Ironi Negeri Demokrasi

Oleh : Inas Rosyidah

Galau hati bertanya
Negeri antah berantah itu sebenarnya siapa punya
Mana wujud 'Yang Bertahta'
Sosoknya antara ada dan tiada
Saat masalah datang mendera
Yang Mulia seakan buang muka
Merasa itu bukan urusannya
Rakyat jelata harus mensolusi sendiri masalahnya
Lantas apa tugas Sang Diraja

'Sang Diraja' bisa menjadi 'Sang Durjana'
Saat mengkhianati amanah yang ada di tangannya
Tergiur manis nikmat dunia
Pengurusan amanah tak lagi dipedulikannya
Yang ada bagaimana menyenangkan kroninya
Tak peduli 'Si Jelata' menjadi korban keserakahannya
Nurani telah mati akal tertutup harta dan tahta

Negeri antah berantah itu sebenarnya kaya raya
SDA melimpah luar biasa
Herannya kemiskinan terjadi dimana-mana
Kekayaan alam seakan hanya cerita
Laksana ayam mati dalam lumbung penuh padi tersedia
Tak bisa nikmati lezatnya dunia

Coba lihat fakta di sana
Angka _*stunting*_ sungguh berbahaya
Pengangguran bertambah tak dinyana
PHK terjadi dimana-mana
Kebutuhan pokok harganya makin menggila
Julukan negeri kaya raya benar-benar percuma
Bukti nyata jauh dari asa dan cita
Kemana perginya 'Si Tuan' yang merasa punya kuasa

Kuasa 'Sang Diraja' di negeri antah berantah
Justru membuat 'Si Jelata' seperti hidup dalam tumpukan sampah
'Si Jelata' terpapar racun kuasa  hingga sakit parah
Obat penawar 'Sang Diraja' justru makin membuatnya lemah
Bukan menyembuhkan malah membuat sakitnya bertambah
Seperti mati enggan hidup-pun susah

Sungguh tak bisa dilogika
Nasehat dari lisan 'Yang Bertahta'
Jika daging sapi mahal keong sawah sebagai gantinya
Tanam cabai sendiri di halaman  rumah saat tinggi harganya
Kencangkan ikat pinggang saat beras harganya menggila
Saat angka 'stunting' kian bertambah pelihara 1 ayam per keluarga adalah solusinya
Solusi yang sungguh tak bijaksana

Saat ini...
Betapa mahalnya harga simpati
Lebih-lebih lagi nilai empati
'Yang Di Sana' seakan sudah tak peduli
Menganggap semua masalah urusan masing-masing pribadi
Berlepas tangan menutup mata dan hati
'Si Jelata' disuruh mensolusi masalahnya sendiri
Negara dan penguasa seperti tak ada fungsi

Inilah ironi negeri demokrasi
Rakyat katanya pemegang kedaulatan dan kekuasaan tertinggi
Namun faktanya jauh panggang dari api
Hanya saat pemilu rakyat diberi simpati
'Mereka' butuh suara rakyat untuk mendapatkan kursi
Kursi didapat rakyatpun hanya tinggal memori
Kuasa yang dipunya justru digunakan pada rakyat untuk menyakiti
Sungguh menyakitkan hati

Di negeri demokrasi
Parlemen adalah wakil rakyat sejati
Jika rakyat ingin punya rumah pribadi
Anggota parlemen sudah siap mewakili
Jika rakyat berharap memiliki mobil berkilat bak selebriti
Anggota parlemen-pun sangat bersedia mewakili
Jika rakyat ingin plesiran ke luar negeri
Maka anggota parlemen akan mewakili dengan senang hati
Rakyat benar-benar sudah terwakili

Di negeri demokrasi katanya bebas mengeluarkan isi hati
Namun mengapa saat kebijakan 'Sang Diraja' dikritisi
Yang bicara langsung ditangkap polisi
Juga makin marak persekusi
Atas mereka yang tak sehati dengan pengelola negeri
Anak bangsa saling dibenturkan  dengan dalih intoleransi
Islam kerap dituduh sumber radikalisasi
Masihkah percaya dengan demokrasi???
###

Post a Comment

Previous Post Next Post