Meneladani Akhlak Rasulullah Saw dalam Seluruh Aspek Kehidupan

Oleh : Ita Puspita 
(Ibu rumah tangga)

Dilansir Tribunnews.com 9/11/2019, Wapres KH Ma'ruf Amin  dalam acara peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw 1441 hijriah di Istana Negara Jakarta, mengatakan bahwa ia ingin meneladani Rasulullah Saw dalam membangun Indonesia. Ia menyebut Nabi Muhammad Saw adalah tokoh perubahan yang luar biasa yang patut diteladani. Rasulullah Saw bisa mengubah masyarakat jahiliah menjadi masyarakat yang terbaik hanya dalam waktu 23 tahun. Perubahan itu dengan hati, akhlak yang baik juga sikap yang santun sehingga masyarakat mau mengikuti ajarannya. Ia menilai cara itu bisa untuk membawa Indonesia menjadi lebih baik.

Allah Swt mengutus Rasulullah Saw untuk memberikan keteladanan yang paripurna. Pribadi Nabi Saw. adalah kebaikan untuk  seluruh  aspek  kehidupan. Akhlak, ibadah hingga pemerintahan yang beliau jalani penuh dengan keteladanan. Kaum Muslim sepatutnya menjadikan Nabi Saw sebagai teladan dalam kehidupan. Allah SWT berfirman: 
"Sungguh telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagi kalian, yaitu bagi siapa saja yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) Hari Akhir dan dia banyak mengingat Allah" (TQS al-Ahzab[33]:21)

Rasulullah Saw adalah satu-satunya Insan yang berhasil membangun peradaban manusia yang mulia. Di tengah-tengah kompetisi kekaisaran Romawi dan kerajaan Persia. Beliau berhasil mengangkat harkat martabat bangsa Arab dan umat manusia menuju peradaban yang sama sekali baru. Dikala itu Bangsa Arab dan umat manusia tenggelam dalam kubangan lumpur peradaban jahiliah. Keyakinan akidah masyarakat tenggelam dalam takhayul, khurafat dan syirik. Di bidang sosial dipenuhi syahwat yang merendahkan dan menindas kaum perempuan. Bidang ekonomi, praktik tipu-menipu dan riba merajalela. Bidang politik dan pemerintahan di dominasi oleh kelas borjuis atau tunduk pada penindasan Imperium Romawi. Nabi Saw. berhasil mengubah mereka menjadi masyarakat yang bertauhid, berhukum hanya kepada Allah SWT, berakhlak luhur, serta memiliki sistem pemerintahan yang kokoh dan sukses menciptakan keadilan. Kemudian peradaban itu dilanjutkan oleh para khalifah setelah beliau, yakni Khulafaur Rasyidin  dan para khalifah sesudahnya. Mereka sukses menyebarluaskan Islam hingga menguasai 2/3 dunia. Peradaban ini dikagumi oleh bangsa Barat. 

Rasulullah Saw bukanlah sekedar teladan dalam akhlak dan ibadah. Beliau pun memberikan tuntunan dalam politik dan pemerintahan. Setelah hijrah ke Madinah, mempersatukan kaum Anshar dan Muhajirin, menata negara Islam di Madinah dengan menyusun Piagam Madinah (Watsiqah al-Madinah). Semua elemen masyarakat selain kaum muslim, seperti kaum yahudi, dapat ditundukkan. Beliau juga mengangkat sejumlah pejabat negara seperti para pembantu beliau dalam urusan pemerintahan, para gubernur, amil, juga panglima perang. Beliau menetapkan Abu Bakar dan Umar bin Khathab ra  sebagai pembantu dalam bidang pemerintahan (mu'awin).  Kemudian  mengangkat Muadz bin Jabal ra sebagi gubernur (wali) di wilayah Janad, Ziyad bin Walid di wilayah Hadhramaut serta Abu Nusa al-'Asy'ari di wilayah Zabin dan 'Adn. Untuk kesekretariatan pemerintahan, Rasulullah diantaranya menunjuk Zaid bin Tsabit ra  sebagai sekretaris dan pemegang stempel beliau. Karena itu siapa saja yang mengingkari fakta bahwa Rasulullah Saw adalah sosok pemimpin negara dan pemerintahan, maka mereka telah berdusta dan mengingkari kebenaran.

Ada sejumlah kunci sukses Nabi Muhammad Saw sebagai seorang kepala negara dan pemerintahan. Pertama, yaitu pribadi beliau yang berakhlak mulia. Sebagai kepala negara, Rasulullah Saw menunjukkan pribadi pemimpin yang mengayomi, bukan seperti raja yang selalu mendapat pelayanan dari rakyat. Beliau justru jadi pelayan masyarakat. Nyata hidupnya sederhana, tidak sibuk dengan pencitraan, beliau bekerja keras mengurus urusan masyarakat dan memenuhi segala keperluan mereka. Kedua, yaitu Rasulullah Saw  menjadikan akidah Islam sebagai landasan hidup bermasyarakat dan bernegara. Karena keimanan kaum Muslim dengan mentaati Allah dan Rasul-Nya dalam segala urusan mereka. Ketiga, Rasulullah Saw hanya menerapkan syariah Islam secara paripurna (kaffah) dan konsisten. Beliau tidak pernah berkompromi dengan siapapun saat menjalankan hukum Allah SWT. Saat di Makkah, Nabi Saw tidak membiarkan satu berhala pun tersisa. Seluruh berhala dihancurkan oleh kaum Muslim atas perintah beliau. Beliau juga menegur sebagian orang yang membujuk beliau agar tidak menjatuhkan sanksi pidana potong tangan kepada seorang perempuan dari keluarga bangsawan Bani Makhzum.

Dengan demikian umat wajib mengikuti dan meneladani Rasulullah Saw secara keseluruhan. Tidak boleh setengah-setengah, tidak boleh melepaskan sosok Nabi Saw dari syariah Islam yang beliau bawa. Umat tidak boleh mengambil sebagian keteladanan dari Nabi Saw lalu mencampakkan sebagian lainnya. Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Saw bukanlah pilihan bagi umat, melainkan wajib diambil secara keseluruhan. Bentuk pemerintahan dan kenegaraan yang di praktikkan oleh Nabi Saw yang diteruskan Khulafaur Rasyidin dalam wujud Khilafah, juga wajib untuk diambil, sebagaimana kaum Muslim berkewajiban mengikuti tatacara shalat yang dicontohkan oleh beliau. Karena itu tentu aneh dan ironis jika ada keinginan meneladani Rasulullah Saw dalam membangun Indonesia, tetapi menolak dengan keras sistem pemerintahan Islam (Khilafah),  yang menerapkan syariah secara kaffah yang notabene warisan Nabi Saw karena dianggap  bertentangan dengan kesepakatan. Oleh karenanya, meneladani Rasulullah Saw hanya dengan mengambil sebagian sunnah beliau dan mencampakkan sebagian yang lain adalah kedurhakaan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.
Wallahu a'lam bi ash-shawab

Post a Comment

Previous Post Next Post