Solusi Gaza, Satukan Ukhuwah Islamiah

Oleh : Dini Azra 

Tak henti-hentinya zionis Israel menyerang jalur Gaza Palestina. Seperti yang terjadi beberapa pekan terakhir, serangan udara kembali bergulir. Tanah warisan para Nabi itu kembali bersimbah darah kaum muslimin. Banyak wanita dan anak-anak terluka hingga meregang nyawa. Jiwa pengecut mana yang tega membunuh kaum yang tak berdaya? Bagi Yahudi yang memang musuh sejati umat Islam. Tidak ada yang namanya belas kasihan. Sejak dahulu tindakan mereka memang selalu biadab dan kejam.

Itulah salah satu dasar kebencian umat Islam terhadap kaum Yahudi. Permusuhan kita terhadap mereka adalah permusuhan aqidah, bukan alasan politik semata. Karena Allah subhanahu wa ta'ala telah berfirman : "Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik." (QS. Al-Maidah:82)

Dahulu mereka suka mengolok-olok agama. Menghina Allah ta'ala dengan mengatakan tangan Allah terbelenggu, dan menyebut Uzair sebagai anak Allah. Mereka juga membunuh para Nabi utusan Allah tanpa alasan. Nabi Yahya 'alaihisalam dibunuh dengan dipenggal lehernya. Nabi Zakaria 'alaihisalam dibunuh dengan menggergaji tubuhnya. Bahkan Nabi Isa 'alaihisalam juga menjadi target pembunuhan mereka, tetapi Allah menyelamatkannya. Dan kekejaman Yahudi masa kini, bisa kita saksikan sendiri. Bagaimana mereka tega melindas anak-anak Palestina dengan tank-tank mereka. Memenjarakan dan menyiksa kaum wanita. Mereka juga menodai kesucian Masjidil Aqsha, berusaha merusak, membakar, dan menggali terowongan dibawahnya untuk diruntuhkan.

Karena itu penduduk Palestina memilih tetap bertahan dan terus melakukan perlawanan. Demi menjaga kemuliaan Islam. Menjaga sejengkal tanah Al Quds yang menjadi hak seluruh kaum muslimin. Mereka tak akan rela jika masjid Al Aqsa sampai jatuh ketangan zionis Israel. Meski mereka harus mempertaruhkan nyawa. Semangat jihad mereka tidak bisa dipadamkan, dengan macam-macam perjanjian untuk perdamaian. Mereka tidak bisa dibodohi. Sebab mereka tahu betul, sifat Yahudi yang gemar mengingkari janji dan berkhianat.

Seperti yang baru-baru ini disampaikan oleh wakil presiden Ma'ruf Amin. Beliau mengutuk serangan udara yang dilancarkan Israel ke jalur Gaza. Sehingga menimbulkan banyaknya korban jiwa. Beliau menilai, agar konflik Israel-Palestina harus segera diselesaikan dengan tuntas. Agar serangan serupa tidak terus bergulir. Dan menurutnya untuk menyelesaikan konflik ini, haruslah sejumlah pihak yang terlibat, mencarikan solusi two state solution. Yaitu cara penyelesaian konflik yang telah disepakati oleh komunitas internasional, melalui resolusi majelis umum PBB no.194.

Selain itu beliau juga menekankan, agar terwujud kesepakatan dari dua kelompok politik Palestina, yakni Hamas dan Fatah. Yang selama ini sering bertikai. Agar Palestina memiliki satu gerakan yang kuat untuk menyelesaikan konflik dengan Israel. Dan Indonesia akan mendorong upaya tersebut. "Oleh karena itu, harap para tokoh Palestina baik Hamas maupun Fatah bisa ada rasa saling membutuhkan, saling menghormati, untuk menyatukan gerakan dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina." kata Ma'ruf di istana wapres di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat Jum'at (15/11/2019)

Mengatasi konflik Palestina-Israel melalui jalan yang ditunjukkan oleh negara kafir harbi, adalah solusi batil yang tidak akan berhasil. Sebagaimana dijelaskan diawal, akar masalah dari konflik ini adalah permusuhan aqidah. Sudah seringkali kesepakatan perdamaian, gencatan senjata disetujui, namun pihak Yahudi selalu mengingkari. Setiap perjanjian itu mengharuskan pihak Palestina mengalah untuk berbagi wilayah. Yang menguntungkan pihak Israel penjajah. Begitu pula gagasan two state solution ini, yang akan menjadikan dua negara  merdeka. Dengan masing-masing wilayahnya. 

Yahudi adalah penjajah, mereka tidak berhak atas tanah Palestina walau sejengkal saja. Bagaimana kita bisa percaya dengan solusi yang di inisiasi oleh PBB. Kita tahu kesombongan Israel selama ini, karena adanya sekutu disisinya. Yaitu Amerika, yang selalu membela kepentingan mereka.Dan juga Inggris yang dulu merestui berdirinya negara Israel di tanah Palestina. Sementara negara-negara kaum muslimin sejak runtuhnya kekhilafahan Utsmaniyah di Turki, banyak yang dijajah oleh bangsa barat. Kebanyakan orang Islam sudah mengadopsi gaya hidup dan pemikiran mereka. Hingga aqidah mereka menjadi lemah, para pemimpinnya pun dibuat tak berdaya. 

Karena itulah bangsa asing bisa seenaknya menginjak-injak kehormatan kaum muslimin. Mereka merasa aman dan bebas membantai dan menganiaya umat Islam. Diberbagai belahan dunia. Sebab tidak akan ada yang berani, menodongkan senjata pada mereka. Kalaupun ada yang membela, hanya berupa kecaman. Tanpa berani mengerahkan pasukan perang, atas nama jihad fi sabilillah. Karena mereka takut dengan ancaman embargo dan semacamnya. Hal ini telah diprediksi oleh Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wasalam. Beliau bersabda : 

“Nyaris tiba saatnya banyak umat yang memperebutkan kalian, seperti orang-orang makan yang memperebutkan hidangannya.” Ada seseorang bertanya, “Apakah karena jumlah kami sedikit pada hari itu?” Beliau menjawab, “Justru jumlah kalian banyak pada hari itu, tetapi ibarat buih di atas air. Sungguh Allah akan mencabut rasa takut kepada kalian dari dada musuh kalian dan menimpakan kepada kalian penyakit wahn.” Seseorang bertanya, “Apakah wahn itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab “Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Ahmad: 21891 dan Abu Daud: 4297)

Untuk itu, semestinya apa yang menimpa saudara-saudara kita di Gaza, ataupun di Suriah, Kashmir, Uyghur, Rohingya dan lainnya. Bisa membangkitkan rasa solidaritas juga kesadaran umat Islam. Solusi sebenarnya hanyalah dengan mengikat kembali ukhuwah Islamiyah. Bukan sekedar menyatukan Hamas dengan Fatah. Umat Islam jangan lagi terpecah belah. Runtuhkan segala bentuk fanatisme golongan, kebangsaan, nasionalisme yang membelenggu selama ini. Agar umat Islam bisa bersatu menyatukan gerak langkah. Untuk berjihad fisabililah. Dengan persatuan inilah Islam akan kembali ditakuti, disegani oleh musuh-musuhnya.

Namun mustahil umat bisa bersatu tanpa adanya seorang pemimpin. Karenanya harus ada upaya dan kesadaran dari seluruh umat Islam. Untuk kembali menegakkan Khilafah Rasyidah. Yang akan menjadi perisai atau Al junnah. Mudah bagi Allah untuk menhancur-leburkan Israel dalam sekejap. Namun Allah ta'ala ingin melihat bagaimana upaya hamba-Nya. Juga keyakinan akan janji-Nya bahwa umat Islam kelak akan dimenangkan atas semua bangsa dan agama lain di dunia. Umat Islam yang kini masih seperti buih di lautan. Banyak jumlah tapi begitu ringan bobotnya. Bangkit dan berusahalah! Bukankah Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sebelum mereka sendiri yang berusaha untuk merubahnya? Wallahu a'lam bishawab

Post a Comment

Previous Post Next Post