Sembuhkan Penyakit Paranoid pada Umat Islam

By : Novianti

Saat ini negara seperti mengidap paranoid. Mengalami ketakutan yang berlebihan terhadap umat islam dan meyakini  umat islam  membahayakan kekuasaannya. Negara terus menerus curiga sehingga peristiwa apapun dipandandang mengancam, menghina, membenci dan merendahkan pemerintah.

Tuduhan radikal dinarasikan terus menerus yang  ditujukan pada orang atau  kelompok yang sering memberikan kritik terhadap berbagai kebijakan pemerintah. Dan umat islam lah yang sering menjadi korban. Semua perisriwa dikaitkan dengan orang atau  kelompok islam tertentu.

Kecurigaan menjadi kian berlebihan. Curiga pada  yang bercadar dan bercelana celana cingkrang, curiga ada masjid,  majlis dan ustadz terpapar radikal.

Ketakutan pemerintah terhadap umat islam  sudah di luar nalar  mirip penderita  paranoid. Ini  sangat berbahaya. Pertama, memunculkan ketidakadilan.. Tuduhan lebih serimg pada umat  islam  sementara kelompok lain seperti OPM  yang sudah jelas ingin memisahkan diri dan melakukan pembantaian dibiarkan.

Ketidakadilan bisa menimbulkan hilangnya kepercayaan rakyat pada pemerintah yang berpotensi terjadinya kekacauan.   Kedua, munculnya saling curiga di tengah tengah masyarakat yang bisa memicu perpecahan. Contoh terbaru adalah pelarangan kehadiran UAS di KPK padahal UAS bukan sosok ulama anti NKRI, anti Pancasila. 

Ketiga,  negara  berprasangka buruk terhadap rakyat.  Rencana tindakan pengawasan terhadap mesjid, para khatib menunjukkan negara berprasangka tempat-tempat tersebut adalah sarang radikal. Bahkan TPA dan PAUD pun dicurigai terpapar radikalisme. Ini kedzaliman karena justru mesjid, para ulama, lembaga TPA dan PAUD telah berkontribusi besar pada negara bahkan banyak yang terselenggara atas partisipasi masyarakat sendiri..  Dan rencana pemerintah melakukan pengawasan  adalah bentuk memata-matai (tajassus) yang hukumnya haram.  
ÙŠَاأَÙŠُّÙ‡َا الَّØ°ِينَ آمَÙ†ُوا اجْتَÙ†ِبُوا ÙƒَØ«ِيرًا Ù…ِÙ†َ الظَّÙ†ِّ Ø¥ِÙ†َّ بَعْضَ الظَّÙ†ِّ Ø¥ِØ«ْÙ…ٌ ÙˆَÙ„َا تَجَسَّسُوا
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain.” (QS. Al-Hujurat: 12)

Sesama muslim tidak boleh saling mematai atau melakukan tindakan dalam rangka mencari-cari kesalahan orang lain.
Sebaiknya  pemerintah segera menghentikan prasangka prasangka buruk terhadap umat islam karena membuang buang waktu, energi bahkan biaya. Peristiwa 212 2019  yang baru  berlangsung  membuktikan  umat islam tidak seperti yang dituduhkan selama ini. Aksi yang dihadiri kurang lebih 1 juta umat berlangsung damai dan tertib sebagaimana dilansir dalam vivanews.com. Bahkan tempat kembali bersih pasca acara.  Ini menunjukkan umat islam adalah umat yang mencintai negara ini, ingin menjaga keutuhan negara, merawat kebersamaan. Bukan umat yang  suka kekerasan dan bukan teroris.

Lebih baik  pemerintah fokus  pada persoalan-persoalan  didepan mata. Masalah ekonomi, beban rakyat yang kian berat, utang yang membengkak, tingkat pengangguran meningkat, moral bangsa kian bobrok. Realitas ini  bukan kesalahan  umat islam   melainkan   karena berbagai kebijakan negara sendiri. Sembuhkan paranoid pada umat Islam.  Jika tidak, negara akan  melakukan kesalahan fatal ibarat buruk muka cermin dibelah.  

Menghancurkan dan menghabisi  potensi potensi anak bangsa yang sesungguhnya cinta pada negara ini sementara  kesalahan ada pada negara sendiri. 

Post a Comment

Previous Post Next Post