Mengingat Kembali Tempat Kembali "Petang di Taman"

Oleh : Andira Permatasari

Petang di Taman adalah karya seorang Sastrawan Indonesia bernama Iwan Simatupang. Karya ini berceritakan  tentang pertemuan empat orang manusia dengan latar belakang yang berbeda-beda di sebuah taman. Mereka tidak mengenal satu dengan yang lain, tetapi taman adalah tempat publik, sehingga mereka merasa bebas dalam melakukan hal yang mereka inginkan. Di dalam pertemuan tersebut ada seorang pria separuh baya (LSB) yang sedang tiduran di taman, seorang Kakek (K)  yang yang kehilangan Minah (Minah yang dikira istrinya si kakek, namun hanya seekor kucing kesayanganya), Penjual Balon (PB) dan seorang Wanita (W) yang memiliki anak.

Mereka memiliki karakter yang berbeda-beda dan tidak jelas. Si kakek dan si lekaki paruh baya memperdebatkan tentang hujan. Perdebatan semakin panas akhirnya LSB mengalah dengan si K karena rasa hormat terhadap kepada yang lebih tua namun, K tidak mau LSB mengalah, pada akhirnya mereka sepakat untuk setuju bahwa tidak akan turun hujan dan akan turun hujan???. PB yang menangis ketika balonya terbang dan K mencoba membeli balon yang masih ada sebagai ganti rugi namun PB tidak mau menjualnya dengan alasan dia mencintai balon. PB memberikan balon kepada si K. K mengambilnya sebagai sebuah kenangan, namun K tidak sudi itu adalah sebuah kenangan dan mengembalikan lagi kepada PB. PB tidak mau menerima karena dia tidak sudi menerima kenangan orang lain. Si W yang meiliki anak tapi bukan nyonya dan bukan nona?? Lalu apa donk?? Meminta balon tersebut dari K namun, K meletuskan balon tersebut dengan jarum, sehingga terjadilah pertengkaran, namun pada akhirnya si K, W, PB dan LSB pun pulang satu- persatu.

Taman di ibaratkan adalah dunia yang kita tinggali. Mereka yang datang namun akhirnya pergi lagi ketempat asal mereka masing-masing. Well, Sebagian bisajadi almost dari Manusia menganggap bahwa dunia tidak akan meninggalkan mereka, melakukan apa yang mau dilakukan. Sibuk dengan urusan masing-masing, bersosial, yaa intinya hidup Cuma sekali, kapan lagi bisa merasakan kebahagiaan. Dunia bagi mereka adalah tempat mencari kesenangan, seperti taman ada untuk orang-orang yang ingin merasakan kesenangan dan melepaskan lelah. Mereka terlena dengan kesenangan yang sementara.

Tanpa mereka sadari, mereka berprilaku seperti empat karakter yang ada pada cerita diatas. Memperdebatkan Syariah Islam, Sistem Kepemimpinan Umat Islam di fitnah, ajaran Islam di kriminalasi. Merasa benar dengan apa yang mereka lakukan, mengambil hukum dan aturan atas kemauan dan pemahaman mereka. Namun sedarinya manusia  mempuyai batasan dan keterbatasan, tidak bisa semaunya hidup di dunia ini. Mengembalikan kepada yang berhak mengatur itu lebih baik daripada memperdebatkanya. Mereka terlalu angkuh dengan dunia, Uang dan kekuasaan number one bagi mereka, ketidakpuasan terhadap materi semakin mengelora dalam diri. 

Mereka muslim!  Tapi prilaku bagaikan iblis, kenapa hal tersebut bisa terjadi? Apakah karna individunya jauh dari islam? Kenapa bisa jauh dari islam? Ujung-ujungnya karena islam tidak diterapkan atas mereka,  sistem demokrasi yang selalu diagung-agungkan, menjadi tameng bagi mereka yang haus akan dunia. Ingat ketika islam dan ulama kita dikriminalisasi apakah ada ujung dari pemyelesaian nya? Belok kanan belok kiri turung ke bawah naik ke atas yang akhirnya hilang ditelan bumi. Ketika para penguasa dzhalim di kritik, tanpa jeda satu detik pengkritik sudah berada dibalik jeruji besi. Inilah sistem demokrasi tercinta.  Maka jangan lagi kita berdebat, jika anda muslim wajib untuk membuang sistem yang gagal dan menggantinya dengan sistem islam yang yang berasal dari Rabb yang telah menciptakan kita.
ALLAH SWT berfirman: 
أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ ۚ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوق  
“Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik dari apda (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?” Al-Maidah/5;50
Ingat bahwa kita hidup di dunia tidaklah kekal, dunia hanya sebuah taman yang lambat lau kita akan meniggalkanya dan kembali keasal mempertangungjawabkan apa yang telah diperbuat semasa hidup. Jika kita sibuk dengan kepuasan yang bersifat sementara, melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah maka terima hasilnya nanti dihari perhitungan.
ALLAH SWT berfirman:
قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ۖ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” Surat Al-Jumu’ah/; 8 .
Wallah wa’alam

Post a Comment

Previous Post Next Post