبَدًا رَّا بِيًا ۗ وَمِمَّا يُوْقِدُوْنَ عَلَيْهِ فِى النَّا رِ ابْتِغَآءَ حِلْيَةٍ اَوْ مَتَا عٍ زَبَدٌ مِّثْلُهٗ ۗ كَذٰلِكَ يَضْرِبُ اللّٰهُ الْحَـقَّ وَا لْبَا طِلَ ۗ فَاَ مَّا الزَّبَدُ فَيَذْهَبُ جُفَآءً ۚ وَاَ مَّا مَا يَنْفَعُ النَّا سَ فَيَمْكُثُ فِى الْاَ رْضِ ۗ كَذٰلِكَ يَضْرِبُ اللّٰهُ الْاَ مْثَا لَ ۗ 
"Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah ia (air) di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengambang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti (buih arus) itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan tentang yang benar dan yang batil. Adapun buih, akan hilang sebagai sesuatu yang tidak ada gunanya; tetapi yang bermanfaat bagi manusia, akan tetap ada di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan." (QS. Ar-Ra'd 13: Ayat 17)

Namun jika saat ini justru musibah banjir yang terjadi maka bukan lantaran hujan semata penyebabnya. Karena segala apa yang ada di muka bumi ini telah Allah ciptakan secara seimbang satu sama lain. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Alquran: 
الَّذِيْ خَلَقَ سَبْعَ سَمٰوٰتٍ طِبَا قًا ۗ مَا تَرٰى فِيْ خَلْقِ الرَّحْمٰنِ مِنْ تَفٰوُتٍ ۗ فَا رْجِعِ الْبَصَرَ ۙ هَلْ تَرٰى مِنْ فُطُوْرٍ
"yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Tidak akan kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih. Maka lihatlah sekali lagi, adakah kamu lihat sesuatu yang cacat?" (QS. Al-Mulk 67: Ayat 3)

Maka sebaiknya musibah ini dijadikan sebagai sebuah muhasabah bersama. Ada apa di balik banjir yang telah Allah turunkan. Apakah Allah hendak menegur kita sebagai hamba-Nya yang selalu lalai memenuhi seruan-Nya? Apakah ini sebuah ujian lantaran hamba-Nya yang selalu mangkir dari setiap aturan yang telah Allah tetapkan? Ataukah ini sebuah adzab sebab kita yang sudah banyak maksiat terhadap Allah SWT. 

Wallahu a’lam Bishowab.

Post a Comment

Previous Post Next Post