Dibalik Penaklukan Konstaninopel

Oleh: Ummu Fillah 
(Komunitas muslimah jember)

        Dalam sebuah hadits, dari Abdullah bin Amr bin Al ash berkata, saat kami dengan menulis disekeliling Rasulullah SAW, tiba-tiba beliau ditanya tentang kota manakah dari kedua kota yang akan dibebaskan terlebih dahulu, Konstantinopel atau Roma? Maka, Rasulullah SAW menjawab, "kota Heraklius akan dibebaskan terlebih dahulu" Maksud Nabi adalah Konstantinopel.( HR. Ahmad)

    Dilihat dari letak geografis Konstantinopel adalah ibukota kerajaan Bizantium (Romawi Timur). Kota konstaninopel di bangun oleh kaisar Konstantin, terdekat dengan Selat Bosporus yang menghubungkan Laut Hitam dengan Laut Marmara. Kota yang dengan kekokohan tembok yang sulit ditaklukkan, di dalam lautnya di lindungi dengan rantai besi yang kokoh pula.

     Sementara daratannya dijaga dengan benteng yang kokoh terbentang dari laut Marmara sampai ke Tanduk Emas. Dari segi kekuatan militer, kota ini termasuk kota yang aman dan terlindungi, karena pagar yang menjulang tinggi, menara pengintai yang kokoh sekaligus serdadu Bizantium yang terlatih disetiap penjuru kota.

      Sekalipun begitu kokohnya benteng konstaninopel,  cita- cita umat islam tidak pernah terhenti dan pantang untuk menyerah. Perjuangan terus diwarisi sampai ke generasi Daulah Turki Utsmaniyah pada pemerintahan, Bayazid I ( 795-803 H/ 1339- 1401 M) dan Sultan Murad II (1422 M). Tetapi usaha mereka masih tetap menuai kegagalan. 


      Kegagalan demi kegagalan  terus berlanjut, hingga akhirnya 8 abad berlalu, Allah mengabulkan impian umat Islam tersebut melalui kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih, pemimpin ketujuh dari Daulah Utsmaniyah. Sejarah menceritakan bahwa Muhammad Al- Fatih adalah sosok yang sholih. Sejak baligh, Al-Fatih tidak pernah meninggalkan kewajibannya dan senantiasa menambah amalan sunnah.Sepeninggal ayahnya Al-Fatih diangkat menjadi raja, langsung melanjutkan tradisi pendahulunya yaitu jihad dalam penaklukan Konstatinopel dalam usia 21 tahun.

        Sultan Al-Fatihpun mengirim surat kepada penguasa Bizantium yang berisi ajakan masuk Islam atau menyerahkan Konstantinopel secara damai.Perang menjadi pilihan terakhir. Namun, penguasa kota itu Constantine Paleologus menolak seruan dakwah danbersikukuh tidak mau menyerahkan Konstatinopel ke tangan Umat Islam. Paleologus lebih memilih  jalan perang.

     Perangpun tak terelakkan. Pasukan tentara Bizantium dibantu Kardial Isidor, Pangeran Orkhan dan Giovanni Giustiniani dari Genoa, siap menghadapi meriam-meriam tercanggih dan 130 ribu tentara muslim. Gema takbir dan semangat jihad dikobarkan oleh Sultan Al-Fatih. Dengan memperbanyak pasukan 250.000 personil, memperkuat pelatihan pasukan dengan seni tempur dan berbagai ketangkasan bersenjata, tidak ketinggalan, beliau menanamkan nilai- nilai tauhid dan keislaman sehingga benar-benar pasukan yang memiliki ruh jihad fisabilillah. Pasukan terbaik yg tidak pernah meninggalkan sholat wajib, rawatib , serta amalan sunnah yang lain, begitu pula Al -Fatih.  hingga Tahajudpun tidak pernah tertinggal.  

       Setelah hampir 2 bulan ( 53 hari) yaitu dari 26 Rabi'ul Awal hingga 19 Jumadil Ula 857 H ( 6 April - 28 Mei 1453 M) dengan mengerahkan berbagai strategi yang juga tidak masuk akal yaitu memindahkan kapal-kapal melalui bukit, membuat terowongan-terowongan, dan membuat benteng bergerak dari kayu, akhirnya pada 20 Jumadil ula 857 M ( 29 Mei 1453 M) Konstatinopel berhasil dibebaskan pasukan Islam.(lihat: Ali Muhammad Ash-Shalabi, Ad Daulah Al- 'Utsmaniyyah: 'Awamilu An-Nuhudh wa Asbab As-Suquth, hlm 87-107)

     Terjawablah sudah hadits nabi tentang bisyarah yang terucap pada lisan yang mulia, konstatinopel menjadi milik umat islam yang akhirnya menjadi kota dengan nama Istambul. 


       Ada satu kota lagi yang menjadi bisyarah Rasulullah selanjutnya yaitu ROMA...
Akankan kita menjadi Al fatih selanjutnya atau generasi-generasi kita, yang selayaknya seperti pasukan Al-Fatih dan pemimpinnya seperti Al-Fatih yang senantiasa menjaga keshalihannya dan keterikatannya terhadap hukum-hukum Allah.

      Cukuplah janji Allah dan bisyarah Rasulullah bahwa umat Islam akan jaya kembali dalam naungan Khilafah ala minhajin Nubuwah. Layakkan diri kita menjadi pejuang Islam dan mengambil bagian dalam perjuangan hingga kemenangan umat Islam Allah izinkan. Islam menjadi Rahmatan lil 'alamin.

  Allahu a'lam bish showab

Post a Comment

Previous Post Next Post