Bisyarah Rasulullah Antara Kontranstinopel dan Roma

By : Toipah

Sebelum azan Subuh berkumandang pada 29 Mei 1453. Konstantinopel berhasil dibebaskan oleh Sultan Muhammad Al-Fatih pada usia 21 tahun.

Pengepungan Konstantinopel berlangsung selama 53 hari. Sekitar 250 ribu tentara dikerahkan Muhammad Al-Fatih, ermasuk Janissary, pasukan elite Kesultanan Utsmani. 

Sultan Muhammad Al-Fatih pemimpin cerdas dan pemberani. Panglima terbaik yang dikabarkan Rasulullah Saw. Dengan tekad dan semangat juang yang luar biasa, dia mampu mewujudkan bisyarah Rasulullah Saw.

Keberhasilan Sultan Muhammad Al-Fatih jelas tidak terlepas dari peran sang guru. Kehebatan Sultan Muhammad Al-Fatih tidak lepas dari bimbingan sang guru Syekh Samsuddin. 

Imam Malik ra., berkata "Sesungguhnya ilmu itu agama, maka lihatlah dari mana agama kalian dapatkan". Sultan Muhammad Al-Fatih menang, karena bimbingan seorang guru yang membimbing setiap langkahnya untuk mendapat rida Allah Swt..

Setiap langkah dan gagasan Muhammad Al-Fatih, selalu mendapat bimbingan dari Syekh Samsuddin. Sekecil apapun tindakan Sultan Muhammad Al-Fatih dalam urusan pemerintahan, terlebih urusan ibadah selalu di diskusikan dengan sang guru. Bahkan sang guru memotivasi dan meyakinkan Al-Fatih bahwa ia dapat menaklukan Konstantinopel. Sebagaimana bisyarah Rasulullah Saw.,

"Dua kota ini manakah yang dibuka lebih dulu: Konstantinopel atau Roma?’ Rasul menjawab, ‘Kota Heraklius dibuka lebih dahulu.’ Yaitu: Konstantinopel’.” (HR. Ahmad, ad-Darimi dan al-Hakim). 

Meskipun setelah berkali-kali gagal menjebol tembok benteng, Al-Fatih tidak pantang menyerah. Ia memanfaatkan celah di Tanduk Emas untuk menyerang. Pasukan Romawi terlalu yakin, tentara Muslim tidak akan sanggup melewati rantai besi yang diklaim sebagai pertahanan sempurna.

Ide cerdas yang tidak pernah terpikirkan pun dilontarkan Al-Fatih. Sultan Muhammad Al-Fatih memerintahkan pasukannya menarik dan menggotong kapal mereka melalui jalan darat, melewati pegunungan tak lagi berlayar melewati laut untuk menghindari rantai besi. 

Dalam semalam 70 kapal laut pindah dari Selat Bosphorus menuju Selat Tanduk, untuk kemudian melancarkan serangan tidak terduga yang berakhir dengan kemenangan yang dinanti berabad-abad.

Sultan Mehmed II/Al-Fatih menjadi jawaban dari bisyarah Rasulullah Saw., " Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” (HR Ahmad bin Hanval Al Musnad).

Dengan bisyarah inilah kaum Muslim berjuang dan menorehkan tinta emas dalam sejarah peradaban dunia. Tinggal kota Roma yang belum ditaklukan. Memang Rasulullah Saw. tidak secara tegas menyebutkan kapan pembebasan Roma terjadi dan siapa yang akan menaklukannya, seperti halnya pembebasan Konstantinopel. Tetapi pasti pembebasan Roma tidak akan terjadi kecuali setelah umat Islam memiliki kekuatan yang sangat besar, yaitu kekuatan yang seperti atau bahkan melebihi kekuatan umat Islam tatkala membebaskan Konstantinopel. Kekuatan itu hanya mungkin terjadi ketika dalam tubuh umat Islam telah berdiri khilafah yang ditegakkan berdasarkan metode kenabian. Tidak diragukan juga bahwa realisasi pembebasan kedua itu menuntut kembalinya Khilafah Rasyidah 'ala minhajin nunbuwwah ke tengah kaum Muslimin.

Tidak dapat kita pungkiri perjalanan dalam merealisasikan janji tersebut, yaitu tidak lepas dari jihad fi sabilillah, pengerahan pasukan, dan peperangan besar di akhir zaman. Tugas umat Islam bukan menunggu, tapi terus mempersiapkan diri agar bisa segera memenaklukannya. Salah satu persiapannya adalah mencintai jihad fi sabilillah dan mengondisikan agar siap untuk berjihad.

Post a Comment

Previous Post Next Post