Semakin Dibungkam, Semakin Mendekati Kemenangan 



Oleh: Riyanti, S.H 
(Aktivis Dakwah Islam, Member AMK)

Lagi, lagi, dan lagi rezim hari ini berusaha membungkam dakwah  syariah dan khilafah. Terbukti  ketika Menko Polhukam Wiranto bicara soal stabilitas politik dan keamanan dalam negeri. Wiranto menyebut pemerintah tengah menggodok aturan mengenai larangan individu menyebarkan ideologi khilafah. (m.detik.com, 13/09/2019). Hal ini disampaikan setelah sebelumnya pemerintah mencabut BHP ormas Islam yang mendakwahkan syariah dan khilafah tanpa ada penjelasan dan surat peringatan. Peraturan baru yang sedang digodok pun tidak hanya akan membungkam ormas Islam tapi individu yang menyuarakan.

Rencana ini didukung oleh Bendahara PBNU Nasyirul Falah Amru yang menegaskan bahwa rencana pemerintah yang akan membuat aturan tentang pelarangan terhadap ideologi khilafah harus didukung. Hal ini muncul karena penyebaran ideologi khilafah tidak berhenti walaupun kelompok yang berideologi demikian sudah dibubarkan. “Kalau memang ada ormas yang terindikasi mengurus ajaran khilafah, maka wajib ditolak," Tegas Gus Falah. (gesuri.id, 14/09/2019).

Saat ini khilafah menjadi buah bibir di berbagai kalangan. Entah para politisi, aktivis, cendekiawan dan berbagai lapisan masyarakat. Khilafah terlihat renyah untuk dibicarakan atau didiskusikan. Disamping konotasi berbau positif atau negatif, pro atau kontra, mendukung atau melarang.

Namun, pemerintah saat ini memandang bahwa khilafah merupakan sesuatu yang bertentangan. Bahkan khilafah dan para penyerunya dicap radikal, anti kebhinekaan, anti NKRI, anti pancasila dan berpotensi memecah belah persatuan. Maka wajar jika hari ini pemerintah sibuk menghalau ormas atau individu yang menyuarakan khilafah Islam.

Pada faktanya khilafah bukanlah ideologi seperti yang dituduhkan. Khilafah merupakan ajaran Islam. Dahulu Rasulullah dan para sahabat berjuang untuk menegakkan khilafah di muka bumi dengan berbagai resiko dan tantangan. Pada akhirnya berdirilah negara Islam (Khilafah) di Madinah dengan history  yang sangat mengagumkan. Selama 13 abad lamanya khilafah tegak menaungi 2/3 dunia serta memberikan kesejahteraan. 

Will Durrant seorang sejarawan Barat memuji khilafah dalam bukunya yang berjudul Story of Civilization dengan mengatakan, "Para Khalifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya bagi kehidupan dan kerja keras mereka. Para khalifah itu juga telah menyediakan berbagai peluang untuk siapapun yang memerlukan dan memberikan kesejahteraan selama beradab-abad dalam wilayah yang sangat luas. Fenomena seperti itu belum pernah tercatat (dalam sejarah) setelah zaman mereka. Tak hanya dari kalangan sejarawan saja yang memuji khilafah. Namun, kalangan mantan biarawati pun takjub akan khilafah. Dialah Karen Amstrong. Seorang mantan biarawati sekaligus penulis terkenal. Karen memuji kehidupan beragama yang ada dalam khilafah. Dalam negara Khilafah, agama selain Islam mendapatkan perlakuan yang sangat baik. Bahkan menurut Karen Amstrong, kaum Yahudi menikmati zaman keemasan di Andalusia. "Under Islam, the Jews had Enjoyed a golden age in al-Andalus" tulis Karen Amstrong.

Fakta ini sangat jauh berbeda setelah hampir satu abad khilafah Islam runtuh sejak tahun 1924. Kesejahteraan tak lagi dirasakan oleh masyarakat seluruh dunia, yang ada hanya kezaliman para penguasa. Kemiskinan semakin merata, kesehatan mahal harganya, pendidikan sulit dijangkau karena tingginya biaya, pergaulan bebas merajalela.Tak hanya itu, pembunuhan serta serangan terhadap kaum muslim terus digencarkan.

Neoimperialisme tak dapat dihentikan. Para pemimpin bungkam, seolah semua aman. Padahal rakyat menjerit kelaparan, kesakitan, bahkan menimbulkan kematian. Kaum kafir semakin bebas berkeliaran di negeri-negeri muslim tanpa ada ancaman. Akhirnya orang-orang Islam ditendang dari kampung halaman. Hal ini bukan karena tidak adanya seorang pemimpin, tetapi mereka sibuk bergandengan tangan dengan para penjajah.

Rakyat pun kian muak dengan keadaan yang saat ini mereka rasakan. Mereka ingin keluar dari jeratan neoimperialisme yang tengah memenjarakan. Dan satu-satunya solusi adalah kembali kepada Islam. Dengan cara menerapkan syariah Islam secara total sebagaimana dicontohkan Rasulullah, para sahabat dan generasi setelahnya.

Upaya mengembalikan kehidupan Islam tidak semudah membalikkan telapak tangan. Perlu perjuangan dan pengorbanan. Mulai dari harta, tenaga, waktu bahkan nyawa pun harus siap direlakan. Pembungkaman terhadap aktivis yang menginginkan kembalinya kehidupan Islam merupakan satu diantara perjuangan yang dahulu Rasulullah dan para sahabat rasakan. Namun, apa yang saat itu Rasulullah dan para sahabat lakukan? sabar dan terus berjuang hingga kemenangan itu tiba. Meskipun banyak halangan dan rintangan yang siap menghalau para pejuang Islam, tetapi hal itu tidak menyurutkan langkah perjuangan mereka. 

Kembalinya kehidupan Islam dalam naungan khilafah merupakan suatu janji yang pernah Rasulullah Saw ucapkan. Seluruh umat Islam tahu bahwa setiap apa yang Rasulullah katakan adalah sebuah kebenaran. Maka kembalinya Islam juga merupakan suatu kepastian.

 “Periode kenabian akan berlangsung pada kalian dalam beberapa tahun, kemudian Allah mengangkatnya. Setelah itu datang periode khilafah 'ala minhajin nubuwwah (kekhilafahan sesuai manhaj kenabian), selama beberapa masa hingga Allah ta’ala mengangkatnya. Kemudian datang periode mulkan aadhdhan (penguasa-penguasa yang menggigit) selama beberapa masa. Selanjutnya datang periode mulkan jabbriyyan (penguasa-penguasa yang memaksakan kehendak) dalam beberapa masa hingga waktu yang ditentukan Allah ta’ala. Setelah itu akan terulang kembali periode khilafah 'ala minhajin nubuwwah ditulis miring. Kemudian Nabi Muhammad SAW diam.” (HR Ahmad; Shahih).

Hari ini kita sedang hidup di masa mulkan jabbriyyan (penguasa-penguasa yang memaksakan kehendak), tetapi masa ini akan segera kita lewati. Pada akhirnya kita akan hidup kembali di masa khilafah 'ala minhajin nubuwwah (khilafah yang sesuai dengan metode kenabian). Ini adalah janji Allah dan bisyarah Rasulullah yang tidak seorang pun bisa menghalangi. Sekuat dan setinggi apapun kedudukannya, sebanyak apapun hartanya tidak akan  pernah bisa menghalangi kembalinya khilafah  Islam. Sehingga semakin dibungkam, semakin kemenangan itu akan Allah segerakan. Aamiin.

Post a Comment

Previous Post Next Post