Menyelamatkan Akal Dari Kerusakan

Penulis :  Ummu Azka 
(Ibu Peduli Generasi)

Era 4.0 adalah masa dimana semua kemudahan ada dalam genggaman. Kecanggihan teknologi  telah merambah berbagai kalangan, lintas kelas bahkan usia. 
Smartphone adalah salah satunya, gawai ini banyak dilirik karena unsur kepraktisan dalam penggunaan, selain juga terjangkau dari sisi ekonomi.  Tak tanggung-tanggung, semua fasilitas yang menunjang kehidupan tersedia di layar. Mulai dari  fasilitas pesan antar makanan, hingga kebutuhan berbayar, seperti pulsa listrik, transfer antar bank semua bisa terlayani lewat tekanan jari. 

Siapa sangka, kemudahan yang tersedia di depan mata telah menjadi senjata makan tuan. Naas, karena korbannya adalah generasi calon penerus masa depan.

 Dilansir dari Okezone.com, Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Jawa Barat (Jabar) merawat ratusan anak dengan rentang usia 5-15 tahun yang mengalami gangguan jiwa, akibat kecanduan gadget atau gawai.

Hasil pemeriksaan tim medis menyatakan masalah kejiwaan yang dialami anak-anak ini disebakan penggunaan gawai yang berlebihan. Rata-rata pasien kecanduan mulai dari game online, browsing internet dan sejumlah aplikasi lainnya. 

#Permasalahan Serius
Kasus ini bisa terkategori luar biasa.Praktisi psikologi anak dan remaja Anrio Marfizal menilai kalau kasus ratusan anak dibawa ke rumah sakit jiwa karena kecanduan gadget adalah tamparan bagi semua keluarga di Indonesia.

Kecanduan gawai pada anak akan mengalihkan banyak potensi yang dimilikinya menjadi sia sia. 
Karena sesuatu yang bersifat candu akan meminta segalanya dari yang subjek pecandu.

 Adalah berbahaya jika anak dan remaja sebagai mutiara penerus generasi, dibiarkan diam terlena oleh gawai. Terlebih konten yang ada di dalamnya tak mendidik. Game online misalnya, banyak sekali disusupi aroma pornografi dan pornoaksi yang terbukti merusak akal. 

Fenomena demikian bisa tumbuh subur tak lain karena kecanggihan teknologi tak diiringi dengan keimanan. Sehingga teknologi dikembangkan tak mengenal batasan nilai dan norma yang semestinya dijaga demi kebaikan manusia. 
Standar keuntungan materi menjadi yang tertinggi yang harus dicapai, tanpa memandang baik buruknya dampak bagi kehidupan. 
Apalagi sasaran utama konsumen produk game online adalah anak-anak dan generasi muda, yang pada faktanya sedang mengalami perkembangan otak yang signifikan. 

Terbayang sudah dampak luar biasa semacam genosida generasi, jika hal tersebut dibiarkan tanpa solusi. Anak-anak dan pemuda dirusak sejak dini. Hingga tak mampu lagi diajak berpikir serius, dan cemerlang tentang kondisi umat yang kini mengalami berbagai permasalahan. 

#Islam Menjaga Akal
Akal adalah salah satu anugrah yang Allah karuniakan kepada manusia, dengannya menjadikan manusia lebih mulia dari makhluk lain, jika manusia hilang akalnya maka hilanglah keutamaan tersebut.

Penjagaan terhadap kejernihan akal dari hal yang merusak,  adalah perkara pokok yang harus dijaga. Terlebih lagi dalam ajaran islam, pemeliharaan terhadap akal sangat diperhatikan. Upaya penjagaan dalam syari’at , tergambar dalam penjelasan berikut:

Pertama: Allah SWT banyak menyebutkan peran dan fungsi akal di dalam al qur’an,  Allah menyebutkan akal di dalam alqur’an kurang lebih sebanyak 40 kali agar manusia dapat mengambil ibrah dan memahami maksud firman Allah. Adakalanya Allah swt menyebutkan akal dengan lafadz af’idah dan qulub karena dua lafadz tersebut adalah tempatnya akal. Sebagaimana firmanNya,

إِنَّ فِي ذَلِكَ لَذِكْرَى لِمَن كَانَ لَهُ قَلْبٌ أَوْ أَلْقَى السَّمْعَ وَهُوَ شَهِيدٌ

“Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya. (QS. 50:37)

Dan firmanNya,

وَاللهُ أَخْرَجَكُم مِّن بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لاَتَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَاْلأَبْصَارَ وَاْلأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (QS. 16:78)

Maksud dari ayat-ayat tersebut adalah bahwa Allah swt menjadikan akal sebagai sarana untuk memperhatikan dan memahami ayat-ayat Allah, mengambil kebaikan dan menjauhi keburukan. 

Kedua: Allah SWT menetapkan akal sebagai alasan taklif (pembebanan syari’at), sehingga orang yang tidak berakal tidak terbebani taklif syari’at. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw : 

" pena diangkat atas tiga keadaan: dari orang yang tertidur sampai ia terbangun, dari anak kecil sampai baligh dan dari orang gila sampai ia berakal". (H.R. Ahmad: 6/100)

Ketiga: Allah mengharamkan segala hal yang dapat merusak akal. Diantara penjaagaan islam terhadap akal adalah dengan mengharamkan segala hal yang dapat menghilangkan dan merusak akal.

Sebagai hasil kecanggihan teknologi, gawai adalah mubah selama digunakan untuk kemaslahatan manusia. Disinilah pentingnya kerjasama antara keluarga, masyarakat dan negara agar senantiasa melakukan pengawasan serta filter terhadap segala macam konten teknologi yang sekiranya dapat merusak akal generasi.  Wallahu alam bishshowab.

Post a Comment

Previous Post Next Post