Gerakan Pelajar Anti Radikalisme, Perlukah?

By  : Ummu Azka

SEBANYAK 2000 siswa SMA/SMK di Jawa Barat mendapat pelatihan antiradikalisme, di Bumi Perkemahan Mandalawangi, Cianjur, Jawa Barat (Jabar), hari ini. Mereka dikumpulkan untuk memperkokoh rasa persatuan dan kesatuan dengan sesama warga.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil (Emil-red) hadir langsung untuk memberikan arahan dalam acara yang diinisiasi Relawan Jabar Bergerak tersebut."Ini bagian dari pendidikan Pancasila. Ada dua ribuan anak-anak yang kita undang, untuk menguatkan kepancasilaan, kerukunan, dan jadi agen untuk menangkal radikalisme," kata Emil (Media indonesia.com)

Setelah semua kementerian bekerja sama dalam menangkal gerakan Radikalisme, kini totalitas pemerintah pun ditampakkan dengan adanya pelatihan antiradikalisme untuk pelajar. 

Pelajar sebagaimana diketahui, merupakan masa dimana pemikiran sedang terbangun. Ketidak sesuaian antara idealisme dengan realitas sangat mudah memicu reaksi bagi kaum muda ini. Gerakan yang dilakukan gubernur Jawa barat ini memancing banyak tanda tanya : Benarkah masalah yang dihadapi anak muda saat ini hanya terbatas pada radikalisme?

Masalah yang Sesungguhnya
Pelajar, sesungguhnya sedang mengalami masalah yang cukup pelik. Mulai dari mahalnya biaya pendidikan yang layak, hingga harus berhadapan dengan serangan narkoba dan juga arus pergaulan bebas. 
Kampanye antiradikalisme yang digagas pemerintah harus dipertegas kemana arahnya. Positif jika itu untuk menghalau semua yang berkaitan dengan perpecahan bangsa, seperti munculnya gerakan separatisme di Papua yang sudah jelas mengancam banyak jiwa. Selain itu perlu diapresiasi jika memang menggiring ke arah anti imperialisme dan penjarahan sumber daya alam yang selama ini sedang gencar menimpa Ibu Pertiwi. 

Namun sayangnya ada opini terselubung yang dikemas apik dalam narasi antiradikalisme ini. Kemudian identifikasi , dan klaim sepihak yang dibuat seolah mengacu kepada bahwasanya Radikalisme identik dengan Islam. Berbagai narasi apik yang dibuat seolah menguap begitu saja karena ujung-ujungnya masyarakat disuguhi sajian klasik seperti teror bom, pelaku berjanggut , serta mengarah kepada pemahaman tertentu dalam Islam, seperti jihad dan Khilafah.

Pelajar, sesungguhnya sedang mengalami masalah yang cukup pelik. Mulai dari mahalnya biaya pendidikan yang layak, hingga harus berhadapan dengan serangan narkoba dan juga arus pergaulan bebas. Arus kehidupan sekuler liberal telah merenggut banyak cita-cita pelajar dan mengantarkannya pada perbuatan yang sia sia. 

Sementara itu, menilik potensi para pelajar yang begitu besar, selayaknya mereka dibina dengan baik untuk dapat mencapai prestasi dengan tetap memegang nilai agama. Keimanan yang kuat akan mendorong para pelajar terjaga dari berbagai ekses yang berbahaya seperti narkoba dan pergaulan bebas. 

Oleh karena itu, kegiatan pelatihan seperti yang dilakukan Gubernur Jawa barat ini alangkah baiknya jika diarahkan untuk memotivasi para pelajar agar bisa melangkah menjadi muslim yang cerdas,dan taat.

Post a Comment

Previous Post Next Post