Mewujudkan Pariwisata Untuk Meningkatkan Ketaqwaan

Oleh: Aminah Darminah, S.Pd.I.
(Muslimah Peduli Generasi)

Indonesia dianugerahi Allah SWT tanah yang subur dan indah. Setiap propinsi kabupaten bahkan desa tersebar tempat wisata yang menarik, baik wisata alam maupun keragaman budaya. 

Diera digital saat ini, akses untuk mendapatkan informasi tempat-tempat wisata atau festival budaya bangsa mudah didapat. Didukung infrastruktur menuju lokasi wisata yang memadai. 

Periode pemerintahan ke dua ini, pariwisata tetap menjadi sektor unggulan pembangunan nasional. Pengembangan wisata ada dampak positif dan negatifnya. baru-baru ini, 78 penari umbul kolosal di waduk jatigede jatuh pingsan dan kesurupan saat menari bersama disebuah festival kolosal seni budaya daerah kabupaten Sumedang. (Pikiran Rakyat.com 1/1/2020). Belum lagi serangan budaya asing bagi penduduk setempat, bagi turis asing berjalan di tepi pantai dalam keadan setengah telanjang hal yang biasa, atau berdua dengan lawan jenis dalam  balutan busana setengah telanjang hal yang lumrah. Padahal bagi penduduk setempat, norma agama dan adat kebiasaan.

Dampak positif bagi negara, sektor pariwisata  menambah devisa negara. Dalam program 10 destinasi wisata bali yang di tanda tangani presiden, ditetapkan dapat meraih devisa 246,4 triliun pertahun. (Kompas.com minggu 28 juli 2019). 

Mengapa sektor pariwisata menjadi program unggulan nasional? Indonesia kaya akan sumber daya alam. Sumber daya alam yang dimiliki Indonesia mayoritas sudah dikuasai pihak asing. Liberalisme, menjadikan SDA Indonesia dikelola oleh pihak asing dengan dalih investasi. Sehingga untuk menambah devisi negara digerakkanlah sektor pariwisata, baik alami maupun keragaman budaya. 

Islam agama yang indah dan sangat menyukai keindahan, maka sektor pariwisata akan dikelola sesuai dengan hukum syara, agar bertambah ketaatan kepada Allah, tanpa mengorbankan aqidah dan melanggar syariah. Keragaman budaya  jika mengandung unsur syirik maka akan dihilangkan, sebab bisa melemahkan aqidah ummat Islam. 

Cara Islam mengelola tempat wisata. Pertama, sektor wisata berupa keindahan alam seperti pantai, air terjun, taman bunga, gunung, negara memberikan fasilitas secara gratis berupa trasportasi, bebas biyaya masuk tempat wisata, memberikan fasilitas secara gratis di tempat wisata berupa kamar mandi, tempat istirahat dan masjid. Tujuan wisata untuk menambah kekaguman betapa maha besarnya Allah sang maha pencipta. Sehingga bertambah rasa syukur, keimanan akan tertancap kuat, ketaatan kepada Allah akan bertambah. Allah SWT berfirman dalam surat Luqman ayat 31 yang artinya:
"Tidakkah kamu memperhatikan bahwa, sesungguhnya kapal itu berlayar di laut dengan nikmat Allah. Supaya diperhatikan-Nya kepadamu sebahagian dari tanda-tanda (kekuasaan)Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi semua orang yang sangat sabar lagi banyak bersyukur".

Kedua, peninggalan sejarah, seperti puing-puing bangunan di andalusia, atau istana peninggalan kerajaan lslam di nusantara, akan menambah kekaguman betapa manusia mampu membangun peradaban, ketika tehnologi dan komunikasi masih terbatas dan sederhana. Diera modern saat ini, ummat Islam mampu untuk membangun peradaban yang lebih gemilang ketika menjadikan Islam sebagai pandangan hidup. Peninggalan sejarah dari agama lain jika masih dipakai sebagai sarana ibadah maka dibiarkan berdiri, tetapi jika tidak dipakai lagi akan dialih fungsikan. Sebagaimana dilakukan Muhammad Alfatih ketika menaklukkan konstantinopel, menjadikan gereja sebagai masjid tempat solat jumat pertama kali.

Negara tidak menjadikan tempat wisata sebagai sumber devisa negara. Sebab SDA yang ada, dikelola oleh negara sesuai syariat Islam, dikembalikan untuk memenuhi seluruh kebutuhan rakyat secara gratis berupa pendidikan, kesehatan, keamanan, transportasi, komunikasi. Negara tidak akan menyerahkan pengelolaan SDA kepada asing dengan dalih investasi. 

Demikianlah cara Islam mengelola pariwisata, semata-mata untuk menambah ketaatan kepada Allah SWT. 
Walkahualam.

Post a Comment

Previous Post Next Post