REZIM SUKULARISME LIBERAL



Oleh : Nur Fitriyah Asri
Penulis Buku Ideologis Akademi Menulis Kreatif

Melawan radikalisme. Merupakan isu pertama yang digagas dan menjadi target utama kerja Kabinet Indonesia Maju (KIM). Hal tersebut langsung direspon dan dinarasikan oleh para menterinya. Sehingga menimbulkan polemik yang viral di masyarakat luas maupun di medsos. Banyak pengamat politik, intelektual muslim, ulama, ormas, yang memberi label rezim Jokowi adalah menganut paham sekularisme radikal.

Sekularisme adalah paham yang memisahkan urusan agama dengan negara. Sementara radikal, adalah pemahaman yang mengakar dan ekstrem terhadap suatu keyakinan tertentu. Jadi sekularisme radikal didefinisikan sebagai orang, atau sekelompok orang yang memiliki keyakinan wajibnya agama dipisahkan dari negara dengan pandangan yang sangat ekstrem dan mengakar (radikal).

Dengan memperhatikan sikap dan tindakan para menterinya (pembantu presiden) menunjukkan rezim ini sangat radikal. Karena telah melakukan intervensi terlalu jauh atas urusan agama umat ini. Sampai-sampai urusan celana cingkrang, dan cadar diintervensi. Begitu juga ceramah ustaz di masjid pun diawasi. Khilafah dikriminalisasi.

Pelaksana tugas Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri, Bahtiar menyebutkan radikalisme merupakan ancaman nyata bagi kedaulatan NKRI. Sebelum berpotensi menimbulkan gerakan yang lebih besar, dan bisa berdampak negatif bagi ketenteraman masyarakat, sejak dini bibit radikalisme harus diwaspadai baik di daerah hingga kecamatan. (Gelora.co.29/10/2019)

Menteri Agama Jenderal (Purn) Fachrul Razi, menegaskan akan menindak aparat sipil negara (ASN) atau pegawai negeri sipil (PNS) yang ngotot memakai celana cingkrang dan cadar saat bekerja, supaya berhenti saja sebagai PNS. Juga dalam pernyataan lain, mengancam siapa saja yang mendukung khilafah keluar dari Indonesia. (Warta kota. tribunnews.com. 31/10/2019)

Demikian juga pernyataan Menkopolhukam Mahfud MD dan lainnya, akan memerangi radikalisme dan khilafah karena dianggap bertentangan dengan ideologi Pancasila.Termasuk individu pengembannya  diancam akan  dikriminalisasikan. Ternyata, semua itu merupakan program lanjutan rezim jilid satu dalam rangka memerangi terorisme dan radikalisme.

Penguasa tampak resah dan gelisah melihat gaung khilafah membahana di penjuru negara.Tampaknya penguasa tidak puas dengan dicabutnya BHP HTI di persidangan, tanpa bisa menunjukkan kesalahan HTI. Hanya  disangka mengusung dan mendakwahkan khilafah ajaran Islam, kemudian diberi label radikalisme.Termasuk Perda yang bernuansa syariat pun juga dilarang. Ulama, Kiai, ustaz yang kritis beramar ma'ruf nahi munkar dipersekusi dan dikriminalisasi. Pengajian dibubarkan dituduh terpapar radikal. Simbol-simbol agama seperti, bendera tauhid dilarang.Terakhir celana cingkrang dan cadar. Padahal cadar dan celana cingkrang merupakan pendapat Islami, bahkan ada yang menghukumi sunah atau wajib.

Wacana melarang cadar dan celana cingkrang menuai polemik di masyarakat. Sebab, wacana itu terlalu mengusik kehidupan pribadi yang dikaitkan dengan radikalisme. Apalagi terkait keyakinan yang dianut dan diakui oleh negara, sebagaimana termaktub dalam Undang-Undang Dasar 1945.

Dari pemaparan di atas, sangat gamblang. Sesungguhnya yang dimaksud radikalisme versi penguasa adalah memerangi Islam politik yang memperjuangkan penerapan syariat dan tegaknya khilafah.  Buktinya, insiden yang terjadi di Wamena Papua (OPM) jelas-jelas radikalisme, tetapi bebas dari tuduhan. Begitu juga penembakan yang terjadi pada tanggal 22-23 Mei 2019, serta demo  mahasiswa yang menelan korban, juga tidak diberi label radikalisme. 

Sejatinya penguasa terjangkit islamofobia, takut kepada agamanya. Sadar atau tidak, penguasa sudah mengadu domba rakyatnya. Akibatnya sesama umat Islam saling mencurigai, saling memfitnah dan bermusuhan. Radikalisme yang dinarasikan dan selalu dihembuskan memunculkan kegaduhan di masyarakat. Sesungguhnya siapa pelaku tetorisme dan siapa yang radikalisme? Jawabnya adalah Rezim penguasa dan kroni-kroninya.

Rezim yang aneh dan nyeleneh, menderita amnesia akut. Bukannya mengevaluasi kegagalannya semasa berkuasa di era jilid satu. Justru, terkesan  mengalihkan dan menutupi kegagalannya dengan menghembuskan isu radikalisme secara masif. Menakuti dan membungkam rakyat yang kritis supaya tidak membongkar dan mencium aroma kebusukannya serta kebobrokannya. Rakyat sudah cerdas, sungguh sudah jengah dan bosan melihat panggung sandiwara politik rezim ini. Benar-benar rezim zalim, sekuler dan radikal.

Tidak usah menunggu hingga berakhirnya lima tahun pemerintahannya. Atau seratus harinya. Sekarang pun sudah bisa dibaca akan dibawa kemana negara dan bangsa ini.Tidak lain menuju kegelapan zaman jahiliah modern. Sudah  tampak jelas kerusakan di semua lini kehidupan, hidup terasa sempit, rakyat sungguh menderita. 

Pendidikan mahal, pembangunan karakter gagal. Lihatlah, korupsi yang menggurita, narkoba dan miras menjangkiti semua usia. Pergaulan dan seks bebas merajalela. Prostitusi, tawuran, semua itu cerminan dekadensi moral. 

Sebentar lagi BPJS naik. Kelas 3, dari Rp25.500 menjadi Rp42.000. Kelas 2, dari Rp51.000 naik Rp 110.000. Kelas1, dari Rp 80.000 naik jadi Rp160.000. Jika satu keluarga terdiri dari ayah, ibu dan 2 anak  berarti setiap bulan wajib membayar 4 × Rp110.000 (kelas 2) = Rp 440 000. Jumlah fantastis, yang memberatkan rakyat. Boro-boro membayar BPJS setiap bulan, untuk biaya makan saja kelimpungan. BPJS hukumnya wajib ikut, jika menunggak ada dendanya. Jika tidak ikut, besok tidak bisa mengurus SIM, e-KTP dan lainnya. Bukan gotong royong, tapi pemalakan rakyat . Sejatinya BPJS itu asuransi yang hukumnya haram.

Begitu juga dengan tarif listrik serta BBM yang tinggal menunggu waktu juga akan naik.
Subsidi untuk kelas 900 watt bakal dihapus. Semua itu karena negara defisit, solusinya utang dan utang. Rakyat yang dibebani untuk membayar utang dengan ditarik pajak, serta subsidi dikurangi atau dicabut. Jika rakyat mengeluh dan menuntut keadilan, solusinya praktis dan radikal. Karena rezim ini tidak bisa memberikan solusi. Beli daging mahal, sana makan keong dan cacing. Lombok mahal, ya tanam sendiri. Beras naik, ya diet.Tidak bisa bayar listrik pakai saja lilin atau ublik (lampu kuno berbahan bakar minyak tanah).Tidak bisa bayar BPJS, SPP, orang miskin tidak boleh sakit dan pintar.

Tingginya angka pengangguran, dan banyaknya PHK akibat masuknya investasi dan tenaga kerja asing-aseng. Akibatnya angka kemiskinan meningkat. Serta masih banyak kegagalan lainnya.

Semua itu disebabkan oleh sekularisme, paham yang memisahkan agama dengan kehidupan (negara). 
Inilah biang kerusakan.  Mereka berlaku tidak adil alias zalim kepada rakyatnya. Mengapa mereka zalim? Karena mereka tidak berhukum dengan hukum Allah Swt alias tidak menerapkan syariat Islam. Allah Swt berfirman (yang artinya): Siapa saja yang tidak berhukum dengan apa yang telah Allah turunkan, mereka itulah kaum yang zalim (TQS al-Maidah [5]: 45).

Musuh-musuh Islam meyakini khilafah akan tegak kembali. Mereka berusaha mencegah dan menghadang tegaknya khilafah. Salah satu upayanya dengan menarasikan radikalisme secara masif, agar umat menjauh dan membenci syariat dan khilafah. Radikalisme hanyalah alat labelling untuk memecah-belah umat. Bagian dari Wor on Terrorism (WOT) yang digaungkan AS.
Oleh sebab itu, kita perlu waspada, jangan mudah diadu domba.Yakinlah khilafah adalah ajaran Islam. Akan tegak kembali, karena janji Allah (TQS. an-Nur: 55) dan bisyarah Rasulullah Saw.
Marilah kita bersatu, bergandengan tangan, bersama memperjuangkan khilafah. Allah Swt berfirman:

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai- berai dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (TQS Ali Imran: 103)

Wallahu a'lam bishshawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post